Minggu, 14 Januari 2024
“YESUS ANAK ALLAH DAN RAJA”
Khotbah: Yohanes 1:43-51 Bacaan: 1 Samuel 3:1-10
Kita telah memasuki Minggu kedua Epiphanias. Tema yang akan kita renungkan adalah “Yesus Anak Allah dan Raja”.Nathanael yang disebutkan dalam Yohanes 1:43-51 adalah salah satu dari dua belas murid Yesus. Ayat-ayat ini mencatat pertemuan awal antara Nathanael dan Yesus. Ketika Filipus memberi tahu Nathanael bahwa mereka telah menemukan Mesias yang dinubuatkan oleh Musa dalam kitab Taurat dan para nabi, Nathanael awalnya meragukan apakah sesuatu yang baik bisa datang dari Nazaret. Filipus mengundangnya untuk datang dan melihat sendiri.
Ketika Nathanael mendekati Yesus, Yesus berkata tentangnya, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau." Nathanael terkesan dan bertanya bagaimana Yesus bisa tahu tentangnya. Yesus menjawab, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau."
Nathanael kemudian memberikan pengakuan iman yang kuat dengan berkata, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel!" Kata-kata ini menunjukkan bahwa Nathanael mengakui Yesus sebagai Mesias yang dinubuatkan dan sebagai Anak Allah dan Raja Israel. Ini mungkin dipahami sebagai ungkapan keyakinan yang tulus dan penuh pengakuan terhadap identitas Yesus sebagai Mesias yang ditunggu-tunggu dan sebagai sosok yang memiliki otoritas dan kedaulatan atas umat Allah.
Berdasarkan narasi Yohanes 1:43-51, ungkapan "Yesus sebagai Anak Allah dan Raja" berasal dari pengakuan Nathanael setelah dia bertemu dengan Yesus. Awalnya, Filipus memberitahu Nathanael bahwa mereka telah menemukan Mesias, yang dinubuatkan oleh Musa dan para nabi. Nathanael awalnya meragukan bahwa sesuatu yang baik bisa datang dari Nazaret. Saat Nathanael mendekati Yesus, Yesus mengungkapkan pengetahuan-Nya tentang Nathanael dengan mengatakan, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau."
Terkesan dengan pengetahuan ilahi Yesus, Nathanael memberikan pengakuan iman yang kuat, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel!" Ungkapan ini mencerminkan keyakinan Nathanael bahwa Yesus adalah Anak Allah, gelar yang menunjukkan hubungan khusus dan ilahi dengan Allah, serta Raja Israel, yang menunjukkan pengakuan terhadap otoritas dan pemerintahan-Nya. Pengakuan Nathanael ini mencerminkan pemahaman dan keyakinan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru atau nabi biasa, melainkan Mesias yang dinubuatkan dan memiliki kedudukan yang istimewa sebagai Anak Allah dan Raja Israel. Ungkapan ini juga mencerminkan pengharapan orang Yahudi akan kedatangan Mesias yang akan memerintah sebagai Raja mereka dan memenuhi janji Allah kepada umat-Nya.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Epiphanis 2 ini? Pernyataan Nathanael yang mengatakan "Yesus Anak Allah dan Raja" dalam Yohanes 1:43-51 mengandung beberapa makna teologis dan spiritual yang dapat direnungkan:
Pertama, pengakuan kepribadian Kristus. Pernyataan Nathanael mencerminkan pengakuan bahwa Yesus bukan sekadar figur manusiawi biasa atau guru spiritual, melainkan Anak Allah. Penggunaan istilah "Anak Allah" menekankan aspek keilahian dan hubungan istimewa Yesus dengan Bapa surgawi.
Kedua, penerimaan kedaulatan Yesus. Dengan menyebut Yesus sebagai "Raja Israel," Nathanael mengakui otoritas dan pemerintahan Yesus atas umat pilihan Allah. Ini mengingatkan kita pada peran Mesias yang dijanjikan dalam Alkitab, yang akan memerintah dan menyelamatkan umat-Nya.
Ketiga, ketidaksanggupan manusia dan kebutuhan akan Wahyu. Nathanael awalnya meragukan kemungkinan Mesias berasal dari Nazaret, tetapi melalui pengalaman pribadinya dengan Yesus, dia menyadari bahwa Yesus memiliki pengetahuan ilahi yang melebihi pemahaman manusia biasa. Ini mengajarkan kita pentingnya membuka hati dan pikiran kita terhadap kemungkinan bahwa kebenaran ilahi dapat melebihi pemahaman kita sendiri.
Keempat, peran Roh Kudus dalam Pengakuan Iman. Beberapa komentator menyoroti bahwa pengakuan Nathanael disertai dengan pemahaman ilahi yang diberikan oleh Yesus. Ini mencerminkan peran Roh Kudus dalam membuka mata dan hati kita untuk mengakui kebenaran ilahi tentang Yesus Kristus.
Dalam refleksi pribadi, pernyataan Nathanael mengajak kita untuk mengakui identitas sejati Yesus sebagai Anak Allah dan Raja, serta untuk menerima otoritas dan kedaulatan-Nya dalam hidup kita. Ini juga mengajak kita untuk membuka diri terhadap pengalaman rohaniah yang dapat merubah pandangan kita terhadap Kristus. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar