Kamis, 26 April 2018

Renungan hari ini: BERSUKACITA DAN BERSORAK MEMULIAKAN TUHAN


Renungan hari ini: 

BERSUKACITA DAN BERSORAK MEMULIAKAN TUHAN


Wahyu 19:7 (TB) "Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!" 

Revelation 19:7 (NRSV) "Let us rejoice and exult and give him the glory” 

Sukacita adalah apa yang Allah penuhkan pada kita, ketika kita percaya kepada Kristus. Dalam Roma 15:13, dikatakan, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu”. Hal ini menegaskan bahwa Kerajaan Allah adalah sukacita (Rm. 14:17). Sukacita adalah buah dari Roh Allah di dalam kita. Sukacita adalah tujuan dari segala sesuatu yang para rasul lakukan dan tuliskan. Menjadi orang Kristen adalah menemukan sukacita yang menjadikan kita bersedia untuk meninggalkan segala sesuatu. Sukacita dipelihara dan ditopang oleh firman Allah dalam Alkitab. Sukacita akan mengambil alih semua kesedihan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sukacita di dalam Allah melebihi semua sukacita di bumi.

Allah memanggil semua bangsa dan orang untuk bergabung dalam sukacita yang Ia berikan kepada semua orang yang percaya. Tidak ada rasisme. Tidak ada etnosentrisme. Seluruh berita Kristen dari awal sampai akhir adalah kabar baik tentang sukacita besar. Ketika kita bertemu Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua, kita akan masuk ke dalam sukacita-Nya yang tidak dapat dihancurkan. Jika kita tidak bersukacita di dalam Allah – jika Allah bukan harta kita dan kegemaran kita serta kepuasan kita, maka Ia tidak dihormati. Kemuliaan-Nya diremehkan. Reputasi-Nya dinodai. Karena itu Allah memerintahkan sukacita kita, baik demi mendatangkan kebaikan bagi kita maupun demi kemuliaan-Nya.

Ternyata yang membuat Paulus tetap memiliki sukacita adalah karena Dia memiliki Tuhan. Tuhan-lah sumber sukacitanya. Mungkin kamu sedang mengalami krisis ekonomi, gangguan kesehatan, atau masalah di dalam hubungan—tetapi saya ingin mengingatkan kita untuk bersukacita, karena sesungguhnya kita masih memiliki Tuhan. Tuhan sudah mati untuk dosa-dosa kita, kita telah mendapatkan pemberian yang terbaik dari Tuhan. Apakah memiliki Tuhan dan kasih-Nya tidak cukup untuk membuatmu tersenyum hari ini? Apakah kamu lebih senang memiliki banyak uang dibandingkan memiliki Tuhan? Apakah kamu lebih senang sembuh dari penyakitmu dibandingkan memiliki Tuhan? Dan apakah kamu lebih senang mendapatkan pacar yang kamu mau dibandingkan memiliki Tuhan? “Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bersukacita dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu” (Rm. 5:11). 

Marilah kita bersukacita untuk menguatkan orang-orang lain di sekitar kita. Jika kita setiap hari hidup cemberut seperti seseorang yang dikalahkan oleh masalah-masalah dunia, kita tidak akan bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Saya tidak menganjurkan kita untuk berpura-pura senang ketika kalian sedang sedih. Tapi saya ingin kita kembali meletakkan pandangan kita kepada Tuhan dan tersenyum kembali oleh karena Dia. Dia tidak pernah meninggalkanmu, apa pun yang terjadi. Dia yang sudah turun untuk menebus dosamu juga adalah Tuhan yang akan menyertaimu hingga akhir. Percayalah kepadaNya dan temukan sukacitamu kembali dari pada-Nya. Ketika kita hidup penuh dengan sukacita, orang-orang pasti akan bertanya-tanya darimana sumber sukacita kita itu. Disanalah kamu dapat menceritakan dimana letak rahasia sukacitamu itu, yaitu di Tuhan kita Yesus Kristus. “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes. 5:16-18). Karena itu, teruslah bersukacita dan bersorak-sorak memuliakan TUHAN. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...