KOTBAH MINGGU QUASIMODOGENITI Minggu, 27 April 2025 “DENGARKANLAH TUHAN, MAKA KAMU AKAN HIDUP” (Yesaya 55:1-5)
Minggu, 27 April 2025
“DENGARKANLAH TUHAN, MAKA KAMU AKAN HIDUP”
Kotbah: Yesaya 55:1-5 Bacaan: Wahyu 1:4-8
Kita telah memasuki Minggu Quasimodogeniti, artinya seperti bayi yang baru lahir – songon dakdanak na baru sorang (1 Ptr. 2: 2). Tema yang akan kita renungkan adalah “Dengarkanlah TUHAN, maka kamu akan Hidup”. Pada minggu ini, dalam perayaan Minggu Quasimodogeniti, kita diberi kesempatan untuk merenungkan salah satu seruan besar dalam Kitab Yesaya yang mengundang kita untuk mendengarkan Tuhan agar kita memperoleh hidup yang sejati. Yesaya 55:1-5 menyajikan undangan Tuhan untuk hidup, di mana kita diingatkan bahwa hanya dalam Tuhanlah kita dapat menemukan kehidupan sejati yang tidak tergantung pada apa pun selain kasih dan anugerah-Nya. Tema hari ini mengingatkan kita bahwa mendengarkan.
Mari kita membuka hati kita untuk merenungkan pesan Tuhan dalam Yesaya 55:1-5 dan bagaimana seruan ini bisa mengubah kehidupan kita.
Pertama, undangan Tuhan untuk memeroleh hidup (ay. 1-2). "Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayar (ay. 1). Yesaya 55 dimulai dengan seruan Tuhan untuk datang kepada-Nya, terutama bagi mereka yang merasa haus dan lapar. Ini adalah undangan terbuka yang diberikan kepada setiap orang yang merasa kekosongan dalam hidupnya—baik dalam aspek rohani, emosional, maupun materi. Tuhan menawarkan air hidup yang menyegarkan dan makanan yang memuaskan jiwa kita tanpa biaya atau pembayaran. Dalam dunia ini, kita sering mencari pemenuhan hidup melalui kekayaan, prestasi, atau kenikmatan duniawi, tetapi semuanya itu seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan sejati kita.
Kedua, mengapa kita tidak menemukan kepuasan dalam dunia Ini? (ay. 2). "Mengapa kamu belanjakan uang untuk yang bukan makanan, dan upah jerih payahmu untuk yang yang tidak mengeyangkan? Dengarkanlah Aku, maka kamu akan makan yang baik, dan menikmati sajian yang paling lezat" (ay. 2). Ayat ini menggambarkan Keputusan kita yang seringkali salah untuk mencari kepuasan hidup di tempat yang salah. Kita membayar dengan harga yang tinggi untuk hal-hal yang tidak membawa kebahagiaan sejati—mencari kebahagiaan melalui harta, status, atau kenikmatan duniawi, yang pada akhirnya tidak memuaskan. Tuhan mengingatkan kita bahwa hanya dengan mendengarkan-Nya kita dapat memperoleh kepuasan yang sejati, yaitu makanan yang lezat yang diberikan-Nya, yang mengisi jiwa kita dan memberi kita pengharapan yang kekal.
Ketiga, mendengarkan dan mencari Tuhan dengan sejati (ay. 3). "Arahkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku, dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih yang teguh kepada Daud" (ay. 3). Di sini, Tuhan mengajak kita untuk mendengarkan-Nya, yang merupakan syarat utama untuk memperoleh hidup. Mendengarkan Tuhan adalah menanggapi undangan-Nya untuk berhubungan dengan-Nya, untuk membangun hubungan yang penuh kasih yang dilandasi oleh janji setia-Nya. Tuhan berjanji untuk mengikat perjanjian kekal dengan kita, yang di dalamnya ada kasih yang tidak pernah berubah—kasih yang dapat kita andalkan sepanjang hidup kita. Ini adalah janji hidup kekal yang dibawa oleh Tuhan.
Keempat, memiliki pengharapan dalam Janji Tuhan (ay. 4-5). "Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, dan menjadi pemimpin yang memerintah bagi suku-suku bangsa-bangsa. Sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, karena TUHAN, Allahmu, yang Maha Kudus, Allah Israel sebag Ia meninggikan engkau" (ay. 4-5). Dalam ayat ini, Tuhan menjanjikan bahwa melalui perjanjian-Nya, bangsa-bangsa akan datang kepada Tuhan. Janji ini menjadi pengharapan yang besar, yang membawa pengaruh yang jauh melampaui umat Israel—termasuk kita sebagai orang percaya. Tuhan memanggil kita untuk mewujudkan pengharapan ini dengan hidup yang mencerminkan kasih dan pelayanan-Nya.
Yesaya 55:1-5 mengingatkan kita tentang undangan Tuhan untuk datang kepada-Nya dan mendapatkan hidup yang sejati. Kebangkitan Kristus adalah puncak dari janji kehidupan kekal yang Tuhan tawarkan kepada kita. Melalui kebangkitan-Nya, kita diajak untuk mendengarkan Tuhan dengan hati yang terbuka, mencari-Nya dengan sepenuh hati, dan menanggapi undangan-Nya untuk hidup dalam perjanjian kasih-Nya. Mendengarkan Tuhan adalah kunci untuk mengalami kehidupan yang penuh damai dan berkarya dengan semangat pelayanan yang membawa kebaikan bagi sesama. Sebagai mahasiswa dan pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mewujudkan kebangkitan-Nya dalam tindakan nyata di dunia ini.
Pertanyaan kita sekarang, bagaiamana cara mendengarkan Tuhan agar kita bisa bidup? Berdasarkan Yesaya 55:1-5 Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita praktekkan untuk mendengarkan Tuhan agar kita bisa hidup sesuai dengan firman-Nya, sebagaimana diajarkan dalam Yesaya 55:1-5.
Pertama, menghargai tawaran Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita (ay. 1-2). Tuhan menawarkan kepada kita air hidup, anggur, dan susu, yang melambangkan penyegaran rohani, pemulihan, dan kenikmatan dalam persekutuan dengan Tuhan. Ini adalah tawaran Tuhan yang penuh dengan kasih yang tidak terbatas, yang diberikan tanpa biaya—semuanya diberikan dengan cuma-cuma. Untuk mendengarkan Tuhan, kita harus mengakui kebutuhan rohani kita dan datang kepada-Nya dengan kerendahan hati. Tuhan menawarkan kepenuhan hidup yang hanya dapat kita temukan di dalam diri-Nya.
Kedua, berhenti mengandalkan sumber duniawi (ay. 2). Banyak orang mencari kepuasan dalam hal duniawi yang pada akhirnya tidak dapat memuaskan jiwa mereka. Tuhan mengingatkan kita untuk tidak menghabiskan hidup kita untuk hal-hal yang sementara, tetapi untuk mendengarkan-Nya dan menerima pemenuhan yang sejati dari-Nya. Kita diajak untuk berhenti bergantung pada dunia untuk memenuhi kebutuhan rohani dan emosional kita, dan sebaliknya, mengandalkan Tuhan yang memberikan kebahagiaan sejati.
Ketiga, mendengarkan dengan tunduk dalam doa dan penyembahan (ay. 3). Yesaya mengajak umat Tuhan untuk mendengarkan Tuhan dengan hati yang terbuka. Mendengarkan Tuhan tidak hanya soal mendengar suara fisik, tetapi lebih kepada penyerahan hati dan pikiran kita kepada-Nyamelalui doa, penyembahan, dan perhatian penuh terhadap firman-Nya. Dalam doa, kita tidak hanya berbicara kepada Tuhan, tetapi juga membuka hati kita untuk mendengarkan suara-Nya yang membimbing dan mengarahkan hidup kita.
Keempat, mendengarkan untuk memasuki Perjanjian Kekal dengan Tuhan (a. 3). Tuhan menawarkan kepada kita perjanjian kekal yang tidak berubah—perjanjian kasih yang setia. Ini adalah undangan untuk masuk dalam hubungan yang intim dengan Tuhan, yang membawa kita kepada hidup yang kekal. Mendengarkan Tuhan berarti menerima kasih dan perjanjian-Nya, dan hidup dalam kesetiaan kepada-Nya.
Mendengarkan Tuhan adalah langkah pertama untuk mendapatkan hidup yang sejati. Dalam Yesaya 55:1-5, Tuhan menawarkan kepada kita air hidup, makanan yang lezat, dan perjanjian yang kekal. Hidup yang sejati datang hanya dari Tuhan, melalui persekutuan yang mendalam dengan-Nya. Untuk mendengarkan Tuhan, kita perlu menanggapi undangan-Nya, mengingat kebutuhan rohani kita, dan menghindari bergantung pada hal-hal duniawi yang tidak bisa memuaskan kita.
RENUNGAN
Apa yang harus kita renungkan dalam Minggu Quasimodogeniti ini? Mari kita merenungkan beberapa pesan penting yang dapat kita ambil dari teks ini:
Pertama, mari mendengarkan Tuhan sebagai Sumber Hidup kita. Dalam ayat pertama, Tuhan memanggil kita yang haus dan lapar—baik secara rohani maupun jasmani—untuk datang kepada-Nya dan menerima air hidup, anggun, dan susu yang disediakan-Nya. Ini adalah undangan untuk mencari pemenuhan dalam Tuhan, yang menawarkan hidup yang sejati kepada mereka yang merindukannya.
Kedau, mari menyadari bahwa dunia tidak dapat memberikan kepuasan sejati. Tuhan mengajarkan kita untuk berhenti mencari pemenuhan hidup di tempat yang salah. Banyak dari kita sering kali mencari kebahagiaan dan pemenuhan melalui materi, kesuksesan, atau kenikmatan dunia, tetapi Tuhan mengingatkan bahwa hal-hal itu tidak dapat memuaskan jiwa kita. Segala yang kita miliki atau usahakan di dunia ini sering kali tidak memberikan kepuasan yang sejati.
Ketiga, mari mendengarkan Tuhan agar kita memeroleh hidup dalam Perjanjian-Nya yang Kekal. Dalam ayat ini, Tuhan mengingatkan kita bahwa mendengarkan-Nya akan membawa kita kepada perjanjian kekal yang penuh dengan kasih setia Tuhan. Kasih Tuhan yang tidak berubah adalah dasar dari kehidupan kita yang sejati, yang mengarah pada pemulihan hubungan kita dengan Tuhan dan kehidupan yang kekal. Tuhan ingin kita hidup dalam perjanjian yang Dia tawarkan kepada kita, yang membawa kita ke dalam kehidupan yang penuh dengan kasih dan janji-janji-Nya.
Keempat, mari menyaksikan keberhasilan Tuhan dalam dunia (ay. 4-5). Yesaya 55 mengajarkan bahwa melalui penyampaian firman Tuhan dan pemberitaan kasih-Nya, Tuhan akan memanggil bangsa-bangsa untuk datang kepada-Nya. Keberhasilan Tuhan dalam menyelamatkan umat-Nya dan memanggil mereka untuk hidup dalam perjanjian-Nya akan membawa berkat dan damai sejahtera kepada banyak orang. Ini adalah undangan bagi kita untuk menjadi saksi Tuhan yang hidup dan berbagi keselamatan-Nya kepada dunia.
Mendengarkan Tuhan adalah langkah pertama untuk mendapatkan hidup yang sejati. Yesaya 55:1-5 mengundang kita untuk datang kepada Tuhan dengan kerinduan dan mendengarkan suara-Nya. Tuhan menawarkan air hidup yang memuaskan, perjanjian kekal yang penuh dengan kasih setia, dan pengharapan kehidupan yang lebih besar di dalam-Nya. Mendengarkan Tuhan berarti menghentikan pencarian kita akan kepuasan duniawi dan berfokus pada kasih dan janji Tuhan yang lebih besar. Karena itu, marilah kita mendengarkan suara Tuhan, membuka hati kita untuk menerima pemenuhan dan janji-Nya yang membawa kehidupan sejati dan menghidupi pengharapan tersebut dalam tindakan kita, baik dalam keluarga, pendidikan, maupun pelayanan sosial kita. (rsnh)
Selamat beribadah dalam menikmati lawatan TUHAN!
Komentar
Posting Komentar