Jumat, 08 Juni 2018

Renungan hari ini: TUHAN MEMBERKATI NEGERI

Renungan hari ini: 

TUHAN MEMBERKATI NEGERI


Ulangan 33:13 (TB) "Kiranya negerinya diberkati oleh TUHAN dengan yang terbaik dari langit, dengan air embun, dan dengan air samudera raya yang ada di bawah" 

Deuteronomy 33:13 (NRSV) "Blessed by the LORD be his land, with the choice gifts of heaven above, and of the deep that lies beneath” 

Kata "berkat" dalam bahasa Ibrani disebut barakah. Kata “barakah” tidak hanya berarti berkat, tetapi juga menunjukkan kepada “keadaan yang diberkati” atau “memiliki berkat”. Jadi kata “barakah” mencakup kepada situasi yang baik, sejahtera, berkuasa.

Kata “berkat” juga bisa berarti “berlutut”, seperti yang dilakukan oleh rakyat yang berlutut di hadapan seorang raja ketika mengajukan suatu permintaan. Dengan jalan berlutut di hadapan raja, sebetulnya mereka juga “memberkati” raja karena sudah menghormati raja. Sebagai balasannya, mereka berharap raja akan memberkati mereka. Ditinjau sacara etimologi maka berkat artinya; memberi kuasa hidup, memberi kemakmuran,kebebasan atau kemerdekaan. 

Dan berdasarkan kamus bahasa Indonesia "berkat" berarti karunia Tuhan yang membawa kebaikan di hidup manusia. Jadi, dengan adanya "Berkat" maka akan membawa perubahan yang baik kepada manusia yang akan diberkati. Sehingga, wajarlah jika manusia ingin diberkati.

Ketika berdoa kita sering berkata, Tuhan berkatilah hidup kami, Tuhan berkatilah pekerjaan kami, Tuhan berkatilah gereja kami dan seterusnya. Kata berkat itu menjadi sangat penting dan ketika diucapkan dalam kegiatan yang bersifat rohani maka menjadikan situasi menjadi sangat religius. Banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi orang yang diberkati. Namun pernahkah kita berdiam diri dan merenungkan arti kata berkat dengan sangat mendalam?

Hari ini kita akan mempelajari bagaimana kita mengetahui orang percaya yang hidup dalam berkat Tuhan.  Jika kita melihat realitas saat ini, banyak orang Kristen yang hanya ingin hidup enak saja. Mereka ingin hidup diberkati oleh Tuhan tetapi tidak ingin hidup dalam ketaatan. 

Berkat adalah pilihan dan bukan keadaan. Bila seorang diberkati itu adalah pilihan, maka jangan pernah bilang nasib saya memang begitu, bigini,dst.  Baiklah, untuk lebih memahami firman hari ini, ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada kita, yaitu: Apakah arti hidup diberkati? Hidup diberkati adalah;

Pertama,memperoleh kepastian keselamatan. Artinya ada keyakinan dalam diri kita bahwa keselamatan yang kekal itu benar-benar menjadi bagian kita. Jika berkat hanya diukur dengan materi, maka orang Kristen harus menangis sebab ada banyak yang tidak Kristen lebih kaya dari pada kita.

Kedua, hidup dalam damai. Orang yang memiliki kekuatan dalam masalah; artinya ia tidak menyerah kepada masalah. Ada atau tidak adanya masalah tidak bisa mempengaruhi hidup dan imannya.

Bagaimana ciri hidup yang diberkati?

Pertama, hidupnya mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan bukan hanya dengan perkataan, tapi mengasihi Tuhan adalah dengan : menyediakan waktu, korban, ada kerinduan untuk menyenangkan.

Kedua,orang yang terlibat aktif dalam pembangunan rumah Allah. Dan dalam perluasan kerajaan Allah di muka bumi ini (cth: bersaksi untuk orang lain, mengajak beribadah ke gereja, dll).

Ketiga,orang yang menjaga mulut lewat perkataannya.  Sebagaimana kita ketahui bahwa perkataan dapat menentukan masa depan seseorang dan membawanya kepada kehidupan yang lebih baik. Karena Hidup dan mati dikuasai oleh lidah yaitu apa yang diucapkan mulut kita. Kata-kata berkat yang keluar melalui mulut kita, akan menjadi berkat bagi sesama. Untuk itu, kita harus memastikan bahwa perkataan kita adalah perkataan yang membangun, perkataan kita adalah perkataan yang bijak dan benar sesuai firman Tuhan, perkataan kita adalah perkataan yang memberkati, dan perkataan kita adalah perkataan yang lemah lembut dan jujur.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana supaya kita dapat menerima berkat tersebut?

Pertama,menjadi pribadi yang takut akan Tuhan;yaitu menjauhkan diri dari segala kejahatan, dan walaupun ada kesempatan berbuat dosa, tapi kita tidak mau berbuat kejahatan. 

Kedua,berjalan di jalannya Tuhan;yaitu melekat pada Tuhan supaya bisa dituntun oleh Tuhan. Ingat, jalan Tuhan sering berbeda dengan jalan kita. Kita sering mengambil jalan pintas, apalagi sekarang budaya instan, mie instan, ikan instan, dan kadang doa kita maunya instan. Semua serba instan. Jadi, kalau kita mau hidup dalam jalan Tuhan, kita harus siap diproses oleh Tuhan.

Ketiga,melakukan dan melaksanakan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. 

Pada akhirnya yang perlu kita ingat adalah bahwa berkat dari Tuhan itu bukan semata-mata kekayaan materi saja. Berkat Tuhan itu luas dan dalam tidak dapat diukur dan dibatasi oleh pemikiran manusia. Bahkan ada sebuah berkat yang jarang dirasakan sebagai berkat, bahkan oleh orang Kristen sekalipun, berkat itu adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah, itu adalah berkat sejati yang seharusnya paling dikejar oleh umat manusia. 

Karenanya, janganlah berkat itu hanya kita pahami dari sudut bendawi, tetapi hidup dan kehidupan kita, semangat dan kemauan bekerja adalah juga berkat dari Allah. Jika kita tidak mensyukuri berkat Tuhan di mana kita masih hidup dan mampu bekerja, maka hal-hal lain yang datangpun tidak akan dapat menjadi suka cita bagi kita. Puncak berkat Allah ada dalam diri Yesus dan melakukan kehendak-Nya akan merasakan betapa nikmat berkat dan anugerah yang diberi kepadanya. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...