Minggu, 14 Oktober 2018
Kotbah: Yosua 1:6-9 Bacaan: 1Tesalonika 3:1-5
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduapuluh Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Kuatkan dan Teguhkanlah Hatimu”. Pernyataan ini disampaikan TUHAN kepada Yosua saat TUHAN memilih Yosua menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel menuju Tanah Kanaan.
Menggantikan Musa memimpin bangsa yang besar tentu bukan hal yang mudah. Apalagi Yosua akan memimpin umat Israel berhadapan dengan bangsa-bangsa untuk menduduki tanah yang akan diberikan Tuhan. Namun, Tuhan mempersiapkan dan mempelengkapi Yosua agar mendapatkan kemenangan. Tuhan mempersiapkan Yosua untuk berangkat memimpin umat Israel menuju Tanah Perjanjian dengan satu kalimat “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”.
Dari kisah kehidupan Yosua ini, kita pun akan menjadi pemimpin di tengah-tengah keluarga, Gereja dan Masyarakat. Pertanyaan kita sekarang adalah apa yang bisa kita pelajari dari kisah Yosua ini agar hatin kita kuat dan teguh dalam memimpin keluarga, Gereja dan masyarakat kita?
Pertama, kita harus bertindaklah hati-hati (ay. 7). Sebelum melangkah, coba renungkan pikir baik, doakan dengan baik, dan melangkah sesuai dengan Firman Tuhan. Ingat Yakobus 4:13-15, Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
Sebelum melakukan apa pun juga, minta dalam doa dalam nama Yesus Kristus, minta tuntunan kepada Dia, jangan bertindak sembarangan. Hati-hati, pikir, dan renungkan dengan baik, setiap keputusan kita harus sesuai dengan Firman Tuhan.
Keberanian kita harus disertai dengan kehati-hatian, jangan keberanian yang berlebihan menjadikan kita mati konyol. Orang yang berani itu tidak selamanya untuk terus maju, tetapi ada saatnya untuk berhenti, berjalan berlahan atau bahkan mundur untuk mendapatkan momentum untuk melewati rintangan.
Dengan apa kita berhati-hati? Bertindak sesuai dengan hukum Tuhan, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan, merenungkan taurat Tuhan siang dan malam. Berhati-hati itu bukan takut, tetapi mengatur strategi untuk menang. Apapun yang ada di depan kita harus di analisa dan dipelajari dengan baik, supaya kita berfikir sebelum bertindak.
Kedua, kita jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri (ay. 7). Pengamsal berkata, “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 16:25). Untuk itu jangan menyimpang ke kanan ke kiri. Kita jangan lihat lagi kekuatan-kekuatan selain nama Yesus. Jangan percaya agama-agama lain, tapi hanya satu nama, Yesus Kristus. Dalam tantangan, tekanan, dan masalah yang ada, haram hukumnya bagi orang percaya untuk mundur dari Yesus. Jadilah seperti Kristen bola kasti, kalau dilempar, akan kembali lagi. Suka dan duka, tetap bersama Yesus Kristus.
Ketiga,kita harus memperkatakan Firman Tuhan (ay. 8). Dalam mulut orang percaya ada kuasa. Hati-hati dengan perkataan kita.Kita harus mengindari sungut-sungut! Tuhan katakan bahwa apa saja yang kita minta dan doakan itu akan diberikan kepada kita (mrk. 11:24). Waktu kita perkatakan janji-janji Tuhan, maka janji-janji itu akan kita dapatkan!
Keempat,kita harus menungkan Firman Tuhan siang dan malam (ay. 8). Dalam bahasa aslinya, logisomai,artinya masukkan terus menerus Firman Tuhan, masukkan siang dan malam terus menerus karena peperangan kita adalah dalam pikiran kita. Isi pikiran kita dengan Firman Tuhan dan bukan hal-hal lain. Firman Tuhan itu akan menjadi kenyataan, dan apa yang Saudara perkatakan dan imani, itu yang akan diberikan Tuhan Yesus Kristus. Waktu dengar Firman Tuhan, tangkap apa yang Tuhan bicara pada kita, masukkan terus, perkatakan terus, satu kali kelak Firman Tuhan itu akan jadi.
Kelima, kita jangan kecut dan tawar hati (ay. 9). Tuhan katakan bagi kita jangan kecut dan tawar hati. Firman Tuhan katakan bahwa waktu kita tawar hati, hilanglah kekuatan kita. Mungkin pagi ini ada yang datang rasanya buntu, tidak ada yang keberhasilan, dan mulai mengalami tawar hati. Tapi pada pagi ini, kalau mau mengalami terobosan, jangan ada yang mengalami tawar hati, putus pengharapan, putus asa, apa pun juga bentuknya, jangan ada yang tawar hati! Dia yang lemah kekuatannya, tidak akan mendapatkan apa-apa.
Yosua berangkat menjalankan perintah Tuhan itu harus benar-benar siap tanpa rasa takut, cemas, gentar dan patah hati. Yosua harus siap dengan keberanian yang penuh, tanpa ada keraguan sedikit pun untuk melangkahkan kakinya.
Keenam,Tuhan menyertai kita sampai selama-lamanya (ay. 9). Apa dasar keberaniannya (kuat dan teguh)? Tidak lain adalah janji Tuhan yang berkata “sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi”. Keberanian, kekuatan dan keteguhan hatinya menghadapi yang ada dihadapannya adalah penyertaan Tuhan. Tiap langkahnya Tuhan senantiasa menyertai. Tuhan tetap turut serta bersamanya, sehingga ketika alasan untuk kita berani adalah mengimani penyertaan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar