Rabu, 02 September 2020

Renungan hari ini: DAHULU KEUNTUNGAN, SEKARANG RUGI

 Renungan hari ini:

 

DAHULU KEUNTUNGAN, SEKARANG RUGI




 

Filipi 3:7 (TB) "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus"

 

Philippians 3:7 (NET) "But these assets I have come to regard as liabilities because of Christ”

 

Kehidupan Paulus berubah total setelah bertemu dengan Yesus. Hidupnya mengalami pemahaman makna baru. Dahulu dia menganggap bahwa kesetiaannya pada hukum agama Yahudi adalah sesuatu keuntungan besar untuk mendapatkan keselamatan. Tetapi setelah mengenal Yesus, keuntungan itu dianggapnya sebuah kerugian. 

 

Paulus membalikkan semua sistem nilai yang dahulu dia pegang di dalam hidupnya. Apa yang pernah menjadi pencapaiannya bukan sesuatu yang tidak baik menurut ukuran manusia, bukan sesuatu yang tidak dihargai dan dihormati menurut ukuran manusia, bukan sesuatu yang tidak bernilai. Alkitab mencatat Paulus menyebut itu semua sebagai “gain” (keuntungan). Tetapi bagi Paulus apa yang dulu menjadi suatu keuntungan kini menjadi kerugian, dan bukan selesai sampai di situ, Paulus mengatakan itu semua adalah sampah karena dia memperoleh Yesus Kristus. Perubahan itu adalah perubahan yang revolusioner. Perubahan itu harus mengingatkan kita pada waktu firman Tuhan mengatakan itu adalah sampah, jangan pernah coba-coba koleksi. Karena sampai pada akhirnya itu semua akan menjadi bau busuk dan kita akan dipermalukan di hadapan Tuhan. Hari ini saya mengajak kita semua masuk ke dalam gudang rohani kita, cari dan buang segala sampah yang ada di situ. 

 

Jika kita mendalami nas hari ini, maka setidaknya ada tiga jenis sampah yang perlu kita tinggalkan dan buang jauh-jauh, yakni:

 

Pertama, sampah kebenaran diri sendiri (self-righteous). Sampah merasa diri paling benar dan menghina orang lain yang berbeda dengan kita haruslah kita buang. Ciri orang seperti ini adalah setiap kali berjumpa dengan siapapun dan selalu menganggap diri jauh lebih rohani dan lebih suci, merasa lebih banyak tahu, cenderung menghina orang lain. Manusia kategori seperti ini adalah manusia sampah yang perlu kita hindari.

 

Kedua sampah kebanggaan diri (self-pride). Paulus menceritakan kesuksesan dirinya, yang berasal dari keturunan Yahudi asli, yang memiliki berbagai privilege dengan ras, keturunan, pendidikan, karier, dan segala pencapaiannya (Flp. 3:5-6). Itu semua dahulu sudah dimilikinya. Sekarang saat berkonfrontasi dengan orang-orang yang membangga-banggakan hal seperti itu, Paulus mengatakan semua itu adalah sampah. 

 

Paulus tidak membesar-besarkan diri sebagai seorang pendeta yang bisa berkhotbah dengan tiga atau empat bahasa meskipun dia mampu dan bisa; bahkan kepada jemaat Korintus dia mengatakan aku datang kepadamu dengan sangat takut dan gentar, dengan rendah hati dan hanya memuliakan Yesus yang menjadi sandarannya (1 Kor. 2:3). Self-pride membuat kita berpikir kita bisa bersandar kepada kekuatan, kesuksesan, kemampuan dan segala kehebatan kita sehingga kita tidak perlu Tuhan. Sampai kelak kita menyadari semua itu akan hancur dan roboh diterpa oleh badai dan topan besar, bisa meluluh-lantakkan apa yang kita pegang erat-erat dalam hidup ini. 

 

Ketiga, sampah kepentingan diri sendiri (self-interest). Barangsiapa yang menjadikan diri sebagai yang paling penting dan menjadikan interes diri itulah yang dia cari, kelak di hadapan Allah itu semua adalah sampah yang berbau busuk adanya. Dalam Filipi 2:21 Paulus mengatakan, “…sebab semua orang mencari kepentingannya sendiri dan bukan kepentingan Kristus Yesus…” Paulus menyatakan fakta yang menyedihkan bahwa di dalam pelayanan ada begitu banyak yang mengaku hamba Tuhan yang hanya mencari kepentingan untuk dirinya sendiri. Tidak banyak yang mencari kepentingan Yesus Kristus. Semuanya mencari kepentingan diri sendiri. 

 

Paulus begitu prihatin dan berduka menyatakan fakta realita ini, “semua orang mencari kepentingannya sendiri.” Banyak orang memakai segala cara menarik jemaat yang Paulus layani dengan cara menjelek-jelekkan rasul Paulus. Di sinilah kita memahami apa yang Yesus katakan di dalam Matius 7:22-23, kelak ada banyak orang berseru, “Tuhan, Tuhan kami bernubuat demi namaMu, mengusir setan demi namaMu, mengadakan banyak mujizat demi namaMu…” Ayat itu memberitahukan kepada kita berapa mudah kita bisa memakai embel-embel demi nama Yesus, demi nama Injil, padahal itu hanya kendaraan yang kita pakai untuk memenuhi self-interest kita sendiri. Jikalau ujung-ujungnya adalah diri sendiri, ujung-ujungnya adalah demi self-interest sendiri, kita telah mencuri kemuliaan Tuhan. Karena itu, janganlah menyimpan ketiga sampah itu dalam hidup kita, melainkan carilah kehidupan yang baik melakukan kehendak TUHAN dan segala perintah-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...