Renungan hari ini:
PERGI
KE RUMAH TUHAN
Mazmur 122:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Aku
bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah
TUHAN"
Psalms 122:1 (NRSV) I was glad when they said to me,
"Let us go to the house of the LORD!”
Pergi ke rumah TUHAN adalah kewajiban setiap orang
percaya. Mengapa? Karena di sana kita bertemu dengan TUHAN yang akan memberikan
segala berkat yang kita butuhkan. Di sana kita akan berjumpa dengan semua orang
percaya dan akan saling mendukung dan mendoakan satu sama lainnya. Perasaan apa
yang muncul di hati kita saat kita pergi ke rumah TUHAN? Seringkali
“sukacita” bukanlah jawaban yang ada di hati kita bukan? Bagi orang-orang
yang aktif terlibat dalam pelayanan mungkin yang terbayang adalah keletihan
yang akan dihadapi sepanjang hari Minggu. Sebagian orang mungkin merasa tidak
enak, ada yang mengganjal kalau belum ke gereja. Ada pula yang merasa berbeban
berat karena harus bertemu Ibu A atau Bapak B. Ada pula yang merasa biasa-biasa
saja karena ke gereja adalah bagian dari agenda rutin mingguan.
Daud mengungkapkan betapa bersukacita dan
bergairahnya dia ketika orang mengajak dia pergi ke rumah Tuhan. Mazmur ini
banyak berbicara tentang Yerusalem. Yerusalem menjadi sumber sukacita dan
gairah Daud bukan karena kota itu sendiri, melainkan karena adanya Bait Allah
di situ. Dalam konteks kita, kita bisa meletakkan gereja dalam pandangan yang
sama seperti Daud memandang Yerusalem.
Apa perasaan kita waktu melangkahkan kaki ke gereja? Kita
bisa mendengar gaung kerinduan hati Daud untuk melangkahkan kakinya ke
Yerusalem. Di sana ia akan bertemu dengan saudara dan teman, orang-orang
yang mencintai Tuhan. Di sana juga ada Rumah Tuhan. Di gereja kita bersekutu
dengan sesama anak Tuhan, saudara seiman. Kita disegarkan kembali oleh
perjumpaan dengan Allah.
Waktu melangkahkan kaki ke gereja, apa perasaan kita?
Adakah kita memiliki sukacita dan gairah seperti yang Daud miliki? Jika
sukacita dan gairah itu telah pudar dimakan waktu, dimakan kesibukan kita di
gereja, dimakan oleh keletihan pelayanan kita, inilah saatnya kita
berhenti dan berdoa, meminta Tuhan memulihkan kembali sukacita dan gairah
untuk datang ke rumah Tuhan: bersekutu dengan saudara seiman dan memuji Allah.
Daud adalah pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan.
Syair dan lagu yang dia ciptakan dalam Kitab Mazmur merupakan ungkapan
kerinduan hatinya kepada Tuhan. Daud amat bersukacita bila ada orang yang
mengajaknya pergi ke rumah Tuhan. Mengapa? Sebab dia bersyukur bukan hanya dia
saja yang mengasihi rumah Tuhan tetapi juga jemaat.
Mari kita renungkan beberapa alasan atau motivasi
dalam ibadah.
Pertama, apakah
kita beribadah karena terpaksa? Terpaksa
karena dijemput, atau diajak. Terpaksa sebab kalau tidak datang besoknya pasti
difollow up. Ibadah yang terpaksa tidak akan menjadi berkat, tetapi justru
menjadi beban sehingga tidak mengalami sukacita.
Kedua, apakah kita beribadah karena
rutinitas? Rutinitas dalam ibadah
seringkali menciptakan kebosanan dan rasa hambar. Apakah hanya kebiasaan saja
kita beribadah, kalau hari Minggu ke gereja? Ibadah yang hanya rutinitas akan
membuat Kekristenan agamawi, tidak ada dinamika dan sukacita dalam hati kita.
Ketiga, apakah
kita beribadah karena kerinduan kepada Tuhan? Sebuah kerinduan datang dari hati, tanpa dorongan
atau paksaan dari orang lain. Datang ibadah dengan kerinduan menyenangkan hati
Tuhan, bersekutu dengan-Nya dan mendengar suara-Nya. Ibadah yang didasari oleh
kerinduan akan menjadi berkat dan mendatangkan sukacita dalam kehidupan kita.
Setiap kita datang ke rumah TUHAN kita harus memiliki
sikap yang baik dan benar, yakni:
Pertama, kita
harus memiliki sukacita. Sukacita adalah
salah satu tanda kalau kita cinta sama rumah Tuhan. Saat kita cinta, kita
akan mengalami sesuatu yang menggembirakan. Tidak perlu dipaksakan dan
dibuat-buat, semangat dan sukacita tersebut akan terpancar sendiri dari dalam
ke luar.
Kedua, kita
harus memiliki hari yang sukarela. Kita
yang mengaku cinta rumah TUHAN pasti tidak perlu diminta dua kali
untuk mau menjadi volunteer (alias tidak dibayar, alias sukarela) untuk gereja-Nya.
Ketiga, kita
harus memberikan yang terbaik. Tanpa
harus dipaksa ataupun diminta, kita akan memberikan yang terbaik yang dapat
kita berikan. Bukan supaya dipuji orang lain, atau dikagumi orang banyak. Tetapi
semata-mata karena kita tidak rela Gereja Tuhan mendapat perlakuan yang
bukan the best!
Keempat, kita
menjadi tuan rumah, bukan tamu. Ini
salah satu tanda paling mudah dilihat. Kita akan menjadi tuan rumah (host)
kepada saudara-saudara kita, misalnya dengan melayani tanpa diminta, karena
kita merasa memiliki dan menjadi bagian dari "rumah" Tuhan. Tamu datang untuk dilayani, tetapi tuan rumah
akan melayani tamu-tamunya.
Itulah beberapa tanda kalau kita menyayangi gereja
kita. Apakah kamu memancarkan tanda-tanda tersebut? Karena itu, marilah kita
pergi ke rumah TUHAN dengan sukacita agar kita memperoleh berkat-Nya yang
berkelimpahan. (rsnh)
Selamat berkahir pekan dan besok ke Gereja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar