Renungan hari ini:
SALING MENGASIHI
Roma 12:10 (TB) "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat"
Romans 12:10 (NET) "Be devoted to one another with mutual love, showing eagerness in honoring one another”
Saling mengasihi berarti ada dua pihak yang sama-sama memberi kasih. Kasihnya bergayung sambut. Tidak bertepuk sebelah tangan. Kata “saling” memberikan makna yang medalam dalam nas hari ini. Ada dua kata “saling” dalam nas ini, yakni:
Pertama,saling mengasihi sebagai saudara. Paulus menasihatkan agar anggota-anggota gereja harus saling mengasihi sebagai saudara. Kita harus memiliki “kasih persaudaraan” (brotherly love)antara satu dengan yang lainnya. Orang Kristen saling mengasihi karena mereka adalah satu keluarga. Allah adalah Bapa mereka, dan mereka satu sama lain adalah saudara dan saudari di dalam Tuhan. Mereka bukanlah orang asing satu sama lain. Gereja Kristen bukanlah suatu kumpulan dari para kenalan; juga bukan kumpulan dari para sahabat; tetapi mereka adalah satu keluarga di dalam Allah”. Para anggota keluarga jemaat haruslah menghidupkan kasih kekeluargaan mereka. Kasih kekeluargaan ini perlu dihidupkan agar kita tida jatuh di dalam kasih yang tidak tulus atau “kasih yang pura-pura”. “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik” (Rm. 12:9).
Kedua, saling mendahului memberi hormat. Pengertian “rasa hormat” disini mencangkup sikap menunjukan penghargaan, apresiasi, pujian, sert jimentar positif. Sejak kita membuka mata dan bangun di pagi hari hingga menutup mata di malam hari, sebenarnya ada banyak orang yang berjasa di sekeliling kita. Mulai dari istri yang mempersiapkan sarapan dan segala perlengkapan suami serta anak – anak sebelum berangkat kerja dan pergi ke sekolah, petugas kebersihan di kantor, hingga tim pelayanan di greja, adalah sedikit contoh orang yang jasanya tidak bisa kita balas dengan uang atau tenaga kita. Namun dengan seuntai senyuman manis di bibir, sepotong ucapan terima kasih, serta sedikit pujian atas penampilan mereka hari itu, kita bisa menyatakan rasa hormat dengan penghargaan kepada mereka.
Hormat akan membuka akses. Ketika kita berlaku hormat maka kita juga akan mendapatkan hormat. Seringkali kita tidak mendapatkan hormat karena kita memang berlaku tidak hormat. Kita menghormati bukan dengan sekedar mengangkat tangan atau berkata santun. Ketika kita datang tidak terlambat, mengerjakan tugas sebaik-baiknya, berpakaian serasi dan terbaik, mengembalikan motor dalam keadaan bersih dan bensin penuh, mengembalikan baju dalam keadaan bersih dan rapih, memasak makanan terenak, merapihkan kamar dan rumah kita, memberikan penampilan/pertunjukan terbaik, itu artinya kita sedang menghormati Tuhan, menghormati diri kita dan menghormati orang lain. Wajarlah ketika kita melakukannya, maka kitapun memperoleh hormat dari orang lain. Orang lain akan lebih mendengarkan pendapat kita, memberi kesempatan lebih banyak, mempercayakan lebih banyak hal, menaikkan nilai/jabatan kita dan termasuk menambah pendapatan/penghargaan kita.
Ada suatu kebiasaan yang paling di kenang dari kehidupan Presiden pertama RI Ir. Soekarno, yaitu suka memberi pujian kepada lawan bicaranya. Presiden Soekarno selalu bisa menemukan sesuatu yang baru atau minimal hal menarik dari orang yang ia ajak bicara. Kebiasaan positif ini membuat beliau cepat di terima di dalam pergaulan internasional. banyak orang menaruh hormat atau apresiasi merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk membangun komunikasi yang berhasil.
Semua orang pasti senang saat beroleh rasa hormat atau penghargaan dari orang lain. Uniknya, saat kita memberikan pujian kepada lawan bicara; mungkin karena pakaiannya yang bagus atau karena tatariasnya yang menarik, lawan bicara biasanya akan berganti memuji kita. Itulah indahnya saling memberikan hormat satu sama lain.
Kita bisa belajar bahwa sikap saling mendahului dalam memeberi hormat ternyata merupakan salah satu perwujudan dari kasih. Kemampuan untuk memeberi hormat ternyata merupakan salah satu perwujudan dari kasih. Kemampuan untuk memberi rasa hormat kepada orang lain adalah sesuatu yang di pelajari, jadi bukan serta merta ada di dalam diri seseorang. Umat Tuhan harus belajar untuk berlomba untuk memberi hormat satu dengan yang lain. Dengan demikian tidak ada lagi sungut-sungut, yang ada hanyalah sekumpulan orang yang saling menaruh hormat satu sama lain. Jika kebiasaan ini sudah menjadi budaya, maka tidak mustahil bahwa apa yang tertulis di di dalam Mazmur 133:1 akan tergenapi, yaitu saat kita hidup bersama dengan rukun makan Tuhan berkenan dan Ia pun akan memerintahkan berkat-Nya turun atas kita. Karena itu, marilah saling mengasihi sesama saudara dan saling mendahului memberi hormat. (rsnh)
Selamat Merayakan Idul Adha bagi yang Merayakannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar