Jumat, 19 April 2019

Renungan hari ini: JANGAN TAWAR HATI

Renungan hari ini: 

JANGAN TAWAR HATI



1 Samuel 17:32 (TB) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu" 

1 Samuel 17:32 (NET) David said to Saul, “Don’t let anyone be discouraged. Your servant will go and fight this Philistine!” 

Jangan tawar hati ketika menghadapi musuh yang berat. Tetapi kita malah harus semakin berani menghadapninya. Salah satu sejarah Alkitab yang mengajarkan kita soal iman dan keberanian adalah ketika Daud kecil mengalahkan seorang raksasa Goliat di lembah Tarbantin. Hanya dengan bersenjatakan ketapel, Daud akhirnya berhasil merobohkan sang raksasa itu. Sementara sang raksasa kala itu bahkan mengenakan perisai lengkap yang mahal dan senjata lembing yang terbuat dari tembaga. Jika keduanya dibandingkan, maka pertarungan saat itu sangatlah tidak seimbang. Seorang anak kecil yang hanya setinggi 3 meter si raksasa harus bertarung mengorbankan nyawa.

Jika kita memposisikan diri sebagai Daud, tentulah kita juga akan merasa terintimidasi dan dipenuhi dengan ketakutan yang sangat. Tapi saat itu, Daud malah mampu menumbangkan lawannya itu. Kemenangan Daud itulah akhirnya tercatat sebagai kemenangan fenomenal, yang hingga hari ini masih terus diingat.

Sebagian dari kita mungkin tahu atau selalu bertanya-tanya soal rahasia dari keberhasilan Daud mampu mengalahkan raksasa. Berdasarka cerita lengkapnya yang tercatat dalam 1Samuel 17:1-31, setidaknya ada empat cara yang digunakan Daud untuk mengalahkan masalah besar, seperti raksasa Goliat dan hal ini patut kita teladani.

Pertama, jangan fokus pada masalah, tapi fokus pada Tuhan. Saat tubuh dan perlengkapan dan persenjataan Goliat sama sekali sangat jauh daripada yang dia punya, Daud tidak memandang hal itu sebagai kekalahan atau menimbulkan ketakutan. Tapi dia tetap memandang Tuhan dan kebesaran-Nya. Lihat bagaimana reaksi Daud ketika mendengar intimidasi Daud yang menakutkan seluruh prajurit Israel? Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” (1Sam. 17: 26).Ayat ini menggambarkan bahwa Daud sama sekali tidak memandang masalah melainkan fokus pada Tuhan yang dia sembah dan yang selalu bersamanya. Karena itu, selama kita tetap hidup sesuai ketetapanNya, kita hanya perlu memenangkan diri, karena Firman Tuhan berkata “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes. 30:15).

Kedua, jangan pernah tawar hati. Di ayat 32 dituliskan, Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”  Perhatikan bagaimana Daud bisa percaya diri menghadapi raksasa Filistin itu. Dia hanyalah seorang anak kecil yang wajahnya masih kemerah-merahan dan bahkan keluarganya saja tidak menganggapnya sebagai anak yang berharga dan istimewa.Tapi kepercayaannya kepada Tuhan, membuat dia berani. Daud tahu bahwa jika Tuhan ada bersamanya ia tidak perlu tawar hati terhadap apapun. Merujuk pada kitab Amsal, disana kitapun diingatkan bahwa dengan tawar hati ketika menghadapi situasi sulit, kekuatan kita akan segera menyusut sehingga kita tidak punya daya lagi untuk menghadapinya. “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Ams. 24:10).

Ketiga, mengingat pertolongan Tuhan di masa lalu. Selain fokus pada Tuhan saja, keberanian dan rasa percaya diri Daud saat diperhadapkan pada masalah besar timbul dari pengalaman-pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Dia menyadari bahwa Tuhan selalu menjaga dan melindunginya dalam setiap pekerjaannya sebagai gembala. Dalam salah satu percakapannya dengan Raja Saul, Daud menyampaikan pengalamannya sebagai gembala yang pernah mengalahkan singa dan beruang yang berusaha menyerang domba-dombanya (baca 1Sam. 17: 34-37).

Keempat, memakai persenjataan yang ada padanya. Berbeda dengan Goliat yang dilengkapi dengan persenjataan tembaga dan perisai. Saat itu, Daud malah hanya punya sebuah ketapel di tangannya, yang biasa dia pakai saat menggembalakan domba. Lalu dia memilih lima batu licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya. Setelah itu, dia datang mendekati lawannya dan menghajarnya hanya dengan batu kecil yang ditembakkan melalui ketapelnya itu. Daud memakai apa yang ada padanya dan berkat penyertaan Tuhan benda sederhana itu bisa berkekuatan luar biasa.

Bandingkan dengan reaksi kita pada umumnya ketika menghadapi masalah besar. Bukankah pikiran kita sering tertutupi oleh rasa takut dan kepanikan sehingga kita lebih cenderung fokus kepada apa yang tidak kita miliki ketimbang memeriksa terlebih dahulu apa yang ada pada kita? Akan sangat baik apabila kita bisa tetap tenang dan melihat dahulu apa yang kita punya sebelum kita buru-buru panic. Kita sering berpikir terlalu jauh lalu mengabaikan bahwa solusinya mungkin saja bisa timbul lewat penyelesaian sederhana. Mungkin hanya sesuatu yang sederhana, tetapi seperti Daud, kita harus percaya bahwa ditangan Tuhan itu bisa menjadi senjata luar biasa untuk mengatasi persoalan.

Di atas dari semua cara yang dilakukan Daud, kemenangannya melawan Goliat juga tidak terlepas dari imannya kepada Tuhan. Dia tahu diapa Tuhan yang dia percayai dan menerima janji kemenangan yang dinyatakan Tuhan atas dia (baca 1Sam. 17: 46-47). 

Musuh yang kita hadapi di masa ini mungkin bukanlah manusia secara fisik seperti raksasa Goliat. Tapi musuh atau lawan kita bisa berasal dari beragam hal, mulai dari masalah keluarga, hubungan, keuangan dan sebagainya. Tapi apapun masalahnya, Wahyu mengingatkan kita bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan musuh adalah dengan menggunakan senjata iman kita yaitu oleh kuasa darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian (Why. 12:11). Itulah senjata yang kita punya, sama seperti Daud menggunakan senjata yang dia punya. Karena itu, janganlah tawar hati tetapi beranilah melawan musuh dengan mengandalkan TUHAN agar kita beroleh kemenangan. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan merayakan Sabtu Sunyi serta besok ke Gereja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...