KOTBAH AKHIR TAHUN Selasa, 31 Desember 2024 “SERAHKANLAH HIDUPMU KEPADA TUHAN” (Mazmur 37:1-11)

 KOTBAH AKHIR TAHUN

Selasa, 31 Desember 2024

 

“SERAHKANLAH HIDUPMU KEPADA TUHAN”

Kotbah: Mazmur 37:1-11  Bacaan: 1 Petrus 5:6-11


 

Hari ini kita berada di penghujung tahun 2024, sebuah momen refleksi untuk melihat perjalanan hidup kita sepanjang tahun ini. Ada banyak hal yang mungkin kita hadapi: keberhasilan, kegagalan, sukacita, kesedihan, atau bahkan pergumulan yang berat. Tetapi melalui semuanya, firman Tuhan mengundang kita untuk menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya.

 

Dalam Ibadah Akhir Tahun ini tema yang akan kita bahas adalah “Serahkanlah Hidupmu kepada TUHAN”.  Tema ini panggilan untuk mempercayakan seluruh aspek kehidupan kita kepada Tuhan dengan keyakinan penuh bahwa Dia akan memelihara, membimbing, dan bekerja untuk kebaikan kita. Kehidupan pemazmur dalam perikop ini sebuah pengingat untuk kita agar tidak takut atau iri terhadap keberhasilan orang fasik, melainkan untuk hidup dalam kepercayaan penuh kepada Tuhan.

 

Jika kita mendalami perikop kotbah ini maka kita akan menemukan beberapa pelajaran penting bagaimana kita bersikap yang baik dalam rangka menyerahkan hidup kita kepada TUHAN.

 

Pertama, jangan iri kepada orang fasik (ay. 1-2). Pemazmur memulai dengan peringatan: "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang." Kadang-kadang kita merasa hidup tidak adil. Orang yang tidak takut Tuhan tampaknya berhasil, sementara kita yang setia justru menghadapi tantangan. Namun, ayat 2 mengingatkan kita bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Seperti rumput yang hijau di pagi hari tetapi layu di sore hari, begitulah hidup orang fasik. Sebaliknya, hidup orang yang mengandalkan Tuhan akan bertahan dalam kekekalan. Daripada fokus kepada keberhasilan orang fasik, marilah kita memusatkan perhatian kepada panggilan Tuhan atas hidup kita. Jangan iri hati, tetapi percayalah kepada rencana Tuhan yang sempurna.

 

Kedua, percayalah dan berbuatlah yang baik (ay. 3-4). Mazmur ini mengajarkan dua respons: Percayalah kepada Tuhan dan berbuatlah yang baik. Ketika kita menyerahkan hidup kepada Tuhan, kepercayaan kita kepada-Nya diwujudkan dalam perbuatan yang baik. Ayat 4 juga memberi janji: "Bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." Keinginan hati kita harus selaras dengan kehendak Tuhan. Dalam menyambut tahun baru, mari kita belajar mempercayai Tuhan dalam segala situasi. Berbuat baik bukan hanya kepada mereka yang layak, tetapi juga kepada mereka yang mungkin sulit kita kasihi.

 

Ketiga, serahkanlah hidupmu kepada Tuhan (ay. 5-6). Ayat 5 dengan jelas berkata: "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." Apa arti menyerahkan hidup kepada Tuhan? Menyerahkan kekhawatiran kita, menyerahkan rencana kita, dan menyerahkan kelemahan kita. Ketika kita menyerahkan hidup, kita mengundang Tuhan untuk bertindak. Ayat 6 mengatakan, "Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang." Tuhan tidak pernah lalai menjaga anak-anak-Nya. Menyerahkan hidup kepada Tuhan berarti mengutamakan kehendak-Nya dalam segala aspek kehidupan: pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan keputusan-keputusan besar.

 

Keempat, bersabar dan percayalah (ay. 7-9). Ayat 7 mengajak kita untuk "berdiam diri di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia." Ini adalah tantangan besar, terutama di zaman modern yang serba cepat. Kesabaran adalah tanda dari iman yang dewasa. Orang yang tergesa-gesa dan tidak sabar sering mengambil jalan pintas yang berbahaya, dan itu bisa menjauhkan kita dari rencana Tuhan. Dalam menghadapi tahun baru, kita diajak untuk tetap sabar menanti pertolongan Tuhan. Jangan terburu-buru atau mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi percayalah bahwa Tuhan bekerja dalam waktu-Nya yang sempurna.

 

Kelima, janji Kedamaian bagi orang yang menanti Tuhan (ay. 10-11). Mazmur ini ditutup dengan penghiburan: orang fasik akan hilang, tetapi orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan menikmati damai sejahtera yang berlimpah. Damai sejahtera bukan berarti tidak ada masalah, tetapi adanya kehadiran Tuhan di tengah masalah kita. Seperti kapal yang berlayar di tengah badai tetapi tidak tenggelam karena ada jangkar yang kuat, demikian juga hidup kita ketika berpegang kepada Tuhan. Damai sejahtera adalah warisan yang Tuhan berikan kepada orang percaya. Dalam menghadapi tahun baru, mari kita hidup dengan keyakinan bahwa Tuhan adalah sumber kedamaian sejati.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah dampak kehidupan yang berserah diri kepada TUHAN? Dampak kehidupan yang menyerahkan hidup kepada Tuhan
berdasarkan Mazmur 37:1-11:

 

Pertama, kita memiliki kehidupan yang dipenuhi kebaikan dan sukacita (ay. 3-4). "Percayalah kepada Tuhan dan berbuatlah baik... Bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." Menyerahkan hidup kepada Tuhan membawa dampak berupa dorongan untuk hidup dalam kebaikan. Sukacita yang sejati datang bukan dari hal-hal duniawi, tetapi dari hubungan yang erat dengan Tuhan. Hidup kita menjadi lebih bermakna karena terarah pada hal-hal yang baik. Sukacita yang melimpah, karena Tuhan menjadi sumber kebahagiaan sejati.

 

Kedua, jaminan pemeliharaan Tuhan (ay. 5-6). "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." Orang yang menyerahkan hidup kepada Tuhan tidak perlu takut, karena Tuhan akan bertindak sesuai dengan waktu dan cara-Nya. Kebenaran mereka akan ditunjukkan seperti terang di siang hari. Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong kita di saat yang tepat. Kehidupan yang lebih stabil dan tidak mudah terguncang oleh masalah.

 

Ketiga, kita mendapatkan ketenangan hati dan pikiran (ay. 7a). "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia." Orang yang menyerahkan hidup kepada Tuhan tidak akan terjebak dalam kecemasan atau iri hati kepada keberhasilan orang fasik. Mereka dapat hidup dengan tenang karena percaya bahwa Tuhan memegang kendali atas segalanya. Hati kita menjadi lebih damai di tengah tantangan. Tidak mudah tergoda untuk mengambil jalan pintas atau berkompromi dengan dosa.

 

Keempat, kekuatan untuk bersabar dan menanti Tuhan (ay. 7-8). "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia dengan sabar." Menyerahkan hidup kepada Tuhan membawa kemampuan untuk menantikan pertolongan Tuhan tanpa tergesa-gesa. Kesabaran ini menunjukkan kedewasaan iman. Kita Tidak mudah marah atau gelisah saat menghadapi tantangan. Keputusan yang diambil lebih bijaksana, karena didasarkan pada kehendak Tuhan.

 

Kelima, kita dipenuhi Damai Sejahtera yang berlimpah (ay. 11). "Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah." Menyerahkan hidup kepada Tuhan membawa damai sejahtera yang melampaui segala keadaan. Damai ini bukan berasal dari keadaan dunia, melainkan dari hubungan pribadi dengan Tuhan. Hidup kita tidak lagi dipenuhi konflik batin atau kegelisahan. Ada rasa cukup dan puas, karena hidup dilandasi oleh kepercayaan kepada Tuhan.


Hidup yang diserahkan kepada Tuhan membawa ketenangan, sukacita, jaminan pemeliharaan, kesabaran, damai sejahtera, dan keberhasilan sejati. Orang percaya yang menyerahkan hidupnya kepada Tuhan akan mengalami hidup yang lebih bermakna, penuh kedamaian, dan diberkati baik dalam waktu sekarang maupun dalam kekekalan.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Ibadah Akhir Tahun 2024 ini? Hal-hal yang perlu diperhatikan dan direnungkan dari tema “Serahkanlah Hidupmu kepada TUHAN” adalah:

 

Pertama, jangan terpancing oleh keberhasilan orang fasik (ay. 1-2). Penyerahan hidup kepada Tuhan berarti mengarahkan fokus kita kepada kehendak-Nya, bukan kepada keberhasilan duniawi yang sementara.

 

Kedua, hiduplah dalam Kebaikan dan Sukacita (ay. 3-4). Hidup yang diserahkan kepada Tuhan akan ditandai dengan kebaikan kepada sesama dan sukacita yang berasal dari hubungan yang erat dengan Tuhan.

 

Ketiga, percayalah pada rencana Tuhan melebihi keinginan kita sendiri (ay. 3-5). Menyerahkan hidup kepada Tuhan berarti percaya bahwa rencana-Nya selalu lebih baik daripada rencana kita sendiri, bahkan ketika kita tidak dapat melihat hasilnya dengan segera.

 

Keempat, mari bersabar dalam menanti waktu Tuhan (ay. 7-9). Sering kali, penyerahan hidup kepada Tuhan diuji dalam masa penantian. Kesabaran adalah tanda bahwa kita sepenuhnya percaya kepada Tuhan.

 

Kelima, andalkanlah Tuhan untuk bertindak (ay. 5-6). Penyerahan hidup kepada Tuhan berarti mengandalkan Dia sepenuhnya dan percaya bahwa Dia akan bertindak sesuai dengan waktu dan cara-Nya yang sempurna. Karena itu, tema ini mengajak kita untuk terus mempercayai Tuhan dalam segala hal, berserah penuh kepada-Nya, dan menikmati hidup yang diberkati oleh kehadiran-Nya. (rsnh)

 

Selamat Mengakhiri 2024 dan Songsonglah Tahun Baru 2025

Komentar

Postingan Populer