Rabu, 25 Maret 2020

Renungan: SOCIAL (PHYSICAL) DISTANCE

Renungan:
SOCIAL (PHYSICAL) DISTANCE
Salah satu istilah yang sering disebut dalam menghadapi Covid 19 adalah Social Distance (Harf. = Masyarakat Jauh). Dalam pengertian yang dimaksud adalah masyarakat hidup "Jarak Jauh" atau "Berjauhan" satu dengan yang lain. Minimal 1 meter jarak kita dengan orang lain. Jarak ini nyaman untuk terhindar dari virus Corona. Kalau ada teman yang bersin maka kita tidak kecipratan virusnya. Istilah ini dikeluarkan resmi oleh badan organisasi kesehatan dunia, Wolrd Health Organization (WHO).
Istilah ini disalah tafsirkan banyak orang di media sosial saat ini dengan membandingkannya pada filosofi Indonesia "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Filosofi ini pun diplesetkan baik dalam bentuk meme dan kalimat menjadi "Bersatu kita sakit, becerai (baca: berjauhan) kita hidup". 
Plesetan dan meme yang bertebaran ini perlu dikritisi agar tidak salah tafsir. Maksud WHO dalam istilah Social Distance adalah masyarakat harus menjaga jarak dengan manusia lainnya demi memutus rantai penyebaran virus Corona. WHO bukan hendak meruntuhkan filosofi Indonesia, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh". Melihat kesalahpahaman itu, maka WHO mengganti istilah "Social Distance" menjadi "Physical Distance" (Fisik yang berjauhan). Istilah baru ini lebih cocok dan pas untuk situasi kita saat ini dalam menghadapi pemutusan rantai penyebaran virus Corona. Saya sangat setuju dengan sikap WHO mengganti istilah lama dengan yang baru sekarang.
Dengan istilah baru "Physical Distance" semakin memberikan kita pemahaman yang jelas bahwa yang terpisah adalah fisik kita bukan semangat kita. Ideologi kesatuan bangsa tidak boleh dipisahkan oleh fisik yang berjauhan. Kendati kita berada di mana-mana namun semangat kesatuan berbangsa dan bertanah air tidak boleh tercerai-berai. Virus Corona 19 bukanlah sebuah sarana pemisah kesatuan bangsa. Karenanya janganlah memberikan meme-meme yang hendak menghancurkan ideologi dan filsafat bangsa yang sudah teruji nilainya. Kalaupun WHO semula menyebut "Social Distance" bukanlah hendak meruntuhkan kesatuan bangsa Indonesia.
Marilah kita bijak berkata-kata di tengah situasi bangsa yang sedang berjuang melawan penyebaran virus Corona 19 di Indonesia ini. Kita terus memberikan dukungan doa bagi para dokter dan perawat yang berjuang menolong korban virus Corona ini di Rumah Sakit agar mereka sembuh. Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan kekuatannya bagi para dokter dan perawat untuk menjalankan tugasnya. Mereka terhindar dari suspek virus Corona ini. (rsnh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...