Selasa, 08 November 2022

Renungan hari ini: “SUNGGUH-SUNGGUH BERUSAHA” (2 Petrus 1:5)

 Renungan hari ini:

 

“SUNGGUH-SUNGGUH BERUSAHA”


 

2 Petrus 1:5 (TB) "Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan"

 

2 Peter 1:5 (NET) "For this very reason, make every effort to add to your faith excellence, to excellence, knowledge"

 

Bagi penulis 2 Petrus ini, orang Kristen itu harus memiliki kesungguhan dalam beriman. Arti sungguh-sungguh adalah ketekunan yang tidak boleh sambilan. Artinya terdapat upaya, usaha keras, disiplin, menjadikan proyek, tidak asalan, sambilan. Sungguh-sungguh adalah sebuah sikap - menjadikan hal-hal ini sesuatu yang ditekuni - bukan sekali-kali, bukan musiman (lawan dari sungguh-sungguh), tidak menyerah oleh keadaan, tidak berdasarkan perasaan (hari ini saya mau besok lagi malas, besok lagi kesal udah dst). 

 

Sunguh-sungguh yang diajak penulis Petrus adalah untuk menambahkan kepada iman sesuatu hal-hal yang bersifat rohani. Bukan berarti orang percaya diselamatkan dengan iman dan perbuatan baik. Bukan itu maksudnya. Kita tetap memiliki keyakinan bahwa orang percaya diselamatkan hanya karena iman. Namun sebagai orang beriman kita perlu berusaha menambahkan hal-hal rohani kepada iman kita itu. Menurut penulis Petrus ada banyak hal-hal rohani yang perlu kita tambahkan ketujuh hal ke dalam iman kita, yakni: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang. Namun kali ini kita tidak akan membahas ketujuh hal itu. Kita hanya akan membahas dua hal dari yang tujuh itu.

 

Pertama, kebajikan. Kata kebajikan berasal dari kata “arete” atau dalam bahasa Inggris “virtue” artinya perbuatan dengan standar moral yang tinggi.  Moralitas - berbuat baik kepada kemanusiaan, perkara kebaikan pekerti, jujur, tidak mengambil keuntungan terhadap orang yang lemah atau secara tidak jujur - perbuatan yang nyata. Di dalamnya ada sopan santun, etika dan kedisiplinan. Lakukan kebajikan yang tanpa syarat.

Kebajikan adalah perilaku atau kualitas yang memenuhi kebaikan moral sebagai pondasi prinsip dan moral kebaikan. Dalam bahasa Batak disebukan sebagai "Parange na denggan". Itu artinya orang yang beriman itu otomatis adalah orang yang berperilaku baik. Seorang yang disenangi oleh orang lain, berperilaku sopan, hidup tertib dan lain sebagainya.

 

Kedua, pengetahuan. Orang beriman itu harus suka belajar, meningkatkan pengetahuan, baik cara maupun pengertian. Pengetahuan bersaksi, konseling itu pengetahuan. Sukalah belajar, mendengarkan, rajin mengikuti kotbah yang bermutu. Pengetahuan bisa dipelajari, namun hikmat kita terima dari Tuhan yang fungsinya untuk mengaplikasikan pengetahuan. Karena itu kita harus mengisi diri kita dengan pengetahuan, sehingga ketika persoalan datang, maka hikmat akan memampukan kita mengaplikasikan pengetahuan yang sudah kita miliki, untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Hikmat tanpa pengetahuan seperti orang buta, sebaliknya pengetahuan tanpa hikmat seperti orang lumpuh, karena itu keduanya harus kita miliki dalam hidup kita. Dalam Amsal 19:2a disebutkan bahwa "Tanpa pengetahuan, kerajinan pun tidak baik". Dari sini kita tahu sebagai orang beriman, harus meniliki pengetahuan, tidak boleh hanya hidup polos tetapi bodoh. Sebetulnya dalam bahasa batak kata Pengetahuan diterjemahkan "Habisuhon" atau dalam bahasa sehari-hari disebut hikmat. Karena itu, marilah kita sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imankita hal-hal rohani seperti kebajikan dan pengetahuan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...