Senin, 26 Juni 2023

Renungan hari ini: “CUKUPLAH KASIH KARUNIAKU BAGIMU” (2 Korintus 12:9)

 Renungan hari ini:

 

“CUKUPLAH KASIH KARUNIAKU BAGIMU”


 

2 Korintus 12:9 (TB) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku

 

2 Corinthians 12:9 (NET) But he said to me, “My grace is enough for you, for my power is made perfect in weakness.” So then, I will boast most gladly about my weaknesses, so that the power of Christ may reside in me

 

Untuk memahami nas hari ini, kita harus tantangan dan penghinaan yang dihadapi Paulus dari beberapa orang di jemaat Korintus yang meragukan otoritas dan kepemimpinannya sebagai rasul. Salah satu masalah yang muncul adalah adanya "duri dalam daging" yang mengganggu Paulus, yang diyakini oleh beberapa sarjana sebagai masalah kesehatan atau kelemahan fisik yang tidak dijelaskan secara rinci dalam teks. Paulus memohon kepada Tuhan tiga kali agar masalah ini dihapuskan, namun Tuhan menjawab dengan mengatakan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

 

Latar belakang penulisan ayat ini adalah bahwa Paulus merasa lemah dan terbatas dalam keadaan fisiknya, tetapi Tuhan memberikan kekuatan dan kasih karunia-Nya kepada Paulus dalam menghadapi tantangan dan cobaan tersebut. Paulus menyadari bahwa ketika ia merasa lemah, kuasa Tuhan menjadi nyata dan bekerja dalam hidupnya. Paulus menemukan bahwa dalam kelemahannya, ia bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan dan pengaruhnya yang sempurna.

 

Ayat ini mengajarkan kepada umat Kristen untuk mengandalkan Tuhan dalam kelemahan dan keterbatasan mereka. Kasih karunia Tuhan berlimpah dalam memberikan kekuatan dan pertolongan di tengah kesulitan. Ayat ini juga mengingatkan kita untuk tidak sombong atau menyombongkan diri dalam kemampuan kita sendiri, tetapi untuk bersandar sepenuhnya pada kekuatan dan kasih karunia Tuhan.

 

Dalam Kitab 2 Korintus 12:9, tidak dijelaskan secara rinci tentang bagaimana Paulus merespons jawaban Tuhan yang menyatakan, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Namun, berdasarkan konteks surat dan tulisan-tulisan Paulus lainnya, kita dapat menafsirkan bagaimana mungkin Paulus merespons pernyataan ini. Paulus adalah seorang pelayan Tuhan yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang kekuatan Allah yang bekerja melalui kelemahan manusia. Dalam surat-suratnya, Paulus seringkali menekankan pentingnya iman, harapan, dan ketergantungan pada Allah. Dia juga berbagi pengalamannya tentang bagaimana ia menghadapi tantangan, penolakan, dan kesulitan dalam pelayanannya.

 

Berdasarkan pemahaman ini, kita dapat mengasumsikan bahwa Paulus menerima jawaban Tuhan ini dengan penuh kesadaran akan pentingnya ketergantungan dan kepercayaan penuh pada kasih karunia dan kuasa Tuhan. Dia menerima bahwa dalam kelemahan dan keterbatasannya, kuasa Tuhan akan menjadi nyata dan bekerja secara sempurna. Paulus, sebagai seorang rasul yang mengalami berbagai cobaan dan penderitaan dalam pelayanannya, mungkin menyadari bahwa kelemahan dan keterbatasannya adalah kesempatan bagi kuasa Tuhan untuk bekerja secara ajaib. Dia mungkin merespons dengan rendah hati, menerima karunia Tuhan dengan penuh syukur, dan memutuskan untuk mengandalkan kuasa Tuhan dalam setiap situasi yang dihadapinya.

 

Dalam konteks surat ini, penulisan ayat ini juga menunjukkan bahwa Paulus ingin mengajarkan jemaat Korintus untuk mengandalkan Tuhan dan tidak bergantung pada kekuatan dan kelebihan duniawi. Dia ingin memperkuat iman mereka dan mengarahkan mereka untuk bergantung sepenuhnya pada Allah, yang kuasa-Nya beroperasi melalui kelemahan manusia. Namun, penting untuk dicatat bahwa informasi spesifik tentang reaksi Paulus tidak diberikan dalam teks. Oleh karena itu, bagaimana tepatnya Paulus merespons jawaban Tuhan tersebut mungkin merupakan spekulasi.

 

Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari pernyataan "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna," yakn:

 

Pertama, ketergantungan pada kasih karunia Tuhan. Ayat ini mengajarkan pentingnya bergantung pada kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Manusia memiliki kelemahan dan keterbatasan, tetapi Tuhan yang memiliki kuasa yang sempurna dapat memampukan kita melalui kasih karunia-Nya. Dalam keadaan kelemahan, kita dipanggil untuk mengandalkan dan mempercayai bahwa Tuhan memberikan segala yang kita perlukan.

 

Kedua, transformasi melalui kelemahan. Ayat ini mengajarkan bahwa dalam kelemahan kita, kuasa Tuhan menjadi sempurna. Ketika kita mengakui dan menerima kelemahan kita, dan berserah kepada Tuhan, Dia dapat bekerja dengan kuasa-Nya yang sempurna dalam hidup kita. Kelemahan kita menjadi kesempatan bagi Tuhan untuk mengubah kita, menguatkan kita, dan menunjukkan kemuliaan-Nya melalui hidup kita.

 

Ketiga, kerendahhatian dan ketidak-sombongan. Pernyataan ini juga mengingatkan kita untuk tidak sombong atau menyombongkan diri dalam kemampuan kita sendiri. Ketika kita menyadari bahwa kekuatan sejati kita berasal dari Tuhan, kita menjadi rendah hati dan mengakui bahwa segala sesuatu yang baik dalam hidup kita adalah hasil dari kasih karunia-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk hidup dalam rendah hati dan bersyukur kepada Tuhan, serta mengakui keterbatasan dan kelemahan kita sendiri.

 

Keempat, pengharapan dalam kesulitan. Ayat ini juga memberikan pengharapan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan. Ketika kita mengalami kelemahan dan kesulitan, kita dapat berharap pada kasih karunia Tuhan yang cukup untuk menyertai dan memampukan kita melewati setiap situasi. Tuhan tidak menjanjikan bahwa hidup akan bebas dari kesulitan, tetapi Dia menjanjikan bahwa kasih karunia-Nya akan mencukupi kita dalam setiap keadaan. Karena itu, nas hari ini mengingatkan kita untuk hidup dalam kerendahan hati, berserah kepada Tuhan, dan mengandalkan kuasa-Nya yang sempurna dalam setiap aspek hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...