Minggu, 13 Agustus 2023

KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS Minggu, 13 Agustus 2023 “MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN” (Kejadian 39:1-5)

 KOTBAH MINGGU X SETELAH TRINITATIS

Minggu, 13 Agustus 2023

 

“MENJADI BERKAT DI DALAM TUHAN”

Kotbah: Kejadian 39:1-5   Bacaan: Matius 8:5-13


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kesepuluh setelah Trinitatis. Tema yang akan kita gumuli adalah “Menjadi Berkat di dalam TUHAN”. Tema ini diangkat dari Kisah Yusuf yang berhasil di rumah Potifar dapat ditemukan dalam Kitab Kejadian 39:1-5. Ini adalah salah satu bagian penting dalam cerita hidup Yusuf dalam Alkitab. Yusuf adalah salah satu dari dua belas anak Yakub, dan dia sangat dicintai oleh ayahnya. Dia memiliki saudara-saudara yang cemburu padanya, dan hal ini menyebabkan mereka merencanakan untuk menjual Yusuf sebagai budak. Yusuf kemudian dijual kepada seorang Eunuk bernama Potifar, yang merupakan kepala pengawal istana Firaun di Mesir.

 

Yusuf datang ke rumah Potifar sebagai seorang budak, tetapi Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memberkati segala sesuatu yang dilakukan oleh Yusuf, dan Potifar menyadari bahwa Yusuf berhasil dalam segala hal yang dia lakukan. Yusuf dipercayai oleh Potifar dan diberi tanggung jawab atas banyak aspek rumah tangga dan properti Potifar. Ketika Yusuf berhasil di rumah Potifar, ini bukan hanya karena keterampilan kerjanya, tetapi juga karena keberkatan Tuhan yang nyata dalam hidupnya. Potifar melihat bahwa keberuntungan dan kesuksesan datang bersama-sama dengan kehadiran Yusuf. Potifar sangat puas dengan pelayanan dan pengelolaan Yusuf sehingga dia menyerahkan banyak tanggung jawab kepada Yusuf, bahkan mengangkatnya sebagai kepala pengawal rumah tangganya.

 

Dalam konteks ini, kisah Yusuf di rumah Potifar menyoroti kesetiaan, kerja keras, dan berkat Tuhan yang memungkinkan Yusuf berhasil di tengah-tengah situasi yang mungkin sulit dan tidak adil. Tetapi kisah ini juga mengandung konflik, karena kesuksesan Yusuf dan penampilannya yang tampan menarik perhatian istri Potifar, yang mencoba mendekati Yusuf secara tidak senonoh. Ketika Yusuf menolaknya dengan tegas karena komitmen moralnya kepada Tuhan, istri Potifar membuat tuduhan palsu terhadap Yusuf yang menyebabkan dia dihukum dan dipenjarakan.

 

Kisah ini akhirnya menjadi bagian penting dari perjalanan Yusuf menuju kedudukan tinggi di Mesir, di mana dia menjadi penasehat Firaun dan berperan dalam menyelamatkan bangsa dari kelaparan besar. Seluruh kisah hidup Yusuf menyoroti tema-tema seperti ujian, kesetiaan, belas kasih Tuhan, dan bagaimana Tuhan dapat mengarahkan hidup seseorang bahkan melalui situasi yang sulit.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana cara TUHAN memberkati Yusuf di rumah Potifar? Berikut adalah bagaimana cara TUHAN memberkati Yusuf di rumah Potifar:

 

Pertama, TUHAN menyertai Yusuf (ay. 2). Yusuf hidup dengan integritas dan kebenaran moral. Ketika istri Potifar mendekati Yusuf dengan tawaran yang tidak senonoh, Yusuf menolaknya karena ia ingin tetap setia kepada Tuhan dan prinsip-prinsip moral yang benar. Ini menunjukkan komitmen Yusuf terhadap kebenaran dan kehormatan, yang merupakan bagian dari berkat yang diberikan oleh Tuhan.

 

Kedua, TUHAN memberkati semua yang dilakukannya (ay. 3). Yusuf berhasil dalam semua tugas yang diberikan kepadanya oleh Potifar. Kesuksesan ini tidak hanya berasal dari keterampilan Yusuf sendiri, tetapi juga karena berkat Tuhan yang nyata. Potifar menyadari bahwa Yusuf memiliki kemampuan istimewa dan memberinya tanggung jawab yang lebih besar dalam pengelolaan rumah tangga.

 

Ketiga, keberhasilan Yusuf berasal dari berkat TUHAN. Percaya dan Kepuasan Potifar: Potifar memiliki keyakinan kuat bahwa keberuntungan dan keberhasilan yang dialaminya dalam hal-hal yang dikelola oleh Yusuf berasal dari berkat Tuhan yang ada bersama Yusuf. Potifar sangat puas dengan pelayanan Yusuf, sehingga ia tidak hanya mempercayakan aspek-aspek penting rumah tangganya kepada Yusuf, tetapi juga mengangkatnya sebagai kepala pengawal rumah tangganya.

 

Keempat, TUHAN memberkati Potifar melalui Yusuf. Keberkatan Tuhan ada dalam segala hal yang dimiliki Potifar karena adanya Yusuf. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memberkati Potifar melalui kehadiran dan pelayanan Yusuf. Kesuksesan dan berkat yang dimiliki Yusuf di rumah Potifar bukan hanya berdampak positif pada Yusuf sendiri, tetapi juga pada orang yang dia layani dan lingkungan sekitarnya. Jadi, TUHAN memberkati Yusuf di rumah Potifar melalui kesetiaan moralnya, kesuksesan dalam pekerjaan, dan pengaruh positifnya pada lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bagaimana berkat Tuhan dapat mempengaruhi dan mengubah situasi hidup seseorang, bahkan dalam keadaan yang mungkin sulit atau tidak adil.

 

Pertanyaan berikutnya dalah apa yang dilakukan Yusuf sehingga ia mendapatkan berkat TUHAN? Dalam Kejadian 39:1-5, ada beberapa tindakan konkret yang dilakukan oleh Yusuf sehingga ia menjadi berkat di rumah Potifar:

 

Pertama, Yusuf bekerja keras dan memiliki keterampilan. Yusuf bekerja dengan tekun dan kemampuan dalam segala hal yang dia lakukan di rumah Potifar. Ini termasuk tugas-tugas rumah tangga, pengelolaan harta benda, dan tanggung jawab lainnya. Keterampilan dan kerja keras Yusuf membuatnya berhasil dalam tugas-tugas ini, yang pada akhirnya membuatnya dihormati oleh Potifar.

 

Kedua, Yusuf memiliki integritas moral. Ketika istri Potifar mendekati Yusuf dengan niat yang tidak senonoh, Yusuf menolaknya dengan tegas. Tindakan ini mencerminkan integritas moral Yusuf yang kuat dan komitmen pada nilai-nilai kebenaran. Ketika Yusuf berkata, "Bagaimanakah aku ini dapat berbuat demikian kejahatan dan berdosa kepada Allah?" (Kejadian 39:9), ia menunjukkan kesetiaannya pada Tuhan dan moralitas yang teguh.

 

Ketiga, Yusuf setia kepada Tuhan. Ayat 2 menyatakan bahwa "TUHAN ada bersama Yusuf." Ini menunjukkan bahwa kesetiaan Yusuf pada Tuhan adalah aspek penting dari kisahnya. Kesetiaan ini mempengaruhi semua tindakannya dan memberikan landasan moral untuk keberhasilannya di rumah Potifar.

 

Keempat, Yusuf komit pada pekerjaan. Yusuf memahami pentingnya tanggung jawab yang diberikan kepadanya oleh Potifar. Ia tidak hanya menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi juga berusaha melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Komitmen seperti ini tentu saja membuatnya dihargai dan dihormati oleh Potifar.

 

Dalam keseluruhan, Yusuf berhasil di rumah Potifar karena kerja keras, keterampilan, integritas moral, kesetiaan pada Tuhan, pengaruh positif pada lingkungan, komitmen pada pekerjaan, dan rasa hormat pada kepemimpinan. Semua tindakan ini menggambarkan karakter yang baik dan prinsip yang kuat yang membentuk inti kepribadian Yusuf.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dari perikop Minggu kesepuluh setelah Trinitatis ini? Dari tindakan TUHAN bagi Yusuf sehingga ia menjadi berkat di rumah Potifar dalam Kejadian 39:1-5, ada beberapa pelajaran yang dapat direnungkan, yakni:

 

Pertama, perlunya kesetiaan pada nilai-nilai moral. Yusuf menunjukkan kesetiaan yang kuat pada nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip kebenaran, bahkan ketika menghadapi godaan dan tekanan. Tindakannya menolak tawaran istri Potifar yang tidak senonoh menegaskan pentingnya mempertahankan integritas dan moralitas, bahkan dalam situasi sulit.

 

Kedua, perlunya pengaruh positif kepada orang lain. Kehadiran Yusuf dan pengaruhnya di rumah Potifar tidak hanya mempengaruhi hidupnya sendiri, tetapi juga orang lain di sekitarnya, termasuk Potifar. Ini mengingatkan kita bahwa tindakan dan karakter kita dapat memiliki dampak positif pada lingkungan kita dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik.

 

Ketiga, perlunya komitmen pada keyakinan iman yang teguh. Yusuf menunjukkan komitmen yang tulus pada keyakinan agamanya. Dia menolak godaan karena ia ingin tetap setia kepada Tuhan dan nilai-nilai agamanya. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya memegang teguh keyakinan dan komitmen kita dalam menghadapi cobaan.

 

Dalam keseluruhan cerita Yusuf di rumah Potifar, kita dapat merenungkan betapa pentingnya menghormati nilai-nilai moral, mengandalkan Tuhan dalam semua tindakan kita, dan memegang teguh keyakinan agama kita, bahkan dalam situasi yang sulit. Karena itu, kotbah ini mengajarkan bahwa tindakan baik kita dapat membawa berkat bagi diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...