Renungan hari ini:
MEMIKUL SALIB KITA
Matius 10:38 (TB) "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku"
Matthew 10:38 (NET) "And whoever does not take up his cross and follow me is not worthy of me”
Memikul salibkita menjadi syarat untuk layak bagi Yesus. Tanpa kita memikul salibkita sendiri maka kita tidak masuk perhitungan dalam keselamatan kekal itu. Kita tentu tau mengenai keajaiban dari salib Kristus. Kita melihat bahwa, hanya melalui salib Kristus dan juga darah yang mengalir di salib itu, maka kita bisa memperoleh keselamatan kita. Akan tetapi bagaimana karya keselamatan ini bisa menjadi efektif di dalam hidup kita? Salib Kristus sungguh ajaib dan darahnya dapat menghapus dosa. Akan tetapi bagaimana salib itu bisa menyelamatkan kita?
Jika salib Kristus menyelamatkan kita, lalu mengapa Yesus berkata, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:27)? Bagaimana cara untuk memadukan kedua hal tersebut? Salib Kristuskah yang menyelamatkan kita, atau kita juga harus memikul salib kita? Dia tidak berkata, “Kamu boleh memikul atau tidak memikul salibmu, sesuka hatimulah, asal kamu percaya pada-ku, maka tak ada masalah.”Yesus berulangkali berkata, “Jika, dan hanya jika, kamu memikul salibmu, baru kamu bisa menjadi milikku sebagai murid-ku.” Kata Yesus, “Barangsiapa” (ini berarti ayat ini ditujukan kepada semua orang), “tidak memikul salibnya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Kita sebelumnya juga sudah melihat bahwa kata “murid” tidak mengacu hanya pada orang-orang yang terpilih di tengah Gereja. (Kata murid menunjuk kepada semua orang Kristen di dalam Alkitab. Sebelum mereka disebut sebagai “orang Kristen”, mereka disebut sebagai “murid-murid.” Dan baru belakangan di antiokhia para murid itu disebut sebagai “orang Kristen” oleh orang dunia.) Nah, jika demikian halnya, berarti kita terjepit di antara salib Kristus dan salib yang harus kita pikul. Dimanakah harusnya kita berdiri?
Di jaman ini, pada umumnya kita diberitahu bahwa salib Kristus, dan hanya salib Kristus saja, yang menyelamatkan kita. Jika memang begitu, maka kita tidak memerlukan lagi ajaran Yesus yang menyuruh kita untuk memikul salib. Tidak heran jika banyak penginjil jaman sekarang yang tidak tahu harus berbuat apa dengan ayat-ayat ini. Kita diberitahu bahwa kita diselamatkan hanya oleh kematian Kristus saja. Hanya salib Kristus saja yang penting. Lantas apa gunanya berbicara tentang hal memikul salib? Apa perlunya berbicara tentang hal memikul salib jika yang menyelamatkan kita adalah salib-Nya? Jika salib Kristus saja yang menyelamatkan kita, mengapa saya harus memikul kita?
Jika saya menanyakan hal ini kepada kita sekalian, bagaimana jawaban kita? Jika kita disuruh untuk memikul salib kita dan mengikut Yesus, apakah itu berarti bahwa usaha kita memikul salib kita itu yang menyelamatkan kita? Lalu apakah kita ini diselamatkan oleh kasih karunia atau oleh usaha kita dalam memikul salib kita? Oleh yang manakah kita diselamatkan?
Coba perhatikan, kita tidak diberikan pilihan untuk tidak memikul salib, karena kita baru bisa menjadi milik Yesus jika kita memikul salib. Dan kalau kita baru bisa menjadi milik Yesus dengan memikul salib, berarti kesimpulannya adalah bahwa kita baru diselamatkan kalau memikul salib. Jadi bagaimana menjawab persoalan ini? Apakah kita diselamatkan oleh salib Kristus atau oleh karena memikul salib kita? Atau apakah kita diselamatkan oleh keduanya, yaitu oleh kasih karunia dan oleh karena kita memikul salib kita? Atau apakah kasih karunia itu tidak utuh sebelum kita menambahkan usaha kita ke dalamnya? Tetapi bagaimana kasih karunia itu pantas disebut sebagai kasih karunia jika kita menambahkan usaha kita sendiri ke dalamnya?
Pertanyaan ini sangat sulit, bukankah begitu? Bagaimana cara kita menjawabnya? Tidak pernahkah pertanyaan ini terlintas di benak kita saat membaca Alkitab? Dan jika memang pernah terlintas, lalu apa jawaban kita? Atau apakah kita malah menghindari pertanyaan ini?
Di jaman ini, kita diberitahu bahwa kasih karunia adalah pemberian cuma-cuma dari Allah di mana Kita tidak perlu mengupayakan apa-apa untuk itu. Akan tetapi jika kita tidak melakukan apa-apa dan tidak memberi apa-apa, bagaimana mungkin kita diminta untuk memikul salib juga? Karena memikul salib berarti memberi segala-galanya. Karena memikul salib berarti memberi segenap kehidupan kita untuk mati di kayu salib.
Lalu, apa maksud dari pembicaraan tentang salib itu? Salib kita merupakan syarat untuk menerima hidup yang kekal. Salib bukan sarana untuk memperoleh hasil, melainkan sarana untuk memenuhi persyaratan. Saat sahabat merenungkan persyaratan yang diberikan, sahabat akan melihat sungguh luar biasa hikmat Yesus!
Kita mungkin bertanya, “Mengapa Yesus membuat persyaratan ini? Mengapa dia menginginkan hal ini dari kita?” Karena hanya dengan jalan itu maka kita bisa benar-benar diselamatkan. Jika salib tidak masuk ke dalam hidup kita, maka kita akan kembali lagi ke dalam dosa, dan itu pasti. Alasan mengapa Yesus ingin agar kita mengalami salib di dalam hidup kita adalah untuk menghancurkan dasar pijakan dosa di dalam kehidupan kita. Itulah makna dari firman yang luar biasa, yang diucapkan oleh rasul Petrus di dalam suratnya, barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa (1Ptr. 4:1). Karena itu, marilah pikul salibkita agar kita layak di hadapan TUHAN. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar