Renungan hari ini: “KEMURAHAN, KESABARAN, DAN KELAPANGAN HATI TUHAN” (Roma 2:4)

 Renungan hari ini:

 

“KEMURAHAN, KESABARAN, DAN KELAPANGAN HATI TUHAN”


 

Roma 2:4 (TB2) "Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?"

 

Romans 2:4 (NET) "Or do you have contempt for the wealth of his kindness, forbearance, and patience, and yet do not know that God’s kindness leads you to repentance?"

 

Dalam nas hari ini, Paulus mengingatkan kita tentang kemurahan, kesabaran, dan kelapangan hati Tuhan, yang sering kali kita abaikan atau anggap sepele. Dalam ayat ini, kita diajak untuk merenungkan bahwa kemurahan Allah bukan hanya untuk menunjukkan kasih-Nya, tetapi juga untuk menuntun kita kepada pertobatan—perubahan hidup yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.

 

Dalam nas ini minimal ada empat elemen penting yang tentang maksud kemurahan Allah.

 

Pertama, menganggap sepi Kemurahan Allah. "Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya..."Sering kali kita, sebagai manusia, terlalu mudah untuk mengabaikan atau meremehkan kemurahan yang telah Tuhan berikan. Kemurahan Allah adalah kasih-Nya yang tak terhingga, yang tidak memperhitungkan dosa-dosa kita, dan terus memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya kepada kita setiap hari, baik dalam berkat fisik yang kita nikmati, seperti makanan, kesehatan, dan hubungan yang damai, maupun dalam berkat rohani yang lebih besar, yaitu pengampunan dosa dan keselamatan dalam Kristus. Namun, sering kali kita terlalu sibuk dengan kehidupan kita, menganggapnya sebagai hal yang biasa, tanpa menyadari bahwa semua itu adalah kemurahan-Nya.

 

Kedua, kesabaran Allah yang mengarah pada pertobatan. Kesabaran Allah adalah kualitas yang luar biasa. Allah tidak cepat marah atau membalas dosa kita dengan segera. Sebaliknya, Dia menunggu kita untuk bertobat, memberi kita waktu dan kesempatan untuk berubah. Kesabaran-Nya adalah tanda dari kasih-Nya yang mendalam, yang tidak ingin ada seorang pun binasa, tetapi semua datang kepada pertobatan (2 Ptr. 3:9). Kesabaran Allah adalah waktu yang diberikan Tuhan bagi kita untuk merenung, bertobat, dan kembali kepada-Nya. Namun, sering kali kita menyalahgunakan kesabaran ini, berpikir bahwa kita memiliki waktu yang tak terbatas. Allah tidak menjanjikan waktu yang pasti bagi kita, dan kita harus memanfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Ketiga, kelapangan Hati Allah yang menuntun kepada pertobatan. Kelapangan hati Allah menunjukkan bahwa Tuhan tidak terbatas dalam kasih-Nya. Dia memberi kita kesempatan tanpa batas untuk kembali kepada-Nya, meskipun kita sering kali jatuh dalam dosa dan kesalahan. Kelapangan hati-Nya menunjukkan bahwa Tuhan selalu siap mengampuni kita jika kita datang dengan pertobatan yang tulus. Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam dosa, tetapi Dia menginginkan agar kita mendapatkan kesempatan untuk berubah dan diperbarui. Kelapangan hati-Nya adalah tanda bahwa Tuhan tidak terburu-buru menghakimi kita, tetapi memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan hidup sesuai dengan rencana-Nya.

 

Keempat, Kemurahan Allah menuntun kepada pertobatan. Pertobatan bukan hanya sekadar meminta maaf atas dosa-dosa kita, tetapi perubahan hidup yang sejati, yaitu berpaling dari jalan yang salah dan kembali kepada jalan Tuhan. Tuhan memberi kita kemurahan-Nya bukan untuk kita terus hidup dalam dosa, tetapi untuk mengubah hidup kita dan menghidupi kehendak-Nya. Allah tidak hanya menginginkan pengampunan dari kita, tetapi perubahan hati dan tindakan. Kemurahan Tuhan yang tak terhingga harus membawa kita kepada keinginan untuk bertobat, yaitu perubahan dari dalam diri kita yang berujung pada hidup yang lebih sesuai dengan ajaran-Nya. Pertobatan yang sejati adalah proses yang berkelanjutan, di mana kita semakin menjadi serupa dengan Kristus.

 

Apa yang hendak direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas ini:

 

Pertama, Kemurahan Allah sering dianggap sepele. "Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya..."Paulus mengajukan pertanyaan ini sebagai peringatan kepada kita semua, bahwa sering kali kita menganggap remeh kemurahan dan kasih Allah yang terus menerus diberikan kepada kita. Kemurahan Allah adalah salah satu aspek utama dari kasih-Nya, yang terlihat dalam pengampunan yang diberikan-Nya meskipun kita sering gagal atau berdosa. Tuhan dalam kesabaran-Nya memberi kita kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Seringkali kita terlalu sibuk dengan kehidupan kita sehingga kita tidak menghargai kemurahan Allah yang tak terhitung jumlahnya dalam hidup kita. Kita mungkin menganggap bahwa berkat dan kasih Tuhan adalah hal yang wajar atau bahkan terlambat menyadari betapa besar kemurahan-Nya terhadap kita. 

 

Kedua, Kesabaran Allah yang tak terbatas. Allah sangat sabar terhadap umat-Nya, meskipun kita sering kali jatuh dalam dosa dan mengabaikan kasih-Nya. Kesabaran Allah terlihat dalam kenyataan bahwa Dia memberi kita waktu untuk bertobat. Allah tidak segera menghukum kita, meskipun kita sering mengecewakan-Nya. Dia menunggu kita untuk kembali kepada-Nya, memberikan kita kesempatan untuk berubah dan memperbaiki hidup kita. Kesabaran Allah adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita bertobat, dan bukan berarti kita bisa terus-menerus menunda pertobatan kita. 

 

Ketiga, kelapangan Hati Allah yang menuntun kepada pertobatan. Kelapangan hati Allah mengungkapkan bahwa Allah tidak mudah marah atau terburu-buru menghakimi kita. Tuhan menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa dengan memberikan kita kesempatan untuk mengenal-Nya lebih dalam dan bertobat. Allah tidak menginginkan kematian orang berdosa, melainkan pertobatan mereka (Yeh.  18:23). Kelapangan hati Allah adalah ruang yang disediakan bagi kita untuk mendekat kepada-Nya, berbalik dari dosa, dan menerima pengampunan-Nya. Tuhan memberi kita kelapangan hati-Nya, bahkan ketika kita sering jatuh dalam dosa. Apakah kita datang dengan hati yang penuh pertobatan, atau justru mengabaikan kesempatan yang diberikan Allah untuk berubah? Kelapangan hati-Nya mengingatkan kita bahwa Allah lebih menginginkan pertobatan kita daripada hukuman bagi dosa kita.

 

Keempat, Kemurahan Allah menuntun kepada pertobatan. Kemurahan Allah yang melimpah tidak hanya diberikan untuk kita nikmati tanpa perubahan. Kemurahan itu dimaksudkan untuk menuntun kita kepada pertobatan. Pertobatan adalah perubahan hati dan tindakan yang menunjukkan bahwa kita sadar akan dosa kita dan berbalik menuju Tuhan. Allah tidak memberi kemurahan-Nya dengan tujuan agar kita terus hidup dalam dosa, tetapi agar kita berbalik kepada-Nya dengan sepenuh hati, hidup sesuai dengan kehendak-Nya.Kemurahan Tuhan bukanlah izin untuk terus hidup dalam dosa, tetapi panggilan untuk berubah dan hidup baru. Apakah kita benar-benar bertobat dan mengubah hidup kita setelah menerima kemurahan Allah? Kemurahan Allah harus menggerakkan kita untuk hidup dengan cara yang berkenan kepada-Nya, tidak hanya dengan kata-kata, tetapi melalui tindakan nyata dalam kehidupan kita. Karena itu, marilah kita menerima kemurahan Tuhan dengan hati yang tulus, memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidup kita. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita masih memiliki kesempatan hari ini untuk berbalik kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer