Renungan hari ini:
“GEMBALA YAN BAIK”
Yohanes 10:14 (TB) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
John 10:14 (NET) “I am the good shepherd. I know my own and my own know me –
Yesus menggunakan metafora tentang Gembala yang Baik. Gambaran ini mengkritik gembala yang gagal, yaitu raja-raja Israel (baca: Yer. 23:1-8; Za. 11:4-17; Yes. 56:11; Yehz. 34:1-31). Oleh sebab itu, Allah sendiri yang mengambil peran sebagai Gembala (Mzm. 23; 80; Yes. 40). Tuhan juga berjanji memberikan seorang gembala yang baik (Yehz. 34:23). Maka Yesus menggambarkan diri-Nya dalam peran Mesianik sebagai Gembala yang Baik. Dia memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Dia juga digambarkan sebagai Pintu untuk hidup yang sejati dan kekal (ay. 7).
Pelayanan Yesus dikontraskan dengan “pencuri” dan “perampok,” yaitu para pemimpin Israel di masa lalu yang gagal mengemban tanggung jawabnya. Berkebalikan dengan mereka, Yesus memenuhi peran mesianik-Nya (ay. 11). Yesuslah yang menggenapi nubuatan dalam Yehezkiel 34. Dia memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, seperti Daud yang mempertaruhkan nyawanya demi menjaga domba-dombanya (1Sam. 17:34-37). Kemudian di dalam ayat 16, Tuhan Yesus berbicara tentang domba-domba yang belum masuk pada kawanan yang sekarang. Ini menyatakan bahwa melalui karya salib, Kristus menawarkan keselamatan bagi orang-orang non-Yahudi.
Pertanyaan kita sekarang adalah apakah kualitas dari seorang gembala yang baik? Setidaknya ada tiga kualitas yang dimiliki seorang gembala yang baik, yaki:
Pertama, Ia memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Pada bagian ini Tuhan Yesus mengkontraskan gembala yang baik dengan mereka yang hanyalah seorang upahan. Para upahan ini bukan pemilik domba dan mereka tidak memperhatikan domba-domba tersebut (ay. 13). Bahkan ketika ada serigala datang, mereka akan meninggalkan domba-domba itu lalu lari karena yang mereka perhatikan ialah diri mereka sendiri (ay. 12). Lain halnya dengan gembala yang baik, karena gembala yang baik justru memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Yang menjadi fokus dari gembala yang baik ialah domba-dombanya dan bukan diri mereka sendiri. Itulah sebabnya ketika serigala datang maka gembala tersebut akan memberikan nyawanya sebagai pengganti agar domba-dombanya tidak dimangsa. Inilah juga yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika Ia mati menggantikan hukuman dosa kita di atas kayu salib. Kita yang seharusnya binasa karena dosa-dosa kita, namun Tuhan Yesus memberikan Diri-Nya untuk menanggung dosa-dosa kita. Jadi, ketika Tuhan Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik,” maknanya ialah “Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya supaya kita memiliki hidup yang kekal.”
Kedua, Ia mengenal domba-domba-Nya. Di ayat yang ke-14, Yesus menegaskan bahwa sebagai gembala yang baik, Ia memiliki kualitas yang unik yakni Ia mengenal domba-domba-Nya. Biarpun domba-domba kelihatannya hampir sama semuanya namun gembala yang baik dapat melihat perbedaan antara domba yang satu dengan domba yang lain. Hal ini menunjukkan ada pengenalan yang dalam dari Sang Gembala terhadap domba-dombanya sehingga ia dapat mengenal setiap dombanya. Bukankah ini adalah berita yang sangat indah karena Tuhan Yesus mengenal setiap kita? Saat Tuhan mengenal kita, ini juga berarti Ia tahu dengan jelas semua pergumulan, kepahitan, kekecewaan, dan bahkan semua kebutuhan kita. Lalu mengapa kita harus kuatir seakan-akan kita berjuang sendiri di dunia ini tanpa ada yang menolong kita?
Ketiga, domba-domba mengenal Gembalanya. Ini berarti seharusnyalah domba-domba mengenal gembalanya, mengenal suara gembalanya. Kenalkah kita dengan gembala kita? Kenalkah kita dengan suara gembala kita? Jangan sampai kebisingan dunia dan hiruk pikuk kesibukan kita membuat kita kurang mengenal gembala kita dan bahkan tidak dapat lagi mendengar suaranya. Karena itu, mari kita meneladani kualitas Gembala yang baik ini agar seluruh umat gembalaankita mendapatkan pelayanan yang berkualitas. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar