KOTBAH MINGGU JUDIKA Minggu, 06 April 2025 “DOSAMU TELAH DIAMPUNI” (Lukas 7:41-50)
Minggu, 06 April 2025
Kotbah: Lukas 7:41-50 Bacaan: Mazmur 126:1-6
Minggu ini kita memasuki Minggu Judika artinya Berilah keadilan bagiku, ya Allah – Luluhon ahu ale Jahowa (Mzm. 43:1a). Dalam memasuki dan menjalani minggu ini kita akan dikuatkan dan diarahkan Firman Tuhan dengan tema "Dosamu Telah Diampuni", yang menceritakan kisah seorang perempuan berdosa yang datang kepada Yesus untuk mengungkapkan rasa syukur karena pengampunan-Nya.
Di tengah dunia yang sering kali mengukur orang berdasarkan kesalahan dan dosa mereka, Injil memberikan kabar yang berbeda: pengampunan Allah itu nyata dan tersedia bagi siapa saja yang datang kepada-Nya dengan pertobatan dan iman.
Apa pengajaran yang berharga bagi hidup kita dari perikope kotbah Minggu ini? Ada beberapa catatan penting yang menjadi pengajaran bagi kita:
Pertama, kisah perempuan yang berdosa (ay. 41-47). Dalam Lukas 7:41-47, kita melihat kisah seorang perempuan yang datang kepada Yesus di rumah Simon orang Farisi. Perempuan ini digambarkan sebagai seorang yang berdosa, yang dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang terbuang atau dihina. Dia membawa sebuah wadah berisi minyak narwastu yang mahal, dan dengan penuh penyesalan, ia menangis, membasahi kaki Yesus dengan air matanya, menyekanya dengan rambutnya, dan mengoleskan minyak pada kaki-Nya.
Penting untuk kita pahami bahwa dalam budaya saat itu, perempuan seperti dia dianggap sebagai simbol dosa dan ketidakmurnian. Namun, yang menarik adalah bagaimana Yesus menanggapi perempuan ini. Ia tidak menghakimi atau mengutuknya. Sebaliknya, Yesus justru mengakui tindakan kasih yang dilakukan perempuan ini sebagai tanda dari pertobatannya dan kepercayaannya pada kasih dan pengampunan-Nya.
Yesus memberikan perumpamaan tentang dua orang yang berhutang kepada seorang pemberi pinjaman—satu berhutang 500 dinar, yang lain hanya 50. Namun, karena keduanya tidak dapat membayar hutangnya, pemberi pinjaman itu mengampuni keduanya. Yesus kemudian bertanya, siapa di antara keduanya yang akan lebih mengasihi pemberi pinjaman itu. Simon menjawab, "Orang yang berhutang lebih banyak."
Yesus menegaskan bahwa perempuan ini, meskipun memiliki banyak dosa, menunjukkan cinta yang besar karena dia telah menerima pengampunan. Sebaliknya, Simon, orang Farisi yang merasa tidak membutuhkan pengampunan, tidak menunjukkan penghormatan dan kasih yang sama kepada Yesus.
Kedua, pengampunan mengubah hidup (ay. 48-50). Setelah menceritakan perumpamaan itu, Yesus berkata kepada perempuan itu, "Dosamu telah diampuni." Kata-kata ini bukan hanya sekadar kalimat, tetapi sebuah deklarasi dari Tuhan yang penuh dengan kuasa dan kasih. Pengampunan dari Tuhan bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Ketika Yesus mengatakan bahwa dosa perempuan itu telah diampuni, Ia tidak hanya menghapuskan kesalahannya, tetapi juga memulihkan hidupnya, mengangkatnya dari rasa malu dan ketakutan yang selama ini menghantuinya.
Perempuan ini datang dengan hati penuh penyesalan, dan Yesus menanggapinya dengan pengampunan yang mengubah hidupnya. Dalam ayat 50, Yesus menegaskan, "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat."Imanlah yang memungkinkan perempuan itu menerima pengampunan. Imannya pada Yesus sebagai Juru Selamat membuka jalan baginya untuk mengalami kasih dan anugerah yang menyelamatkan.
Ketiga, pengampunan itu Karya Kasih Allah. Pengampunan yang diberikan Yesus kepada perempuan itu adalah gambaran dari kasih Allah yang tanpa syarat. Dalam hidup kita, kita sering kali merasa seperti perempuan itu, terperangkap dalam dosa dan rasa bersalah, merasa tidak layak untuk mendekati Tuhan. Tetapi pengampunan yang diberikan oleh Yesus tidak terbatas pada perempuan dalam kisah ini. Dosamu, apapun itu, dapat diampuni jika kita datang kepada Tuhan dengan hati yang penuh penyesalan dan iman kepada-Nya.
Pengampunan Allah tidak berdasarkan pada seberapa besar atau kecil dosa kita, tetapi berdasarkan pada kasih-Nya yang tak terhingga. Tuhan mengampuni kita karena Dia mengasihi kita, bukan karena kita pantas mendapatkannya. Pengampunan-Nya adalah anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma, yang hanya bisa kita terima dengan iman.
Keempat, pengampunan yang mendorong kita untuk mengampuni. Yesus juga mengajarkan kita bahwa pengampunan yang kita terima dari Tuhan harus mendorong kita untuk mengampuni sesama. Dalam Matius 6:14-15, Yesus berkata, "Jika kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapa-mu yang di surga akan mengampuni kamu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang, Bapa-mu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Sebagaimana perempuan itu menunjukkan kasih yang besar setelah menerima pengampunan, kita juga dipanggil untuk menunjukkan kasih kepada orang lain. Pengampunan yang kita terima seharusnya memotivasi kita untuk memperlakukan orang lain dengan cara yang sama, yaitu dengan kasih, belas kasihan, dan pengampunan.
Pertanyaan kita sekarang apa makna penting dari pernyataan Yesus yang mengatakan “DOSAMU TELAH DIAMPUNI”?Pernyataan Yesus “Dosamu telah diampuni” dalam Lukas 7:48 adalah salah satu pengungkapan yang sangat kuat mengenai pengampunan dalam konteks ajaran Kristiani. Berikut adalah penjelasan dogmatika tentang pengampunan dosa berdasarkan teks perikop kotbah ini:
Pertama, pengampunan sebagai Karya Kasih Karunia Tuhan. Pernyataan Yesus “Dosamu telah diampuni” (ay. 48) menegaskan konsep pengampunan sebagai anugerah Tuhan. Dalam doktrin Kristen, pengampunan dosa tidak bisa diperoleh melalui usaha atau perbuatan manusia, tetapi sepenuhnya merupakan tindakan kasih karunia Allah. Pengampunan ini datang kepada orang yang menyesal dan bertobat, bukan berdasarkan kebaikan atau usaha manusia, melainkan karena kasih Allah yang tidak terbatas.
Dalam teologi Kristen, pembenaran (justifikasi) adalah tindakan di mana Tuhan menganggap seseorang benar di hadapan-Nya meskipun ia adalah orang berdosa. Justifikasi ini diberikan dengan cuma-cuma oleh kasih karunia Allah, dan bukan karena perbuatan baik yang dilakukan oleh individu. Ini sesuai dengan ajaran Paulus dalam Efesus 2:8-9, di mana dikatakan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, bukan karena perbuatan baik.
Yesus menunjukkan melalui tindakan-Nya bahwa pengampunan adalah inisiatif Allah. Perempuan itu tidak melakukan apapun yang bisa membayar atau menggantikan dosanya, namun Yesus mengampuni dia, menunjukkan bahwa pengampunan adalah anugerah yang diberikan secara cuma-cuma kepada siapa saja yang datang dengan hati yang bertobat.
Kedua, pengampunan melalui Kristus sebagai Pengantara (ay. 41-50). Dalam konteks Lukas 7:41-50, Yesus bertindak sebagai Pengantara antara Allah dan manusia. Dalam dogma Kristen, Yesus adalah perantara satu-satunya yang mendamaikan manusia dengan Allah. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus membuka jalan bagi pengampunan dosa.
Dalam 1 Timotius 2:5, kita diajarkan bahwa "karena ada satu Allah dan satu pengantara antara Allah dan manusia, yaitu Kristus Yesus." Pengampunan yang diberikan oleh Yesus dalam Lukas 7 adalah manifestasi dari peran-Nya sebagai Pengantara, yang menyatakan bahwa hanya melalui Dia dosa dapat diampuni. Yesus mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Allah hanya bisa dipulihkan melalui-Nya, dan bahwa pengampunan dosa diberikan karena Kristus lah yang menghapus dosa manusia dengan pengorbanan-Nya.
Ketiga, pengampunan menunjukkan Pemberian Kasih Allah yang tidak terbatas. Dalam pengampunan yang diberikan kepada perempuan ini, Yesus menunjukkan betapa besar kasih Allah yang tidak terbatas terhadap manusia. Meskipun perempuan ini dikenal sebagai orang yang penuh dosa, dia mendapat pengampunan hanya karena kasih Allah yang melimpah, yang menembus segala dosa dan kegagalan manusia.
Dalam ajaran Kristen, kasih Tuhan adalah kasih yang tidak bersyarat dan tidak terbatas, yang diberikan tanpa melihat status atau kesalahan seseorang. Dalam 1 Yohanes 4:10, kita membaca bahwa "Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." Pengampunan yang diberikan kepada perempuan ini menunjukkan bahwa kasih Tuhan melampaui segala dosa, dan siapapun yang datang dengan hati yang rendah dan bertobat akan mengalami kasih dan pengampunan-Nya.
Keempat, pengampunan menghasilkan perubahan dalam Kehidupan. Pernyataan Yesus kepada perempuan itu tidak hanya berkaitan dengan pengampunan dosa semata, tetapi juga dengan transformasi hidup. Setelah pengampunan diberikan, Yesus mengatakan, "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat" (ay. 50). Pengampunan tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga membawa pemulihan dan perubahan dalam hidup orang yang menerima pengampunan tersebut.
Setelah seseorang diampuni, ada panggilan untuk hidup baru dalam Kristus. Pengampunan membawa transformasi hidup yang mengarah pada pertumbuhan dalam iman, perbuatan baik, dan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah. Dalam Roma 6:4, Paulus mengajarkan bahwa melalui baptisan dan iman kepada Kristus, kita "dikuburkan bersama-sama dengan Dia dalam kematian-Nya" dan dibangkitkan untuk hidup yang baru. Perempuan itu datang kepada Yesus dengan banyak dosa, tetapi setelah menerima pengampunan-Nya, ia tidak hanya bebas dari beban dosa, tetapi juga diberi kesempatan untuk menjalani kehidupan yang baru dengan kasih dan penghormatan kepada Tuhan.
Kelima, iman sebagai Kunci Pengampunan. Dalam teks ini, Yesus menegaskan bahwa pengampunan dosa diterima melalui iman. Yesus mengatakan kepada perempuan itu, "Imanmu telah menyelamatkan engkau" (ay. 50). Ini menggarisbawahi bahwa pengampunan dosa bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh melalui usaha atau prestasi manusia, melainkan melalui iman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat yang memberikan pengampunan tersebut.
Dalam Efesus 2:8-9, Paulus menyatakan, "Karena oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." Pengampunan yang diberikan kepada perempuan ini menegaskan bahwa iman adalah kunci untuk menerima kasih karunia Tuhan, yang membawa keselamatan dan pengampunan.
Pernyataan Yesus "Dosamu telah diampuni" dalam Lukas 7:41-50 menggambarkan pengampunan sebagai karya kasih karunia Tuhan, yang datang melalui Kristus sebagai Pengantara. Ini adalah ungkapan dari kasih Allah yang tidak terbatas, yang mengampuni dosa-dosa kita meskipun kita tidak pantas menerimanya. Pengampunan ini tidak hanya menghapuskan dosa, tetapi juga mengubah hidup kita, memanggil kita untuk hidup baru dalam kebenaran dan kesucian. Iman adalah jalan untuk menerima pengampunan ini, dan hasil dari pengampunan itu adalah kehidupan yang diperbaharui, yang membawa kita lebih dekat dengan Allah.
RENUNGAN
Apakah yang hendak kita renungkan dalam Minggu Judika ini? Tema "Dosamu Telah Diampuni" mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal yang sangat mendalam tentang pengampunan, pertobatan, dan hidup yang diubah oleh kasih Tuhan.
Pertama, pengampunan Anugerah yang tidak terbatas. Di dalam perikop ini, Yesus mengampuni dosa seorang perempuan yang dikenal sebagai "perempuan berdosa". Pengampunan yang diberikan Yesus bukan karena perempuan itu pantas, melainkan karena kasih-Nya yang melimpah. Terkadang, kita merasa tidak layak menerima pengampunan, terutama ketika dosa-dosa kita begitu besar dan memalukan. Namun, perikop ini mengingatkan kita bahwa pengampunan Tuhan tidak terbatas pada jenis atau jumlah dosa kita. Kasih Tuhan lebih besar daripada segala dosa yang kita lakukan.
Kedua, iman sebagai jalan menuju Pengampunan. Yesus berkata kepada perempuan itu, "Imanmu telah menyelamatkan engkau" (ay. 50). Pengampunan dosa tidak diperoleh melalui perbuatan baik atau upaya kita sendiri, tetapi melalui iman kepada Yesus Kristus. Iman adalah keyakinan bahwa hanya melalui Yesus kita dapat menerima pengampunan dan keselamatan. Perempuan itu datang dengan iman yang tulus, yang membuka pintu pengampunan bagi dirinya.
Ketiga, pengampunan mengubah hidup. Perempuan dalam cerita ini tidak hanya menerima pengampunan, tetapi ia juga menunjukkan perubahan hidup setelah diampuni. Ia datang dengan penuh penyesalan dan kasih kepada Yesus, membasahi kaki-Nya dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya, serta mengoleskan minyak pada kaki-Nya. Tindakannya ini adalah ungkapan dari rasa syukur dan pengakuan akan pengampunan yang ia terima.
Keempat, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni. Dalam perikop ini, Yesus mengajarkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, dan setiap orang, tidak peduli seberapa besar dosa mereka, dapat datang kepada-Nya dan menerima pengampunan. "Imanmu telah menyelamatkan engkau" menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk menerima pengampunan adalah hati yang penuh penyesalan dan iman kepada Yesus.
Kelima, kasih yang menghasilkan Pengampunan. Yesus membandingkan dua orang yang berhutang kepada seorang pemberi pinjaman: satu berhutang 500 dinar, dan yang lain berhutang 50. Ketika mereka tidak dapat membayar, pemberi pinjaman itu mengampuni keduanya. Yesus bertanya siapa yang akan lebih mengasihi pemberi pinjaman tersebut, dan Simon menjawab, "Orang yang berhutang lebih banyak." Yesus menghubungkan pengampunan dengan kasih yang mendalam. Semakin besar pengampunan yang kita terima, semakin besar pula kasih kita terhadap Allah. Karena itu, pengampunan itu mengubah hidup kita, memanggil kita untuk hidup dalam kasih dan kebenaran-Nya, serta untuk mengampuni orang lain sebagaimana kita telah diampuni. (rsnh)
Selamat Minggu Judika dan Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Komentar
Posting Komentar