Jumat, 23 Maret 2018

Renungan hari ini: PERGI KE RUMAH TUHAN

Renungan hari ini:

PERGI KE RUMAH TUHAN


Mazmur 122:1 (TB) Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN"

Psalms 122:1 (NRSV) I was glad when they said to me, "Let us go to the house of the LORD!”

Pergi ke rumah TUHAN adalah kewajiban setiap orang percaya. Mengapa? Karena di sana kita bertemu dengan TUHAN yang akan memberikan segala berkat yang kita butuhkan. Di sana kita akan berjumpa dengan semua orang percaya dan akan saling mendukung dan mendoakan satu sama lainnya. Perasaan apa yang muncul di hati kita saat kita pergi ke rumah TUHAN? Seringkali “sukacita”  bukanlah jawaban yang ada di hati kita bukan? Bagi orang-orang yang aktif terlibat dalam pelayanan mungkin yang terbayang adalah keletihan yang akan dihadapi sepanjang hari Minggu. Sebagian orang mungkin merasa tidak enak, ada yang mengganjal kalau belum ke gereja. Ada pula yang merasa berbeban berat karena harus bertemu Ibu A atau Bapak B. Ada pula yang merasa biasa-biasa saja karena ke gereja adalah bagian dari agenda rutin mingguan.

Daud mengungkapkan betapa bersukacita dan bergairahnya dia ketika orang mengajak dia pergi ke rumah Tuhan. Mazmur ini banyak berbicara tentang Yerusalem. Yerusalem menjadi sumber  sukacita dan gairah Daud bukan karena kota itu sendiri, melainkan karena adanya Bait Allah di situ. Dalam konteks kita, kita bisa meletakkan gereja dalam pandangan yang sama seperti Daud memandang Yerusalem.

Apa perasaan kita waktu melangkahkan kaki ke gereja? Kita bisa mendengar gaung kerinduan hati Daud untuk melangkahkan kakinya ke Yerusalem. Di sana ia akan bertemu dengan saudara dan teman, orang-orang  yang mencintai Tuhan. Di sana juga ada Rumah Tuhan. Di gereja kita bersekutu dengan sesama anak Tuhan, saudara seiman. Kita disegarkan kembali oleh perjumpaan dengan Allah.

Waktu melangkahkan kaki ke gereja, apa perasaan kita? Adakah kita memiliki sukacita dan gairah seperti yang Daud miliki? Jika sukacita dan gairah itu telah pudar dimakan waktu, dimakan kesibukan kita di gereja, dimakan oleh  keletihan pelayanan kita, inilah saatnya kita berhenti dan berdoa, meminta Tuhan memulihkan kembali sukacita dan  gairah untuk datang ke rumah Tuhan: bersekutu dengan saudara seiman dan memuji Allah.

Daud adalah pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan. Syair dan lagu yang dia ciptakan dalam Kitab Mazmur merupakan ungkapan kerinduan hatinya kepada Tuhan. Daud amat bersukacita bila ada orang yang mengajaknya pergi ke rumah Tuhan. Mengapa? Sebab dia bersyukur bukan hanya dia saja yang mengasihi rumah Tuhan tetapi juga jemaat.

Mari kita renungkan beberapa alasan atau motivasi dalam ibadah.

Pertama, apakah kita beribadah karena terpaksa? Terpaksa karena dijemput, atau diajak. Terpaksa sebab kalau tidak datang besoknya pasti difollow up. Ibadah yang terpaksa tidak akan menjadi berkat, tetapi justru menjadi beban sehingga tidak mengalami sukacita.

Kedua, apakah kita beribadah karena rutinitas? Rutinitas dalam ibadah seringkali menciptakan kebosanan dan rasa hambar. Apakah hanya kebiasaan saja kita beribadah, kalau hari Minggu ke gereja? Ibadah yang hanya rutinitas akan membuat Kekristenan agamawi, tidak ada dinamika dan sukacita dalam hati kita.

Ketiga, apakah kita beribadah karena kerinduan kepada Tuhan? Sebuah kerinduan datang dari hati, tanpa dorongan atau paksaan dari orang lain. Datang ibadah dengan kerinduan menyenangkan hati Tuhan, bersekutu dengan-Nya dan mendengar suara-Nya. Ibadah yang didasari oleh kerinduan akan menjadi berkat dan mendatangkan sukacita dalam kehidupan kita.

Setiap kita datang ke rumah TUHAN kita harus memiliki sikap yang baik dan benar, yakni:

Pertama, kita harus memiliki sukacita. Sukacita adalah salah satu tanda kalau kita cinta sama rumah Tuhan. Saat kita cinta, kita akan mengalami sesuatu yang menggembirakan. Tidak perlu dipaksakan dan dibuat-buat, semangat dan sukacita tersebut akan terpancar sendiri dari dalam ke luar.

Kedua, kita harus memiliki hari yang sukarela. Kita yang mengaku cinta rumah TUHAN pasti tidak perlu diminta dua kali untuk mau menjadi volunteer (alias tidak dibayar, alias sukarela) untuk gereja-Nya.

Ketiga, kita harus memberikan yang terbaik. Tanpa harus dipaksa ataupun diminta, kita akan memberikan yang terbaik yang dapat kita berikan. Bukan supaya dipuji orang lain, atau dikagumi orang banyak. Tetapi semata-mata karena kita tidak rela Gereja Tuhan mendapat perlakuan yang bukan the best!

Keempat, kita menjadi tuan rumah, bukan tamu. Ini salah satu tanda paling mudah dilihat. Kita akan menjadi tuan rumah (host) kepada saudara-saudara kita, misalnya dengan melayani tanpa diminta, karena kita merasa memiliki dan menjadi bagian dari "rumah" Tuhan.   Tamu datang untuk dilayani, tetapi tuan rumah akan melayani tamu-tamunya.

Itulah beberapa tanda kalau kita menyayangi gereja kita. Apakah kamu memancarkan tanda-tanda tersebut? Karena itu, marilah kita pergi ke rumah TUHAN dengan sukacita agar kita memperoleh berkat-Nya yang berkelimpahan. (rsnh)


Selamat berkahir pekan dan besok ke Gereja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I Minggu, 19 Mei 2024 “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” (Kisah 2:1-13)

  KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I  Minggu, 19 Mei 2024   “KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSEKUTUKAN” Kotbah: Kisah 2:1-13   Bacaan: Kejadian 41:37-42 ...