Kamis, 19 Maret 2020

Renungan hari ini: HIDUPLAH SEBAGAI ANAK YANG TAAT

Renungan hari ini:

HIDUPLAH SEBAGAI ANAK YANG TAAT



1 Petrus 1:14 (TB) "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu"

1 Peter 1:14 (NET) "Like obedient children, do not comply with the evil urges you used to follow in your ignorance”

Hidup dengan taat merupakan bagian dari kewajiban kita sebagai pengikut Yesus. Percaya dan taat kepada Yesus membuktikan bahwa kita hidup dalam kehendak-Nya. Ada orang beranggapan bahwa mengikut Kristus menghidupi pengajaran-Nya adalah sebuah kemustahilan. Lebih lagi, muncul pertanyaan, "Apakah kita bisa merasa bahagia dengan hidup taat dan kudus di hadapan TUHAN?”

Kecenderungan manusia adalah mengikuti hawa nafsu dan keinginan dagingnya. Banyak diantaranya seringkali membawa manusia jatuh ke dalam berbagai pencobaan dan dosa. Namun dari sudut pandang mereka, apa yang mereka lakukan adalah kebahagiaan karena dapat memuaskan hawa nafsunya.  Namun tahukah kita, bahwa hidup dalam hawa nafsu dan keinginan diri sendiri adalah kebahagiaan yang beracun karena akan berujung kepada kehancuran bahkan kebinasaan. Sebaliknya, hidup dalam kekudusan adalah mengejar kebahagiaan sejati. Namun banyak orang percaya melihat sebaliknya, perintah untuk hidup kudus dipandang sebuah pengekangan sehingga membuat mereka merasa berat dan sulit saat menjalaninya. 

Pertanyaan kita adalah apakah tetap bisa bahagia ketika hidup dalam kekudusan dan tidak menuruti hawa nafsu kita? Jawabannya pasti bisa.  Dalam 2 Korintus 6:41 dituliskan "Dan sekarang, ya TUHAN Allah, bangkitlah serta masuklah ke tempat perhentian-Mu tempat tabut perjanjian TUHAN, lambang kekuasaan-Mu. Biarlah para imam-Mu mengenakan jubah keselamatan, ya TUHAN Allah. Biarlah orang-orang kudus-Mu bersukacita atas segala kebaikan-Mu" (FAYH). Dari teks ini kita belajar bahwa orang-orang yang hidup dalam kekudusan dan tidak menuruti hawa nafsunya, mereka mengalami sukacita, namun bukan sekedar karena keinginan mereka terpenuhi, tetapi karena pusat kehidupannya adalah Tuhan, dan mereka bisa mensyukuri setiap hal yang ada dalam hidup mereka dengan menyadari bahwa semua itu karena kebaikan Tuhan. 

Artinya, Tuhan itu anti terhadap dosa, Dia tidak mengijinkan dosa ada di hadapannya. Tetapi Tuhan tidak anti terhadap kebahagian dan sukacita, bahkan Tuhan menginginkan umat-Nya hidup dalam sukacita yang sejati (Mzm. 16:11). 

Dalam nas hari ini juga kita bisa terjebak dalam pemahaman bahwa hidup kudus  dan tidak menuruti hawa nafsu adalah hal bodoh. Hari-hari ini standar moralitas mulai bergeser, sehingga standar kebenaran sering dianggap sebagai kebodohan. Mereka yang mengejar kebahagiaan akan diperhadapkan dengan sebuah kebohongan yang ditabur oleh si jahat : hidup dalam kebahagian dan menikmati dosa, atau hidup kudus dalam penderitaan dan tekanan. Pada hal kenyataannya adalah sebaliknya, saat kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan, kita merdeka dan tidak lagi dalam perhambaan dan keterikatan. Inilah hidup dalam kemaksimalan, di mana kebahagiaan bukan sekedar menimati minuman keras, menjalani kehidupan malam, memiliki kelimpahan harta tanpa peduli caranya, dll. Sebaliknya dalam kekudusan kita akan mengalami sukacita bukan karena faktor di luar kita, namun karena hati kita dipenuhi kasih Allah.  Karena itu, teruslah berusaha hidup dalam kekudusan dan jangan menuruti hawa nafsu sebab kekudusan adalah jalan mulia menuju kebahagiaan.  (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...