Rabu, 23 Desember 2020

KOTBAH MALAM NATAL Kamis, 24 Desember 2020 “TERANG TELAH BERSINAR DALAM KEGELAPAN” (Yesaya 9:1-6)

KOTBAH MALAM  NATAL 

Kamis, 24 Desember 2020

 

TERANG TELAH BERSINAR DALAM KEGELAPAN

Kotbah: Yesaya 9:1-6  Bacaan: Titus 2:11-15




 

 

Malam ini kita merayakan Malam Natal di tengah situasi pandemi Covid 19. Dalam Malam Natal ini akan membahas tema “Terang telah Bersinar dalam Kegelapan”. Ada dua hal yang penting kita lihat dalam tema ini, yakni:

 

Pertama, kata terang. Kitab Suci memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik.  Inilah yang dianugerahkan Tuhan,  "...atasnya terang telah bersinar."  Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus.  Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal.  Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita.  Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit.  Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib.  

 

Kedua, kegelapan. Kitab Suci memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian dan kematian.  Kata “kegelapan” (Ibrani: CHOSEK artinya: kegelapan, penderitaan, kehancuran, kematian, ketidaktahuan, kesedihan, kejahatan, atau ketidakjelasan) merupakan gambaran kehidupan yang secara manusia sudah mustahil untuk dipulihkan. 

 

Lebih dari tujuh ratus tahun ketika nabi Yesaya mendapatkan pewahyuan dari TUHAN, ia melihat keadaan dunia yang penuh kegelapan/kelam! Lalau ia melihat satu terang (cahaya) yang menyinari dunia dan mengusir kegelapan itu. Terang yang menyinari bangsa-bangsa di seluruh muka bumi itu merujuk kepada Yesus Kristus, Firman Allah yang menjadi manusia. Kedatangan Yesus  ke dalam dunia ini menjadi terang bagi setiap orang.

 

Nubuatan ini masih tetap relevan dengan kondisi manusia saat ini. Mengapa? Karena sampai saat ini masih banyak manusia yang berada dalam kegelapan. Kejahatan belum berhenti; kebencian masih merajalela; kenajisan masih merusak hidup manusia; bahkan dosa-dosa yang dahulu tidak terpikirkan dan terbayangkan sekarang justru dilakukan oleh banyak orang. Bukanlah setiap hari kita bisa melihat melalui berita-berita di televisi tentang perampokan, pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan, perjudian, penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual, jiwa-jiwa yang rapuh sehingga tidak berdaya melawan jerat iblis melalui narkoba, hiburan semu dunia malam, serta berbagai kisah yang menunjukkan bahwa manusia tidak mengetahui arti dan tujuan hidupnya. Masih begitu banyak manusia yang hidup dalam kekelaman yang  semakin mencekam. Manusia semakin tidak bahagia dan tanpa daya.

 

Lalau apa hubungannya dengan Natal yang akan kita rayakan? Hubunganya sangat jelas: Natal adalah momentum dari TUHAN untuk menghadirkan terang dalam hidup manusia. Kehadiran Yesus Kristus ke dalam dunia ini menjadi peristiwa sukacita terbesar dalam sejarah umat manusia. Manusia disadarkan bahwa ia berada dalam kegelapan. Iblis yang menipu manusia ditelanjangi pekerjaannya sehingga manusia menyadari dosa-dosanya.

 

Sukacita itu tidak terbatas pada kesadaran baru yang membawa pencerahan rohani, tetapi juga pada karya Yesus Kristus yang dialami oleh orang-orang yang mendapatkan terang sorgawi itu, yaitu: perbudakan dan penindasan dosa telah dipatahkan kuasanya, digantikan dengan damai sejahtera yang sejati sehingga manusia mangalami pemulihan dengan Penciptanya, dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya. Orang-orang yang hidup dalam terang Yesus Kristus diberi kekuatan untuk hidup dalam kebenaran Allah. Sudahkah kita mengalaminya? 

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dari kotbah Malam Natal ini? Ada beberapa hal yang hendak kita renungkan malam Natal ini, yakni:

 

Petama, janji untuk mengalami Terang diberikan kepada kita semua (Yes. 9:1–4). Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, “orang dapat hidup 40 hari tanpa makan, 4 hari tanpa minum, 4 menit tanpa bernafas, namun tidak dapat hidup 4 detik tanpa sebuah pengharapan.  Tanpa sebuah harapan orang akan menjadi frustasi, kehilangan arah dan akal, dan melakukan apa yang dianggap benar menurut pandangannya masing-masing (zaman kegelapan Israel).

 

Di tengah-tengah kesuraman harapan dan kegelapan hidup digambarkan seolah-olah “sudah mati” (gelap) Firman Tuhan datang memberikan pencerahan (9:1) mereka melihat Terang (lahir maupun batin).  Terang tersebut datangnya dari kehadiran Mesias  di tengah-tengah umat-Nya (Luk. 1:78-79). Terang tersebut mengusir kegelapan dari kehidupan setiap manusia, serta memberikan semangat baru, membangkitkan harapan, memberikan sukacita yang melimpah  (9:2) – pesta panen, jarahan perang, kelepasan dan kebebasan dari perbudakan dosa (9:3) – kuk dipatahkan. Dimana ada Yesus hadir di tengah-tengah: keluarga, persekutuan, maka akan terjadi sukacita dan kelepasan serta kemerdekaaan serta kemenangan  secara total.

 

Kedua, tugas  untuk membagikan terang ditujukan kepada kita semua (Yes. 60:1). Kehidupan tidak akan menjadi utuh, apabila tidak diimbangi dengan “kontribusi” yang kita buat kepada orang lain. Cara yang tepat untuk menjadi kaya adalah dengan cara memperkaya orang lain.  Kekristenan dibangun dengan dua sisi/dua kaki yakni: pengalaman dan perbuatan (pengajaran dan praktik).

 

Setelah mengalami terang yang memberikan sukacita dan  pelepasan, maka tiba waktunya orang percaya membagikan terang itu kepada sekelilingnya. Siapa orang yang disekeliling kita?

a.       Keluarga kita – rumah tangga menjadi sumber inspirasi – Bunda Teresa ditanya, bagaimana cara untuk menciptakan dunia? Ia menjawab: “pulanglah dari kasihilah serta berdamailah dengan keluargamu.”

b.      Persekutuan kita – kita terdiri dari perbedaan watak, kepribadiaan. Persekutuan bersifat beragam dan  bukannya seragam. Bila kepentingan. Masing-masing diperlakukan sebagai yang paling utama dan mengemuka, Semua akan saling mengalahkan dan tak mau mengalah. Persekutuan merupakan ”laboratarium” untuk mempraktikkan kasih Allah.

c.       Jemaat merupakan gereja Tuhan dimana kita melayani, memberi dan mengasihi

d.      Masyarakat dimana kita tinggal ditengah-tengah orang lain saling mambutuhkan.

 

Karena itu, sambutlah Sang Terang itu agar segala kegelapan dalam hidup kita hilang dan hidup kita berjalan dalam Terang Yesus Kristus. (rsnh)

 

Selamat Malam Natal 24 Desember 2020 bagi kita semua!

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...