Kotbah Minggu 4 setelah Trinitatis
Minggu, 10 Juli 2022
"MEMBERITAKAN DAN MELAKUKAN FIRMAN TUHAN”
Kotbah: Ulangan 30:11-14 Bacaan: Kolose 1:1-14
Minggu ini kita akan memasuki Minggu keempat setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Memberitakan dan Melakukan Firman TUHAN”. Ada dua kata yang sering kita dengar berkaitan dengan Firman, yakni: kata “Rhema” dan “Logos”. Dua kata ini sering disalahmengerti oleh sebagian orang. Seolah-olah kata rhema sama dengan logos. Padahal sangat jauh berbeda maknanya. Secara sederhana bahwa kata rhema berarti: kata yang diucapkan (melalui mulut), memang sebagian diterjemahkan dengan "firman" (tergantung konteks, apabila yang mengucapkan adalah Allah/ Yesus) di dalam Alkitab bahasa Indonesia. Sebenarnya lebih tepat diterjemahkan dengan "perkataan/pengucapan”.
Kata “Logos”. ini benar-benar merupakan "firman" yang tidak hanya berupa "perkataan" tetapi jauh lebih luas dan lebih mendalam ketimbang “Rhema” Tapi, ada beberapa kalangan Kristen, terutama kalangan kharismatik yang mengartikan “Rhema” adalah semacam "bisikan Roh Kudus" yang dianggap "lebih tinggi" daripada “Logos”. , ini sebenarnya tidak tepat.
Agar lebih memahami makna kata Yunani “Rhema” bisa kita baca beberapa teks di bawah ini:
"Tetapi Yesus menjawab: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman (“Rhema”) yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4) "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan (“Rhema”)segala yang jahat” (Mat. 5:11). "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata (“Rhema” ) sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman” (Mat. 12:36)
Dengan membaca ayat-ayat di atas, kita pasti tahu bahwa “Rhema” seyogianya diterjemahkan dengan "perkataan" dan bukan "firman" agar tidak terjadi tumpang-tindih makna "firman".
Jika ada yang berkata bahwa Alkitab berisikan "sebagian" firman Allah dengan alasan bahwa di dalamnya kita temukan perkataan manusia, bahkan perkataan Iblis, maka pernyataan ini kurang tepat. Yang lebih tepat adalah, Alkitab itu berisikan sebagian "perkataan" Allah dalam arti “Rhema”, tetapi seluruh isi Alkitab adalah firman Allah dalam arti “Logos”. tertulis karena Allah tidak hanya berfirman lewat “Rhema” belaka tetapi juga lewat peristiwa, oknum, dan hal-hal tertentu dalam Alkitab.
Dengan penjelasan di atas, maka yang dekat dengan kita adalah LOGOS (Firman) bukan RHEMA (perkataan). Firman TUHAN dekat dengan kita dan berada dalam mulut dan hati kita setiap hari. Itu berarti, setiap kata dan pola tingkah laku kita adalah gambar penampakan dari Firman TUHAN. Kita menjadi Firman yang terbuka yang bisa dibaca dan dilihat orang setiap saat.
Firman itu dekat di “mulut" kita berarti bahwa Firman Tuhan tersebut juga cukup mudah untuk disampaikan kepada orang lain. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menyampaikan Firman Tuhan tersebut kepada orang lain. Pengertian frasa “di hati” berarti Tuhan telah menaruh Firman tersebut dalam hati setiap orang percaya. Ketika kita melakukan sesuatu dan merasa bahwa hal itu salah, berarti Tuhan sedang mengingatkan kita untuk bertindak sesuai dengan Firman Tuhan.
RENUNGAN
Apa yang harus kita renungkan dalam Minggu keempat Trinitatis ini?
Pertama, marilah kita menjadi pelaku Firman itu sendiri (Yak 1:22). Kita sendiri harus melakukan Firman Tuhan yang telah kita baca atau kita dengar. Percuma jika kita mengaku diri kita beriman kepada Tuhan tetapi kita tidak pernah melakukan Firman Tuhan. Bukankah Firman Tuhan adalah Firman yang membumi? Ketika Tuhan memberi perintah atau larangan, pastilah Tuhan sudah memperhitungkan bahwa manusia akan mampu untuk melakukannya.
Kedua, marilah kita membagikan Firman tersebut kepada orang lain. Dengan Firman yang sederhana dan membumi, seharusnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membagikan Firman tersebut kepada orang lain. Karena itu, jadikanlah Firman TUHAN itu dekat dalam mulutmu dan hatimu. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar