Sabtu, 20 April 2024

KOTBAH MINGGU JUBILATE Minggu, 21 April 2024 “YESUS GEMBALA YANG BAIK” ( Yohanes 10:11-18)

 KOTBAH MINGGU JUBILATE

Minggu, 21 April 2024

 

“YESUS GEMBALA YANG BAIK”

Kotbah: Yohanes 10:11-18     Bacaan: Mazmur 23:1-6


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Yesus Gembala yang Baik”.  "Gembala" adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keamanan kawanan domba atau ternak lainnya. Makna dari peran seorang gembala memiliki kedalaman filosofis dan spiritual yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

 

Seorang gembala tidak hanya bertugas untuk mengawasi kawanan ternaknya, tetapi juga untuk mengasihi dan merawat mereka dengan penuh perhatian. Ini mencakup memberi makan, menjaga kebersihan, memeriksa kesehatan, dan memberikan perlindungan. Dalam konteks spiritual, analogi tentang Yesus sebagai Gembala yang Baik dalam Kitab Yohanes mencerminkan hubungan yang intim antara Yesus dan umat-Nya. Dia adalah pemimpin yang peduli, yang memberikan hidup-Nya untuk melindungi dan membimbing umat-Nya ke arah kehidupan yang berlimpah. Analogi ini menggambarkan kasih, perhatian, dan kesetiaan-Nya yang tak terbatas kepada umat-Nya. Sebagai Gembala yang Baik, Yesus menunjukkan kasih yang mendalam dan perhatian yang tak terbatas terhadap umat-Nya. Dia mengasihi setiap individu secara pribadi dan mengambil tanggung jawab atas kesejahteraan spiritual mereka.

 

Gembala yang Baik melindungi domba-dombanya dari bahaya dan ancaman. Demikian pula, Yesus memberikan perlindungan spiritual kepada umat-Nya dari kuasa dosa, kegelapan, dan kekuatan jahat. Seperti gembala yang memandu domba-dombanya ke padang rumput yang subur, Yesus sebagai Gembala yang Baik memimpin umat-Nya dalam kebenaran dan kehidupan yang berkelimpahan. Dia memberikan panduan melalui Firman-Nya dan Roh Kudus. Gembala yang Baik bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan domba-dombanya. Dalam kasus Yesus, Dia memberikan pengorbanan terbesar-Nya, yaitu hidup-Nya sendiri, sebagai jaminan keselamatan bagi umat-Nya. Dia juga setia dalam mengasihi, meskipun umat-Nya seringkali tidak setia. Gembala yang Baik memiliki hubungan yang intim dengan domba-dombanya. Demikian pula, Yesus mengundang setiap individu untuk memiliki hubungan pribadi yang dekat dengannya, di mana umat-Nya mengenal suara-Nya dan mengikuti-Nya dengan setia. Makna dari "Yesus Gembala yang Baik" mencerminkan karakter-Nya yang penuh kasih, kepedulian, dan kesetiaan terhadap umat-Nya. Ini juga menggambarkan peran-Nya sebagai pemandu, pelindung, dan penyelamat bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

 

Latar belakang yang melingkupi pengajaran ini adalah konteks kehidupan peternakan yang akrab bagi masyarakat pada zaman itu, terutama di daerah Palestina. Peternakan dan perawatan domba menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Domba-domba merupakan harta yang berharga bagi gembala, dan gembala bertanggung jawab atas keamanan, keberlimpahan, dan perlindungan mereka. Dalam konteks ini, Yesus menggunakan metafora ini untuk menjelaskan perhatian dan kasih-Nya terhadap umat-Nya. Dia menyatakan bahwa Dia adalah Gembala yang baik yang mengasihi, melindungi, dan mengorbankan diri-Nya demi domba-domba-Nya (umat-Nya).

 

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, pendengar Yesus akan memahami pentingnya peran gembala dalam melindungi domba dari serangan predator, memandu mereka ke padang rumput yang subur, dan menyediakan sumber air yang bersih. Dengan menggunakan metafora ini, Yesus menyampaikan pesan tentang perhatian, perlindungan, dan perhatian-Nya terhadap umat-Nya. Jadi, latar belakang penulisan pasal tersebut adalah untuk memberikan gambaran yang kuat dan mudah dimengerti tentang kasih dan perhatian Yesus sebagai Gembala yang Baik terhadap umat-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa Yesus disebut “Gembala yang Baik”. Yesus menyebut diri-Nya sebagai "Gembala yang Baik" dalam Yohanes 10:11-18 dengan beberapa alasan yang penting:

 

Pertama, karena Yesus memiliki kepedulian yang mendalam. Dalam perumpamaan ini, Yesus menyoroti hubungan yang intim antara gembala dan domba-domba-Nya. Sebagai Gembala yang Baik, Dia menekankan bahwa Dia peduli secara pribadi terhadap kebutuhan dan kesejahteraan domba-domba-Nya. Ini mencerminkan kasih-Nya yang mendalam terhadap umat-Nya.

 

Kedua, Yesus memiliki ketegasan untuk memberi Hidup. Yesus menyatakan bahwa seorang gembala yang asing atau pembantu tidak akan peduli dengan kesejahteraan domba seperti gembala yang sejati. Gembala yang asing tidak akan mengorbankan dirinya untuk domba-domba itu. Dalam kasus Yesus, Dia mengklaim bahwa Dia adalah Gembala yang bersedia memberikan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya. Ini menunjukkan komitmen-Nya untuk memberikan hidup yang kekal bagi umat-Nya, bahkan hingga kematian-Nya di salib.

 

Ketiga, Yesus memberikan pemahaman atas Kehendak Bapa. Yesus menyebutkan bahwa Dia tidak hanya bertindak atas keinginannya sendiri, tetapi sesuai dengan kehendak Bapa-Nya yang mengutus-Nya. Dalam konteks ini, Yesus menunjukkan bahwa tindakan-Nya sebagai Gembala yang Baik adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan dan mengasihi umat-Nya. Ini menegaskan ketaatan dan kesetiaan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya.

 

Keempat, Yesus memiliki kepemimpinan yang unik. Yesus mengklaim bahwa Dia adalah satu-satunya Gembala yang Baik. Ini menunjukkan eksklusivitas posisi-Nya dalam hubungan dengan umat-Nya. Yesus menegaskan bahwa hanya melalui-Nya, sebagai Gembala yang Baik, umat-Nya dapat mencapai kehidupan yang kekal dan memenuhi panggilan rohani mereka. Jadi, dalam Yohanes 10:11-18, Yesus menyebut diri-Nya sebagai Gembala yang Baik untuk menekankan kasih-Nya yang mendalam, kesiapan-Nya untuk mengorbankan hidup-Nya, ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa, dan posisi unik-Nya sebagai satu-satunya Juru Selamat bagi umat-Nya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang menjadi renungan kita pada Minggu Jubilate ini? Refleksi kita dari teladan "Yesus sebagai Gembala yang Baik" berdasarkan kitab Yohanes 10:11-18 dapat mencakup beberapa hal yang penting:

 

Pertama, kita harus memiliki kasih yang mendalam. Yesus menunjukkan kasih-Nya yang mendalam kepada umat-Nya dengan menggambarkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik. Demikian pula, kita dipanggil untuk mengasihi sesama dengan kasih yang tulus dan tanpa pamrih, siap untuk mengorbankan diri kita untuk kepentingan orang lain.

 

Kedua, kita harus mampu menjadi pemimpin yang melayani. Yesus, sebagai Gembala yang Baik, mengajarkan kepada kita tentang pemimpin yang melayni. Dia tidak hanya memberikan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya, tetapi Dia juga memberikan teladan tentang bagaimana kita harus memimpin dengan pelayanan dan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain.

 

Ketiga, kita harus memiliki ketaatan kepada Kehendak Bapa. Yesus menekankan bahwa tindakan-Nya sebagai Gembala yang Baik selaras dengan kehendak Bapa-Nya yang mengutus-Nya. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada kehendak Allah dan mencari-Nya dalam semua tindakan dan keputusan kita.

 

Keempat, kita harus mengimani keistimewaan Kristus. Yesus menyatakan bahwa hanya Dia adalah Gembala yang Baik dan satu-satunya jalan menuju keselamatan yang kekal. Ini menunjukkan pentingnya iman eksklusif kepada Kristus sebagai Juruselamat dan pemimpin spiritual kita.

 

Kelima, kita harus mampu memberikan perhatian dan perlindungan. Gembala yang baik peduli dan melindungi domba-dombanya dengan penuh kasih. Kita dipanggil untuk menjadi instrumen kasih dan perlindungan bagi mereka yang lemah, terpinggirkan, dan membutuhkan perlindungan. Karena itu, dengan merenungkan teladan Yesus sebagai Gembala yang Baik, kita dapat belajar untuk lebih mengasihi, melayani, dan mengikuti-Nya dengan setia dalam hidup kita sehari-hari. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Renungan hari ini: “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN” (Markus 4:38)

  Renungan  hari ini:   “KEKUATAN IMAN DAN KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN”   Markus 4:38 (TB2) Yesus sedang tidur di buritan mem...