Renungan hari ini:
KASIH YANG KEKAL
Yeremia 31:3 (TB) "Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu"
Jeremiah 31:3 (NRSV) “The LORD appeared to him from far away. I have loved you with an everlasting love; therefore I have continued my faithfulness to you”
Kasih ALLAH beberbeda dengan manusia. Kasih Allah itu kekal, sementara kasih manusia berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi. TUHAN mengasihi kita dengan kasih kekal. Apa yang dimaksud kasih kekal? Sederhana, kasih-Nya tidak bertambah, tidak berkurang, tidak berubah, dan tidak berkesudahan.
“Kenapa kasih TUHAN tidak bertambah dan tidak berkurang?” Karena Dia sudah mengasihi kita dengan kasih yang sempurna yang Dia tunjukkan dengan cara memberikan Yesus bagi kita. Tidak ada yang dapat kita lakukan yang dapat membuat kasih-Nya bertambah, sebaliknya tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk membuat kasih-Nya berkurang.
TUHAN bukan hanya mengasihi kita dengan sempurna, kasih-Nya juga tidak pernah berubah dan tidak pernah berkesudahan. Sama seperti Pribadinya yang tidak pernah berubah, dulu, sekarang, sampai selamanya. Kalau dulu Dia mengasihi kita, sekarang Dia pun mengasihi, begitu juga dengan nanti, Dia akan tetap mengasihi kita.
Sadarilah dan tidak cuma mengetahui bahwa Allah mengasihi dan mengubah kita dengan kasih-Nya yang kekal. Apa yang kita ketahui tidak mengubah kita. Namun apa yang kita sadari, dapat mengubah hidup kita. Kasih yang kekal adalah Kasih Bapa Sorgawi.
Mengapa Tuhan Yesus datang dengan cara seperti itu ke dunia? Karena Dia ingin menunjukkan kasih Bapa Sorgawi. Oleh sebab itu, selama di dunia dia menyebut diri-Nya Anak Allah dan memanggil Bapa. Suatu hari, beberapa anak-anak disuruh untuk menggambarkan Tuhan menurut mereka. Ada yang menggambarkan orang yang memegang remote control yang dapat mengontrol apapun. Ada juga yang menggambarkan Tuhan dengan sesuatu yang besar, yang megah atau malah menakutkan. Ada beberapa orang yang menggambarkan Tuhan dengan matahari, gunung atau bahkan hakim yang menakutkan. Begitu banyak gambaran tentang Tuhan dalam pikiran manusia dan kebanyakan adalah sesuatu yang besar, jauh bahkan menakutkan. Betul, Tuhan tidak beranak dan diperanakkan. Tidak semua anak itu diperanakkan, contohnya anak kunci, anak sungai. Mengapa Yesus menyebut diri-Nya anak? Karena Dia ingin menunjukkan gambaran Allah kepada kita yaitu Bapa. Dia ingin mengubah persepsi manusia tentang Allah yang sebelumnya adalah sesuatu yang besar, jauh dan menakutkan menjadi Bapa, sosok yang memiliki kasih yang tak terbatas, kasih yang kekal. Karena kita tidak memiliki gambaran kasih di dunia, sehingga Yesus datang ke dunia untuk menunjukkan kasih itu. Kasih Allah tiada taranya bagi kita. Karena itu, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal, pikiranmu selama kita hidup di dunia ini. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar