Renungan hari ini:
RAMAH DAN LEMAH LEMBUT
Titus 3:2 (TB) "Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang"
Titus 3:2 (NET) "They must not slander anyone, but be peaceable, gentle, showing complete courtesy to all people”
Nas hari ini mengajak kita untuk mengajak kita menghindari sikap negatif seperti memfitnah, dan bertengkar, tetapi lebih fokus pada sikap positif sperti ramah dan lemah lembut. Ramah kepada semua orang merupakan sikap yang pertama kita lakukan. Ramah berarti kita membangun silaturahim dengan sesama kita. Kita berkomunikasi yang baik, bertutur kata yang sopan. Keramahan kita menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup kita sehari-hari. Ke mana pun kita pergi kita berusaha menyapa dan menegur orang dengan baik dan sopan.
Sikap kedua adalah lemah lembut. Lemah lembut berarti bersedia menerima keterbatasan dan kesulitan yang ada tanpa melampiaskan kejengkelan kita terhadap orang lain. Itu berarti menunjukkan rasa syukur atas perlakuan sesederhana apa pun yang kita terima dan menoleransi mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik. Itu berarti sabar terhadap orang yang menyusahkan—terutama anak-anak kecil yang berisik dan gaduh; karena bersikap baik kepada anak-anak merupakan ciri dari orang yang baik dan lemah lembut. Lemah lembut berarti tetap berbicara dengan tenang dan lembut saat dihasut. Itu dapat berarti mengambil sikap diam; karena ketenangan sering menjadi respons yang tepat terhadap kata-kata kasar.
Yesus itu “lemah lembut dan rendah hati” (Mat. 11:29). Jika kita memohon kepada-Nya, pada waktunya, Dia akan membentuk kita serupa gambar-Nya. Allah tidak ingin mendengar dari kita sebuah nada yang menyinggung atau sepatah kata yang melukai hati orang lain. Yesus lahir untuk menebus kita dari dosa tersebut, seperti juga dari dosa-dosa lainnya.”
Firman Tuhan hari ini menyuruh kita agar menjadi hamba-Nya yang selalu ramah dan bersikap lemah lembut kepada semua orang. Tentu kita melakukannya bukan sekedar pencitraan semata atau hanya mencari muka. Namun kita berlaku ramah untuk mencerminkan pribadi Kristus sendiri, agar hidup kita tidak menjadi batu sandungan di mata dunia. Lagipula jika dipikir, keramahan ujungnya hanya memberi keuntungan pada diri kita sendiri. Ya, sebagai pekerja misalnya, jika kita melayani dengan ramah lalu para pelanggan disenangkan, Kita pula bukan yang mendapat profitnya? Atau sebagai warga masyakarat, jika kita dikenal ramah oleh orang di sekitar rumah, lalu suatu saat kita tertimpa persoalan, saya rasa tidak sulit untuk mendapat bantuan dari orang-orang. Sebaliknya, bila kita dikenal arogan, siapa kira-kira yang sudi mengulurkan tangan? Barangkali tidak ada yang mau menolong.
Oleh sebab itu, di mana pun kita berada mari kembangkan selalu keramahan dan kelemah lembutan. Karena ketika kita bersikap ramah dan lemah lembut, kita sedang menunjukkan wajah Allah di tengah dunia. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar