Renungan hari ini: “MENJAGA SIKAP HATI YANG PENUH KASIH DAN KEBAIKAN” (1 Tesalonika 5:15)

 Renungan hari ini:

 

“MENJAGA SIKAP HATI YANG PENUH KASIH DAN KEBAIKAN”


 

1 Tesalonika 5:15 (TB2) "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang"

 

1 Thessalonians 5:15 (NET) "See that no one pays back evil for evil to anyone, but always pursue what is good for one another and for all"

 

Nas hari ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga sikap hati yang penuh kasih dan kebaikan, terutama dalam menghadapi ketidakadilan atau perlakuan buruk dari orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan dengan situasi yang membuat kita marah atau kecewa. Mungkin ada orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik, dan keinginan kita adalah untuk membalas perlakuan itu dengan cara yang sama.

 

Namun, dalam ayat ini, Paulus memberikan peringatan yang jelas: jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Sebaliknya, kita diajak untuk selalu berusaha melakukan yang baik, baik kepada orang yang baik kepada kita maupun kepada mereka yang mungkin telah menyakiti kita. Ini adalah panggilan untuk menanggapi dunia yang penuh ketegangan dengan kasih dan kebaikan.

 

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi contoh kasih-Nya. Kristus sendiri menunjukkan kasih-Nya dengan mengampuni mereka yang menyalibkan-Nya. Begitu pula kita, dengan menunjukkan kebaikan kepada semua orang, kita tidak hanya menghidupi nilai-nilai Kristus, tetapi juga membawa damai dan saling pengertian dalam kehidupan kita. Ketika kita membalas kebencian dengan kasih, kita menciptakan ruang bagi hubungan yang lebih baik, lebih damai, dan lebih penuh kasih di dunia ini.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Nas ini mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga sikap hati yang benar, terutama dalam menghadapi konflik atau ketidakadilan. Beberapa hal yang perlu direnungkan dari ayat ini adalah:

 

Pertama, sikap yang berbeda dari dunia. Dunia sering mengajarkan kita untuk membalas perlakuan buruk dengan cara yang sama atau bahkan lebih buruk. Namun, Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi berbeda, dengan membalas kebencian dengan kasih. Ini adalah cara hidup yang mencerminkan karakter Kristus, yang mengampuni mereka yang menyalibkan-Nya.

 

Kedua, panggilan untuk berbuat baik. Tidak hanya menahan diri dari membalas kejahatan, kita juga dipanggil untuk aktif melakukan kebaikan. Ini berarti, kita tidak hanya berfokus pada apa yang tidak kita lakukan (tidak membalas jahat), tetapi juga pada apa yang seharusnya kita lakukan: berbuat baik bagi orang lain, baik yang menyakiti kita maupun yang tidak.

 

Ketiga, menghadapi kesulitan dengan kasih. Saat kita dilukai atau dihadapkan dengan situasi yang sulit, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kasih Kristus. Kasih yang bukan hanya diberikan kepada orang-orang yang baik, tetapi juga kepada orang-orang yang sulit atau yang tidak seharusnya kita beri kasih.

 

Keempat, kekuatan dalam pengendalian diri. Untuk berbuat baik dalam menghadapi kejahatan memerlukan kekuatan dan pengendalian diri. Ini adalah buah dari kedewasaan rohani yang datang melalui hubungan kita dengan Tuhan dan penyerahan diri kita kepada kehendak-Nya.

 

Kelima, mewujudkan kedamaian. Tindakan membalas kebaikan dengan kebaikan menciptakan kedamaian dalam hubungan kita dengan sesama. Saat kita memilih untuk berbuat baik, kita mengurangi ketegangan dan memperbaiki hubungan yang rusak, bahkan jika orang lain tidak menunjukkan sikap yang sama. Karena itu, renungan ini mengajak kita untuk merenungkan apakah sikap kita sudah mencerminkan kasih Tuhan dalam menghadapi situasi sulit. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Komentar

Postingan Populer