KOTBAH MINGGU III SETELAH EPIPHANIAS Minggu, 26 Januari 2025 “BANYAK ANGGOTA, TETAPI SATU TUBUH” (1 Korintus 12:12-20)

 KOTBAH MINGGU III SETELAH EPIPHANIAS

Minggu, 26 Januari 2025

 

“BANYAK ANGGOTA, TETAPI SATU TUBUH”

Kotbah: 1 Korintus 12:12-20      Bacaan: Pengkotbah 4:9-12


 

Dalam Minggu ini kita memasuki Minggu III Setelah Epipahnias. Tema kotbah yang akan kita renungkan “Banyak Anggota, Tetapi Satu Tubuh”. Tema ini hendak menjelaskan, meskipun tubuh Kristus terdiri dari banyak anggota dengan fungsi dan peran yang berbeda, semuanya dipersatukan dalam Kristus. Sama seperti tubuh manusia memiliki banyak anggota yang bekerja bersama, gereja juga terdiri dari berbagai individu dengan latar belakang, karunia, dan tanggung jawab yang beragam, namun semuanya memiliki satu tujuan: memuliakan Tuhan.

 

Tidak ada anggota tubuh yang lebih penting atau kurang penting dibandingkan yang lain. Semua anggota memiliki tempat dan peran yang ditentukan oleh Tuhan. Kesetaraan ini melampaui perbedaan sosial, budaya, atau ekonomi karena kita semua dipersatukan oleh Roh Kudus dalam iman kepada Kristus.

 

Setiap anggota tubuh saling membutuhkan. Tidak ada satu anggota yang bisa berdiri sendiri atau menjalankan fungsinya tanpa bantuan anggota lainnya. Tubuh hanya bisa berfungsi dengan baik jika semua anggotanya bekerja bersama secara harmonis.

 

Dari perikope ini ada beberapa hal yang perlu dipelajari, yakni:

 

Pertama, kesatuan dalam keberagaman (ay. 12-13). Paulus menegaskan bahwa meskipun ada banyak anggota, kita semua dibaptis ke dalam satu Roh dan menjadi satu tubuh. Tidak peduli latar belakang, suku, atau status sosial, semua dipersatukan dalam Kristus. Dalam gereja, ada berbagai talenta, kepribadian, dan peran. Kita tidak dipanggil untuk bersaing tetapi untuk saling melengkapi. Seperti tubuh manusia membutuhkan setiap anggota untuk berfungsi, demikian pula gereja membutuhkan semua anggota untuk menjalankan misinya.

 

Kedua, pentingnya setiap anggota (ay. 14-17). Paulus mengingatkan bahwa setiap anggota tubuh memiliki fungsi spesifik. Tangan, mata, dan kaki tidak dapat saling menggantikan. Bayangkan jika mata berkata, “Aku tidak butuh tangan,” atau kaki berkata, “Aku tidak penting.” Tubuh akan kehilangan keseimbangan. Dalam kehidupan gereja, tidak ada peran yang lebih penting daripada yang lain. Baik itu pengkhotbah, pendoa, pemain musik, atau orang yang membersihkan gereja, semua memiliki peran vital. Jangan pernah meremehkan pelayanan kecil karena semuanya berharga di mata Tuhan.

 

Ketiga, kerjasama untuk tujuan bersama (ay. 18-20). Allah sendiri yang menempatkan setiap anggota tubuh sesuai dengan kehendak-Nya. Ini menunjukkan bahwa keberadaan kita dalam tubuh Kristus bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah. Daripada merasa iri dengan peran orang lain, kita dipanggil untuk bersyukur atas peran kita sendiri dan bekerja sama untuk membangun gereja. Sebagai tubuh Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kesatuan, menghargai perbedaan, dan bekerja sama untuk kemuliaan Allah.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimankah car akita untuk satu tubuh dalam kepelbagaian anggota tubuh itu? Cara kita menjadi satu tubuh dalam kepelbagaian anggota tubuh berdasarkan 1 Korintus 12:12-20 dapat dipahami melalui beberapa prinsip utama yang dijelaskan Paulus dalam perikop tersebut:

 

Pertama, kita mengakui bahwa kita dipersatukan oleh Roh Kudus (ay. 12-13). Paulus menegaskan bahwa kita semua, meskipun berbeda, telah dibaptis dalam satu Roh ke dalam satu tubuh. Kesatuan kita berasal dari karya Roh Kudus, bukan dari usaha manusia. Kita disatukan oleh iman kepada Kristus, bukan oleh kesamaan budaya, bahasa, atau status sosial. Setiap anggota tubuh Kristus harus menghormati karya Roh Kudus dengan menjaga persatuan, meskipun terdapat perbedaan dalam latar belakang atau pandangan.

 

Kedua, kita harus menghargai keberagaman fungsi setiap anggota (ay. 14-17). Paulus menggunakan analogi tubuh untuk menunjukkan bahwa setiap anggota memiliki fungsi unik. Tidak semua menjadi mata, tangan, atau kaki. Tuhan telah memberikan peran dan karunia berbeda kepada setiap orang agar semuanya saling melengkapi, bukan bersaing. Kita harus menghargai karunia dan pelayanan setiap orang, tanpa membandingkan atau merasa bahwa satu peran lebih penting daripada yang lain.

 

Ketiga, kita harus mampun menghilangkan rasa rendah diri dan kesombongan (ay. 15-17). Paulus mengingatkan bahwa tidak ada anggota tubuh yang boleh merasa kurang penting atau tidak dibutuhkan. Tidak ada tempat untuk meremehkan diri sendiri (inferioritas) atau meremehkan orang lain (superioritas) dalam tubuh Kristus. Kita harus menerima bahwa setiap orang berharga di mata Tuhan, dan pelayanan sekecil apa pun tetap penting bagi tubuh Kristus.

 

Keempat, kita harus memahami bahwa Allah yang menetapkan peran kita (ay. 18-20).

Paulus menegaskan bahwa Allah sendiri yang mengatur dan menempatkan setiap anggota sesuai kehendak-Nya.

  • Makna: Tidak ada peran dalam gereja yang kebetulan. Tuhan memiliki tujuan bagi setiap orang di tubuh Kristus.
  • Aplikasi: Kita dipanggil untuk melayani sesuai dengan panggilan dan talenta yang telah Tuhan percayakan, tanpa iri kepada peran orang lain.

 

Kelima, kita harus mampu bekerja sama dalam harmoni. Tubuh hanya dapat berfungsi dengan baik jika setiap anggota bekerja sama. Jika satu anggota tidak menjalankan fungsinya, tubuh akan terganggu. Kita dipanggil untuk saling mendukung, melengkapi, dan memperhatikan kebutuhan anggota lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menunjukkan kasih Kristus dengan melayani orang lain, berdoa bersama, dan mendukung pelayanan jemaat secara keseluruhan.

 

Menjadi satu tubuh dalam kepelbagaian anggota berarti hidup dalam kesatuan meskipun kita memiliki perbedaan. Ini dimungkinkan melalui karya Roh Kudus, penghargaan terhadap perbedaan, kerendahan hati, dan kerja sama. Setiap kita memiliki tanggung jawab untuk aktif melayani sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan dan menjaga keharmonisan tubuh Kristus.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari kotbah Minggu III Setelah Epiphanias ini? Berikut adalah hal-hal yang perlu direnungkan dari tema “b\Banyak anggota, tetapi satu tubuh” berdasarkan 1 Korintus 12:12-20:

 

Pertama, mari menghargai keberagaman kita. Hargai perbedaan kemampuan, pendapat, dan cara kerja orang lain dalam keluarga, pekerjaan, dan gereja. Hindari sikap menghakimi atau merendahkan orang lain yang memiliki peran berbeda dari kita.

 

Kedua, mari berperan aktif sesuai dengan panggilan kita. Gunakan karunia dan kemampuan yang Tuhan berikan untuk melayani dalam gereja dan masyarakat. Jangan ragu untuk mengambil bagian, meskipun peran kita terlihat kecil atau sederhana.

 

Ketiga, mari membangun kerja sama yang harmonis. Jadilah rekan kerja atau anggota tim yang saling mendukung, bukan bersaing untuk kepentingan pribadi. Carilah cara untuk bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama.

 

Keempat, kita haru tetap menjaga kerendahan hati. Akui bahwa kita tidak bisa melakukan segala sesuatu sendirian dan membutuhkan bantuan orang lain. Hindari kesombongan atas keberhasilan pribadi, serta ingat bahwa semua karunia berasal dari Tuhan.

 

Kelima, kita harus saling mendukung dan menguatkan. Berikan dorongan dan penghargaan kepada orang lain, terutama mereka yang merasa kecil atau tidak berharga dalam pelayanan atau pekerjaan. Bantu anggota keluarga, teman, atau jemaat yang sedang menghadapi kesulitan melalui doa, nasihat, atau tindakan nyata. Karena itu, renungkan bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang hidup dan aktif. Setiap dari kita memiliki tanggung jawab untuk melayani sesuai dengan panggilan dan karunia masing-masing, sambil terus menjaga kesatuan dan keharmonisan di dalam Kristus.(rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Komentar

Postingan Populer