KOTBAH MINGGU MISERICORDIASDOMINI Minggu, 04 Mei 2025 “MENGASIHI DAN MENGIKUT YESUS DENGAN SETIA” (Yohanes 21:15-19)
KOTBAH MINGGU MISERICORDIASDOMINI
Minggu, 04 Mei 2025
“MENGASIHI DAN MENGIKUT YESUS DENGAN SETIA”
Kotbah: Yohanes 21:15-19 Bacaan: Mazmur 30:1-13
Minggu ketiga sesudah Paskah dalam kalender liturgi disebut Misericordias Domini, yang berarti "kasih setia Tuhan"(dari Mazmur 33:5 dalam Vulgata: “Misericordia Domini plena est terra” – "Bumi penuh dengan kasih setia TUHAN"). Fokus Minggu ini adalah pada Yesus sebagai Gembala yang Baik, yang memanggil kita untuk mengasihi dan mengikuti Dia dengan setia, sebagaimana Ia terlebih dahulu mengasihi kita.
Perikop ini terjadi setelah kebangkitan Yesus, saat Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias. Di sana terjadi restorasi hubungan antara Yesus dan Simon Petrus, yang sebelumnya telah menyangkal-Nya tiga kali. Dalam perikop ini, Yesus tidak hanya mengampuni Petrus, tetapi juga mempercayakan kepadanya tanggung jawab besar: menggembalakan domba-domba-Nya.
Tema kita hari ini adalah tentang mengasihi dan mengikuti Yesus dengan setia. Melalui Yohanes 21:15-19, kita merenungkan dialog Yesus dengan Petrus setelah kebangkitan-Nya, yang memperlihatkan kepada kita panggilan untuk mengasihi dan mengikuti-Nya dengan sepenuh hati.
Dalam peristiwa ini, Yesus memulihkan hubungan-Nya dengan Petrus yang telah menyangkal-Nya tiga kali.Namun, melalui tiga pertanyaan yang Yesus ajukan, yaitu "Apakah engkau mengasihi Aku?", Yesus memberikan kesempatan kepada Petrus untuk menyatakan kembali kasihnya, dan sekaligus menyatakan panggilan untuk melayani—menggembalakan domba-domba-Nya. Melalui percakapan ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita mengasihi Yesus dan bagaimana kita mengikuti-Nya dengan setia dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mari kita menggali makna dari bagian ini, serta makna etimologi dari kata-kata yang digunakan dalam perikop ini untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam.
Pertama, mengasihi Yesus dengan tindakan nyata (ay. 15-17). Yohanes 21:15-17 menceritakan percakapan Yesus dengan Petrus, di mana Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Masing-masing kali, Petrus menjawab, "Ya, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi-Mu." Dan setiap kali, Yesus memberikan perintah untuk menggembalakan domba-domba-Nya.
Mengasihi Yesus dengan Tindakan berarti mengasihi Yesus dengan sepenuh hati. Yesus mengajukan pertanyaan ini kepada Petrus, yang sebelumnya telah menyangkal-Nya tiga kali, untuk memulihkan hubungannya dengan Petrus. Ini adalah kesempatan bagi Petrus untuk menyatakan kembali kasihnya kepada Yesus setelah pengkhianatannya. Mengasihi Yesus tidak hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata. Tindakan Yesus yang mengajarkan Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya menunjukkan bahwa mengasihi Yesus berarti melayani dan memelihara umat Tuhan. Pelayanan kepada sesama adalah bukti nyata dari kasih kita kepada Tuhan.
Pertanyaan Yesus sebagai Pengingat untuk Tindakan Kasih. Yesus menanyakan kepada Petrus tiga kali untuk menunjukkan bahwa kasih yang dimaksudkan adalah kasih yang total dan konsisten, yang membuktikan dirinya dalam pelayanan dan pengorbanan. Apakah kita sudah mengasihi Yesus dengan sepenuh hati? Mengasihi Yesus berarti kita harus berkomitmen untuk melayani Tuhan dan sesama, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun di gereja.
Kedua, mengikuti Yesus dengan setia (ay. 18-19). Yohanes 21:18-19 berbicara tentang panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya dengan setia dan mengikuti-Nya meskipun itu berarti menghadapi penderitaan. Yesus berkata kepada Petrus: "Sesungguhnya, apabila engkau masih muda, engkau mengikat pinggangmu sendiri dan berjalan ke tempat yang kaukehendaki; tetapi apabila engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Ini adalah ramalan Yesus mengenai kematian Petrus sebagai martir yang memuliakan Tuhan.
Mengikuti Yesus dengan Setia, Meski Menghadapi Pengorbanan. Yesus mengingatkan Petrus bahwa mengikuti-Nya tidak selalu mudah. Bahkan, Yesus meramalkan bahwa Petrus akan mengakhiri hidupnya sebagai martir yang memuliakan Allah. Ini adalah panggilan untuk setia kepada Kristus meskipun harus menghadapi penderitaan dan kematian. Mengikuti Yesus dengan setia berarti kita siap untuk berkorban demi kebenaran, bahkan jika itu mengarah pada tantangan, pengorbanan, atau penganiayaan.
Pengorbanan untuk Kristus berarti meninggalkan segala hal yang kita anggap penting demi melayani dan memuliakan Tuhan. Kita harus siap mengikuti Kristus dalam segala keadaan, baik dalam suka maupun duka. Apakah kita siap mengikuti Yesus bahkan ketika itu mengharuskan kita untuk mengorbankan kenyamanan atau hidup kita sendiri? Seperti Petrus, kita dipanggil untuk mengikuti Yesus dengan sepenuh hati, meskipun itu mengarah pada pengorbanan.
Pertanyaan kita sekarang apakah prinsip mengikut Yesus yang diajarkan Yesus kepada Petrus? Mari kita merenungkan beberapa prinsip yang diajarkan Yesus kepada Petrus yang juga relevan untuk kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, mengasihi Yesus dengan sepenuh hati dan tanpa syarat (ay. 15). "Sesudah mereka makan, Yesus berkata kepada Simon Petrus: Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini? Jawab Petrus: Ya, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Yesus berkata kepadanya: Gembalakanlah domba-domba-Ku." Yesus mengajukan pertanyaan tentang kasih yang sejati kepada Petrus. Tiga kali berturut-turut Yesus menanyakan, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Ini bukan hanya sekadar untuk menguji Petrus, tetapi untuk memulihkan hubungannya dengan Yesus setelah dia menyangkal-Nya tiga kali sebelum penyaliban. Mengasihi Yesus dengan sepenuh hati berarti kita mencintai-Nya dengan tulus, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata. Kasih kita kepada Yesus harus lebih dari sekadar perasaan, tetapi harus terbukti melalui perbuatan, termasuk pelayanan kepada sesama.
Kedua, mengikuti Yesus dengan setia, meskipun menghadapi pengorbanan (ay. 18-19). "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, apabila engkau masih muda, engkau mengikat pinggangmu sendiri dan berjalan ke tempat yang engkau kehendaki; tetapi apabila engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak engkau kehendaki." (Dengan kata-kata ini Yesus menyatakan dengan tegas bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.) Yesus meramalkan bahwa Petrus akan menghadapi penderitaandan kematian sebagai martir. Ini adalah panggilan untuk mengikuti Kristus dengan setia, bahkan ketika itu mengharuskan kita untuk menghadapi pengorbanan dan penderitaan. Mengikuti Yesus berarti kita bersedia untuk menanggalkan ego dan kenyamanan kita dan mengikuti-Nya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pengorbanan yang harus kita bayar.
Ketiga, tindakan Kasih dan Pelayanan yang nyata sebagai bukti mengasihi Yesus (ay. 17). "Yesus berkata untuk ketiga kalinya: 'Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Petrus sangat sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: Apakah engkau mengasihi Aku? Lalu ia berkata kepada-Nya: 'Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu; Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Yesus berkata kepadanya: Gembalakanlah domba-domba-Ku." Setelah Petrus mengkonfirmasi kasihnya kepada Yesus, Yesus memberikan tugas yang jelas untuk Petrus: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Ini adalah panggilan untuk melayani dan memelihara umat Tuhan. Mengasihi Yesus dengan setia berarti kita memperlihatkan kasih itu melalui tindakan pelayanan kita kepada sesama. Pelayanan kepada orang lain, terutama dalam memelihara iman dan pertumbuhan rohani umat Tuhan, adalah cara nyata untuk mengasihi Kristus.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Miseri Cordias Domini ini? Mari kita refleksikan beberapa aspek penting dari mengasihi dan mengikuti Yesus dengan setia, serta bagaimana ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita.
Pertama, kita harus mampu mengasihi Yesus dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. Yesus bertanya kepada Petrus, "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?" Pertanyaan ini bukan hanya untuk menguji kasih Petrus, tetapi juga untuk menantang kesetiaan dan komitmen Petrus kepada Yesus. Yesus ingin memastikan bahwa kasih Petrus tidak hanya bersifat sementara atau berdasarkan pada keuntungan pribadi, tetapi kasih yang tulus dan tanpa syarat—kasih yang siap untuk berkorban dan mengutamakan Yesus di atas segalanya. Apakah kita mengasihi Yesus dengan sepenuh hati, lebih dari segala yang kita anggap penting dalam hidup ini? Kasih kita kepada Yesus harus melebihi segala hal duniawi, baik itu kekayaan, status, atau kenyamanan. Mengasihi Yesus dengan sepenuh hati berarti menyerahkan hidup kita untuk melayani-Nya, dan mengutamakan Dia di atas segala hal. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah prioritas kita adalah mengasihi dan mengikuti Kristus, atau kita sering teralihkan oleh godaan dunia?
Kedua, mari setia mengikuti Yesus, walau dalam dengan pengurbanan. Yesus meramalkan bahwa Petrus akan mengalami penderitaan dan pengurbanan dalam mengikut Kristus. Panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya bukanlah panggilan yang mudah atau tanpa pengorbanan. Setia mengikuti Yesus sering kali berarti melepaskan kenyamanan pribadi dan bersedia menghadapi tantangan, bahkan penderitaan, karena kita tahu bahwa kebangkitan Kristus memberi kita hidup yang kekal dan kemuliaan yang lebih besar. Apakah kita siap mengikuti Yesus meskipun itu mengharuskan kita untuk mengorbankan sesuatu yang kita cintai, baik itu kenyamanan hidup, karier, atau status sosial? Mengikuti Yesus dengan setia mengundang kita untuk hidup tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kerajaan Allah dan pelayanan kepada sesama.
Ketiga, kita harus mampu menggembalakan domba-domba-nya sebagai bukti kasih kepada Yesus. Setiap kali Petrus menjawab bahwa dia mengasihi Yesus, Yesus memberikan tugas untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa kasih yang sejati kepada Yesus harus dibuktikan melalui pelayanan kepada sesama. Menggembalakan domba-domba Yesus berarti melayani umat Tuhan, memberi pengajaran dan bimbingan rohani, serta merawat dan melindungi orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Ini adalah tugas pelayananyang harus dijalani dengan kesetiaan dan pengorbanan. Apakah kita menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan pelayanan? Menggembalakan domba-domba-Nya berarti menjadi pembimbing, penghibur, dan pelayan bagi orang lain dalam gereja dan masyarakat. Tugas kita sebagai pengikut Kristus adalah untuk membawa orang-orang lebih dekat kepada Tuhan, mengajarkan Firman Tuhan, dan menunjukkan kasih Kristus melalui tindakan kita.
Keempat, mengikuti Yesus dengan setia sampai akhir. Di akhir percakapan, Yesus memberikan panggilan yang jelas dan langsung kepada Petrus: "Ikutlah Aku!" Panggilan ini adalah panggilan untuk mengikuti Kristus sepanjang hidup kita, tidak hanya dalam saat-saat yang mudah, tetapi juga di saat-saat pengorbanan, penderitaan, dan kesulitan. Mengikuti Yesus berarti menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya, mengikut langkah-langkah-Nya, dan berjalan di jalan yang telah Dia tunjukkan. Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita dan berkomitmen untuk mengikuti-Nya, bahkan dalam situasi yang sulit?
Mengasihi dan mengikuti Yesus dengan setia adalah panggilan yang membutuhkan komitmen total—bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata. Seperti Petrus, kita dipanggil untuk mengasihi Yesus dengan sepenuh hati dan mengikuti-Nya dengan setia, bahkan jika itu mengharuskan kita untuk mengorbankan hal-hal yang kita cintai. Karena itu, sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk melayani orang lain dengan kasih dan menjadi saksi hidup yang membawa kedamaian dan kebenaran Kristus di dunia ini. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Komentar
Posting Komentar