Selasa, 28 Agustus 2018

Renungan hari ini: DAMAI SEJAHTERA

Renungan hari ini: 

DAMAI SEJAHTERA



Efesus 2:17 (TB) "Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat"   

Ephesians 2:17 (NET) "And he came and preached peace to you who were far off and peace to those who were near” 

Damai sejahtera itu merupakan salah satu buah roh yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Inilah yang dikatakan oleh firman Tuhan, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” (Gal. 5:22, 23).

Damai sejahtera itu berasal dari kata eirene,yang berarti “peace (damai), quietness (ketenangan), rest (istirahat).”  Orang yang hidup dalam ketenangan dan damai sejahtera akan tampil lebih meyakinkan. Ingat bahwa hidup itu selalu ada tantangan dalam hidup kita. Namun tantangan itu akan menjadi batu pijakan untuk menjadi lebih baik. Tetapi orang yang mudah panik menghadapi tantangan maka akan sulit menghadapi tantangan.

Damai sejahtera dari dunia ini rapuh. Kalau bukan dari Tuhan tidak akan bertahan lama. Yesus berjanji memberikan damai sejahtera kepada kita. Ada dua kesalahpahaman tentang damai sejahtera ini: Pertama, damai sejahtera itu ada bukan karena kita menghindari masalah.Ada yang berpikir bahwa kalau bisa menghindari masalah maka akan ada damai sejahtera. Salah besar. Masalah masih ada di sana. Justru itu harus dibereskan terlebih dahulu. Damai seperti ini tidak lama usianya, sebab masalahnya masih ada di sana. Kedua, berusaha untuk menyenangkan orang lain.Ini juga damai sejahtera yang palsu. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, sebab kita berhubungan dengan berbagai jenis orang. 


Pertanyaan kita sekarang adalah dalam sisi apa saja kita harus berdamai?
Pertama,berdamai dengan Tuhan.Inilah dasar yang utama untuk mendapatkan damai sejahtera. Alkitab katakan, “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,  dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.  Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat” (Ef. 2:14-17).
Menurut ayat ini dasar dari segala damai sejahtera kita adalah berdamai dengan Tuhan. Kolose 1:19, 20 juga menegaskan akan hal ini. Jangan hidup dalam perseteruan  dengan Tuhan. Banyak orang yang tidak mau diperdamaikan. Padahal Ini merupakan dasar kita menerima damai dari Tuhan. Kalau yang ini tidak dilakukan, maka apapun yang kita lakukan di depan tidak akan mendatangkan damai sejahtera.

Kedua,berdamai dengan diri sendiri. Musuh yang paling berat kita hadapi adalah dirikita sendiri. Nafsu dan keinginan daging adalah musuh yang terus menerus kita hadapi. Kita bisa kalah oleh karena keinginan daging dalam rangka mewujudkan dan mengerjakan keinginan dan kehendak Allah. Kita berseteru dengan diri kita dalam menjawab panggilan TUHAN. Karenanya, agar damai sejatera ada dalam dirikita maka kita harus berdamai dengan dirikita sendiri.

Ketiga,berdamai dengan orang lain. Betapa pentingnya kita harus mempunyai perdamaian dengan diri sendiri dan orang lain juga. Selesaikan masalah yang mungkin masih ada dalam hidup kita. Hiduplah dalam perdamaian juga dengan orang lain (Rm. 12:17, 18).Karena itu, marilah hidup kita dipenuhi dengan damai sejahtera senantiasa. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...