Renungan hari ini:
BERTEKUNLAN DALAM DOA
Roma 12:12
(TB) "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"
Romans 12:12
(NRSV) "Rejoice in hope, be patient in suffering, persevere in prayer”
Ada tiga hal yang
hendak disampaikan nas hari ini bagi kita, yakni: bersukacita dalam pengharapan,
sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa. Pada pagi ini kita hanya membahas
bagian ketiga dari nas ini, yakni bertekun dalam doa.
Bertekun dalam
doa bisa juga diartikan “terus berdoa” atau “setia berdoa.” Semua itu memang
merupakan sejumlah aspek dari makna kata tersebut. Kehidupan Kristen yang
normal itu identik dengan kehidupan yang bertekun dalam doa. Bertekun dalam doa
tidak berarti bahwa berdoa kemudian menjadi satu-satunya kegiatan kitaa
(sekalipun pada bagian lain, Rasul Paulus mengatakan, “tetaplah berdoa” atau,
“berdoalah tanpa henti” (1Tes. 5:17). Ini berarti ada sejenis pola berdoa yang
memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai bertekun dalam doa. Dan itu tidak
akan sama bagi setiap orang. Bertekun dalam doa pastilah berbeda dengan tidak
bertekun dalam doa. Dan Allah jelas memahami perbedaan itu. Ia akan meminta
pertanggungjawaban kita: sudahkah kita bertekun dalam doa? Apakah kita memiliki
sejenis pola berdoa yang layak disebut sebagai “bertekun dalam doa”?
Ada beberapa pola
berdoa yang tidak layak disebut sebagai “bertekun dalam doa.” Misalnya, berdoa
hanya pada saat krisis menghampiri hidup kita jelas tidak termasuk dalam pola
bertekun dalam doa. Berdoa hanya pada waktu makan merupakan sebuah pola, tetapi
apakah itu memiliki sesuai dengan imbauan Rasul Paulus kepada jemaat untuk
“bertekun dalam doa”? Doa pendek “Aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur”
pada malam hari juga tidak identik dengan pola “bertekun dalam doa.” Doa
spontan, “Tolong saya, Tuhan” di mobil saat kita membutuhkan tempat parkir juga
bukan merupakan pola “bertekun dalam doa.” Semua itu baik. Tetapi kita semua
setuju bahwa Rasul Paulus mengharapkan sesuatu yang lebih dan berbeda dari para
pengikut Kristus ketika ia mengimbau, “Bertekunlah dalam doa.”
Pertanyaan kita
sekarang adalah mengapa harus tekun berdoa? Ada beberapa alasan mengapa kita
harus bertekun dalam doa, yakni:
Pertama,
karena
diajarkan oleh Kitba Suci. Kitab Suci mengajar kita berdoa dan kita memang
selayaknya melakukan apa yang difirmankan Allah. Jika kita tidak bertekun dalam
doa, maka itu berarti kita tidak menaati Kitab Suci. Itu bodoh dan berbahaya.
Jika berdoa terasa tidak mudah bagi kita, ingat saja betapa kita memang
merupakan bagian dari para pendosa yang telah jatuh. Maka, berjuanglah.
Ajarkanlah firman Tuhan kepada diri kita sendiri. Jangan biarkan dosa dan
kelemahan serta hasrat duniawi menguasai kita. Allah berfirman, “Bertekunlah
dalam doa.” Maka berjuanglah untuk itu.
Kedua,
karena
kebutuhan dalam kehidupan pribadi kita, dalam keluarga, dalam gerejakita maupun
gereja-gereja lain yang sangat mendesak. Dalam banyak kasus, terjadi
pertaruhan kekuatan antara sorga dan neraka, kepercayaan atau ketidakpercayaan,
hidup dan mati. Keselamatan dipertaruhkan ketika kita berdoa. Kita takkan
memahami manfaat doa jika kita tidak tahu bahwa hidup adalah peperangan. Salah
satu rintangan terbesar bagi kita untuk berdoa adalah fakta bahwa hampir
sepanjang waktu, rutinitas kehidupan kita berjalan lancar-lancar saja.
Ketiga,
karena Allah
bertindak ketika kita berdoa. Allah dapat melakukan banyak hal saat kita
berdoa. Allah telah memberikan yang terbaik saat kita menyampaikan permohonan
kita kepada-Nya bahkan sebelum kita minta pun Allah telah menyediakan segala
sesuatu yang kita butuhkan. Allah bertindak saat kita berdoa memberi keyakinan
bagi kita bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu saat kita
mempercayai-Nya dan memohon segala kebutuhan kita melalui doa-doa kita
kepada-Nya. Karena itu, bertekunlah dalam doa maka Allah akan bertindak bagi
kita. (rsnh)
Selamat berkarya
untuk TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar