Renungan hari ini:
“AKAR KEPAHITAN”
Ibrani 12:15 (TB) "Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang"
Hebrews 12:15 (NET) "See to it that no one comes short of the grace of God, that no one be like a bitter root springing up and causing trouble, and through him many become defiled"
Akar kepahitan pastilah membawa masalah baik pada dirikita yang mengalami luka dan bagi orang lain yang membuat kita terluka. Mengapa akar kepahitan ini terjadi? Karena kita menjauh dari kasih karunia ALLAH. Itulah sebab penulis Ibrani dalam nas hari ini kembali mengingatkan kita agar jangan menjauh dari kasih karunia ALLAH. Jika kita menjauh dari kasih karunia ALLAH itu, maka kita akan rentan terkena akar kepahitan itu. Akar kepahitan itu seperti kanker emosional. Kita tidak akan pernah menduga betapa banyaknya orang yang bergumul dengan kepahitan.
Hari ini, mari kita cek hati kita, yang diibaratkan seperti sebuah taman. Apa yang saat ini tumbuh di dalam hati kita. Jika kita mempelajari lebih mendalam maka kita akan menemukan setidaknya ada 4 ciri kepahitan yang dituliskan dalam Ibrani 12, yakni:
Pertama, kepahitan dimulai dari bibit yang kecil. Dimulai dari Ibrani 12:12, penulis Ibrani menggambarkan orang percaya yang putus asa sebagai atlet lari yang kelelahan ketika berlomba. Orang bisa membuat kita merasa kesal, menyinggung perasaan kita, terutama menyakiti hati kita sekalipun mereka tidak bermaksud demikian. Tapi, kita sering gagal untuk melihat bahwa Tuhan menggunakan orang-orang tersebut untuk memperbaiki tingkah laku kita. Sebaliknya, kita malah mengijinkan tindakan atau perkataan orang yang menyakitkan menjadi benih kecil kepahitan yang kita tanam dan membiarkannya tumbuh menjadi besar.
Kedua, kepahitan membutuhkan tanah yang tepat. Ayat 15 mengatakan kita harus “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” Kita tidak bisa kehilangan kasih karunia Tuhan, tapi kita bisa menjauhkan diri dari kasih karunia itu atau tidak bisa melihat kasih karunia itu. Ketika kamu lupa kasih karunia Tuhan dalam hidupmu, maka kamu tidak akan bisa memberikan kasih karunia kepada orang lain dan hatimu menjadi lebih rentan terhadap kepahitan.
Ketiga, kepahitan mengembangkan akar yang dalam. “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang,” (ay. 15). Orang yang membiarkan benih kepahitan tertanam di dalam hatinya, maka benih itu akan bertumbuh dan berakar. Walaupun akar itu tidak terlihat, hal ini sangat merusak. Itu akan akan menghimpit kehidupan rohani dan emosionalmu, itu akan menahan kuasa Tuhan dan menghalangi Tuhan bekerja dalam hidupmu. Itu karena kebencian dan kekudusan tidak bisa berada dalam satu tempat secara bersamaan.
Keempat, kepahitan akan menghasilkan buah yang buruk. “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” (ay. 15). Ketika benih kepahitan ini berakar dan bertumbuh menjadi pohon dan menghasilkan buah, kepahitan itu tumbuh bercabang ke dua arah yang berbeda: ke arah dirimu sendiri dan membuatmu menjadi bermasalah, dan kepada orang lain yang membuat mereka tercemar. Bahkan hal itu bisa merusak hubunganmu dengan Tuhan (1 Yoh. 4: 20).
Kita yakin bahwa ada sesuatu di masa lalu yang membuat kita merasa kepahitan. Tapi, jangan biarkan rasa sakit itu mengakar di hatikita dan tumbuh dalam dirikita. Jangan menyiraminya dengan cara berpikir yang berpusat pada diri sendiri. Jangan memupuknya dengan mencari simpati dari orang lain. Apapun rasa sakit yang kita alami, bagaimanapun orang lain telah menyakitikita, bawalah ke kaki salib dan katakan, “Ini milik-Mu, Tuhan, Aku memberikannya kepada-Mu.” Menurutmu, apakah Tuhan dapat mengangkat semua kepahitan yang kamu rasakan dan membuatmu menjadi orang yang lebih baik? Alih-alih membiarkan benih itu berakar dan bertumbuh, biarkan kepahitan tersebut mati oleh kasih Allah yang tidak habisnya (Ef. 3: 17, Kol. 2: 6-7). Karena itu, yakinlah bahwa hidupkita akan berubah dari pahit menjadi lebih baik. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar