Kamis, 25 April 2024

Renungan hari ini: “ANUGERAH ALLAH YANG BESAR TELAH MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA” (Titus 2:11)

 Renungan hari ini:

 

“ANUGERAH ALLAH YANG BESAR TELAH MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA”


 

Titus 2:11 (TB2) "Sebab, sudah nyatalah anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia"

 

Titus 2:11 (NET) "For the grace of God has appeared, bringing salvation to all people"

 

Dalam nas hari ini kita disajikan dengan kebenaran yang memukau: anugerah Allah yang besar telah menyelamatkan semua manusia. Kata-kata ini tidak hanya menyiratkan kebijaksanaan ilahi, tetapi juga menawarkan sebuah panggilan bagi kita sebagai pengikut Kristus. Nas ini mengingatkan kita akan kedahsyatan anugerah Allah. Anugerah itu sendiri adalah hadiah yang tidak dapat kita peroleh atau layakkan dengan cara apapun. Ini murni dan tak ternilai, datang dari Allah yang Maha Pengasih dan Maha Adil. Anugerah itu menjangkau semua manusia, tanpa memandang ras, budaya, atau latar belakang sosial. Ini adalah kasih yang universal yang dinyatakan dalam karya penyelamatan Kristus bagi semua umat manusia.

 

Nas ini juga menuntun kita untuk merenungkan tanggung jawab kita sebagai penerima anugerah. Sebagai mereka yang diselamatkan oleh kasih karunia Allah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar-Nya. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan kekudusan, menunjukkan kepada dunia buah dari transformasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam hidup kita. Hidup yang tercermin dalam kasih, kebaikan, kesabaran, dan pengampunan adalah tanggapan yang tepat atas anugerah yang telah kita terima.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini dapat memberikan beberapa hal yang perlu direnungkan, yakni:

 

Pertama, keselamatan untuk semua manusia. Kata-kata ini menyatakan secara jelas bahwa keselamatan yang ditawarkan Allah melalui Yesus Kristus bukanlah hak istimewa yang terbatas pada segelintir orang, tetapi ditujukan bagi semua manusia. Ini menunjukkan bahwa rahmat Allah terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang, kekayaan, status sosial, atau dosa-dosa masa lalu.

 

Kedua, panggilan untuk menerima Anugerah. Meskipun anugerah Allah telah tersedia bagi semua manusia, tetapi manusia perlu menerima dan meresponsnya dengan iman. Ini menegaskan pentingnya kesediaan manusia untuk menerima kasih karunia Allah dan hidup dalam persekutuan dengan-Nya melalui iman dalam Kristus.

 

Ketiga, tanggapan hidup yang diinginkan. Kehadiran anugerah Allah yang menyelamatkan harus menciptakan perubahan dalam hidup kita. Sebagai penerima anugerah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya, menjalani hidup yang saleh dan kudus sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia-Nya.

 

Keempat, Kabar Baik yang menginspirasi. Kesadaran akan anugerah Allah yang menyelamatkan adalah sumber kegembiraan dan penghiburan bagi umat Kristen. Ini adalah kabar baik yang membebaskan dan menginspirasi kita untuk hidup dalam kedamaian, sukacita, dan keberanian yang bersumber dari kekuatan Allah yang bekerja dalam hidup kita.

 

Akhirnya, dalam refleksi kita atas Titus 2:11, mari kita bersyukur untuk anugerah penyelamatan ini. Kita tidak berhak menerimanya, tetapi Allah memberikannya kepada kita dengan murah hati-Nya. Kita dipanggil untuk hidup sebagai saksi-saksi akan kebaikan-Nya, mengumumkan kabar baik tentang Yesus Kristus kepada semua yang kita temui. Karena itu, renungan ini menjadi panggilan bagi kita untuk hidup dalam pengakuan akan anugerah Allah yang mengubah, dan untuk membagikan berkat ini dengan dunia di sekitar kita. Semoga kita semua dapat hidup sebagai cahaya dan garam, mencerminkan kasih karunia Allah kepada semua manusia. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Rabu, 24 April 2024

Renungan hari ini: “KEKUATAN HARAPAN YANG MENDALAM KEPADA TUHAN” (Mazmur 130:6)

 Renungan hari ini:

 

“KEKUATAN HARAPAN YANG MENDALAM KEPADA TUHAN”


 

Mazmur 130:6 (TB2) "Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, dari pada pengawal mengharapkan pagi"

 

Psalms 130:6 (NET) "I yearn for the Lord, more than watchmen do for the morning, yes, more than watchmen do for the morning"

 

Nas hari ini mengajarkan tentang kekuatan harapan yang mendalam kepada Tuhan. Ketika seseorang membandingkan harapannya kepada Tuhan dengan pengawal yang menantikan datangnya pagi, hal itu mencerminkan intensitas dan kestabilan keyakinan yang ada dalam hatinya. Pengawal yang menunggu fajar adalah gambaran dari ketekunan dan kesetiaan. Mereka berjaga di tengah kegelapan, menantikan kedatangan cahaya dan keamanan yang membawa pagi. Namun, Mazmur ini mengajarkan bahwa harapan kepada Tuhan jauh melampaui harapan yang ditempatkan pada hal-hal duniawi.

 

Jiwa yang mengharapkan Tuhan melebihi pengawal yang menantikan pagi adalah gambaran dari kebutuhan manusia akan Allah dalam hidupnya. Sebagaimana pagi membawa cahaya yang mengusir kegelapan, begitu pula kehadiran Tuhan membawa penghiburan dan kekuatan yang mengatasi segala kesulitan dan kegelapan dalam kehidupan.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas hari ini, yakni:

 

Pertama, kekuatan harapan. Sebagaimana pengawal yang tegar menunggu fajar, demikian pula kita harus memiliki keteguhan hati dan kesetiaan dalam menaruh harapan kepada Tuhan. Harapan kepada Tuhan adalah sumber kekuatan yang tak terbatas bagi jiwa kita. Ketika kita mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya, kita menemukan kepastian dan ketenangan di tengah-tengah kesulitan.

 

Kedua, pioritas harapan. Ayat ini menegaskan bahwa harapan kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Pengawal menunggu pagi sebagai sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Demikian pula, kita harus memperlakukan hubungan kita dengan Tuhan sebagai hal yang paling penting dalam hidup kita, melebihi segala yang lain.

 

Ketiga, kesabaran dan penantian. Seperti pengawal yang sabar menanti kedatangan fajar, kita juga harus memiliki kesabaran dan ketekunan dalam menanti jawaban atas doa-doa dan harapan-harapan kita kepada Tuhan. Kita percaya bahwa pada waktunya, Tuhan akan menjawab dan memenuhi setiap kebutuhan kita.

 

Keempat, kedalaman hubungan dengan Tuhan. Kata-kata "lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, dari pada pengawal mengharapkan pagi" menunjukkan intensitas dan kedalaman hubungan jiwa dengan Tuhan. Ini adalah panggilan untuk kita untuk memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, sehingga harapan kita kepada-Nya tidak pernah pudar bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun.

 

Renungan ini mengajak kita untuk menilai di mana sejatinya letak harapan kita. Adakah kita memasang harapan pada hal-hal duniawi semata, ataukah kita memiliki harapan yang kokoh pada Tuhan? Ketika jiwa kita mengharapkan Tuhan melebihi segalanya, kita akan menemukan ketenangan yang dalam meskipun di tengah badai kehidupan. Karena itu, dengan merenungkan ayat ini, kita dipanggil untuk mengevaluasi dan memperdalam hubungan kita dengan Tuhan serta memperkuat harapan kita kepada-Nya, karena di dalam-Nya kita menemukan kekuatan, perlindungan, dan pengharapan yang abadi. (rsnh)

 

Selamat berkarya untukTUHAN

Selasa, 23 April 2024

Renungan hari ini: “KEHADIRAN DAN KEKUASAAN ALLAH YANG MELIPUTI SEGALA SESUATU” (Yeremia 23:24)

 Renungan hari ini:

 

“KEHADIRAN DAN KEKUASAAN ALLAH YANG MELIPUTI SEGALA SESUATU”



Yeremia 23:24 (TB2) "Sekiranya seseorang menyembunyikan diri di tempat tersembunyi, apakah Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN"

 

Jeremiah 23:24 (NET) “Do you really think anyone can hide himself where I cannot see him?” the Lord asks. “Do you not know that I am everywhere?” the Lord asks

 

Nas hari ini mengingatkan kita akan kehadiran dan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu. Allah tidak terbatas oleh ruang atau waktu. Bahkan ketika seseorang berusaha menyembunyikan diri di tempat yang paling tersembunyi sekalipun, Allah tetap melihatnya. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang dapat tersembunyi dari pandangan-Nya.

 

Nas ini membawa kita pada kesadaran akan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tak peduli seberapa jauh kita berpikir bisa menyembunyikan tindakan atau pikiran kita dari pandangan manusia, kita tidak pernah terlepas dari pengawasan Allah. Ini adalah panggilan bagi kita untuk hidup dengan integritas dan taqwa, bahkan ketika tidak ada orang lain yang melihat.

 

Selain itu, teks ini juga menegaskan bahwa Allah adalah Sang Pencipta langit dan bumi. Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu yang ada. Ini mengingatkan kita akan kedaulatan dan kebesaran Allah yang tidak terbatas. Dalam momen ketidakpastian atau tantangan dalam hidup, kita bisa mengambil ketenangan dari keyakinan bahwa Allah adalah Sang Penguasa alam semesta, yang mampu mengatasi segala hal.

 

Apa yang hendak kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa hal untuk direnungkan:

 

Pertama, ketidakmampuan manusia untuk bersembunyi dari Allah. Firman ini mengingatkan kita bahwa tidak ada tempat yang tersembunyi atau terlindung dari pandangan Allah. Ketika seseorang berpikir bahwa dia bisa menyembunyikan tindakannya atau maksudnya dari pandangan manusia, Allah tetap melihat dan mengetahui semuanya. Ini mengajarkan pentingnya hidup dengan integritas dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam segala hal yang kita lakukan.

 

Kedua, kedaulatan dan kekuasaan Allah. Allah adalah Sang Pencipta langit dan bumi, yang memenuhi segala sesuatu. Tidak hanya melihat, tetapi Allah juga menguasai dan memelihara seluruh alam semesta. Renungkanlah akan kebesaran Allah ini dan bagaimana hal itu menginspirasi ketenangan dan kepercayaan dalam hidup kita, karena kita tahu bahwa Allah adalah penguasa atas segala sesuatu.

 

Ketiga, tantangan untuk hidup sesuai dengan Kehendak Allah. Dengan kesadaran bahwa Allah melihat segala sesuatu, kita dihadapkan pada panggilan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Ini mencakup tidak hanya tindakan kita, tetapi juga pikiran dan niat kita. Renungkanlah apakah hidup kita sesuai dengan kehendak Allah, dan jika tidak, mari berserah diri dan bertobat, karena Allah selalu siap untuk mengampuni dan membimbing kita.

 

Melalui renungan atas teks ini, kita dipanggil untuk hidup dengan integritas, kesadaran akan kehadiran Allah, dan ketaatan kepada-Nya dalam segala hal. Ini adalah panggilan untuk merenungkan tentang bagaimana kita hidup dan bagaimana kita dapat lebih dekat kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena itu, dengan memahami dan merenungkan ayat ini, kita diingatkan akan pentingnya hidup dalam kesadaran akan kehadiran dan kekuasaan Allah serta hidup dengan integritas dan takwa dalam segala hal yang kita lakukan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Senin, 22 April 2024

Renungan hari ini: “MEMANDANG HIDUP DENGAN PERSPEKTIF YANG LEBIH LUAS DAN KEKAL” (2 Korintus 5:1)

 Renungan hari ini:

 

“MEMANDANG HIDUP DENGAN PERSPEKTIF YANG LEBIH LUAS DAN KEKAL”



2 Korintus 5:1 (TB2) "Karena kami tahu bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia" 

 

2 Corinthians 5:1 (NET) "For we know that if our earthly house, the tent we live in, is dismantled, we have a building from God, a house not built by human hands, that is eternal in the heavens"

 

Nas hari ini mengajak kita untuk memandang hidup ini dengan perspektif yang lebih luas dan kekal. Ketika kita memikirkan tentang kerentanan dan sementara dari segala sesuatu di dunia ini, kita diingatkan bahwa kehidupan ini hanyalah sementara. Kemah tempat kediaman kita di bumi, yang merupakan lambang dari segala sesuatu yang kita anggap penting di dunia ini, dapat dibongkar dan lenyap.

 

Namun, di tengah kekayaan dunia yang fana, kita diajak untuk memandang ke arah keabadian yang telah disediakan oleh Allah. Tempat kediaman di surga yang telah dijanjikan bagi kita adalah suatu realitas yang kekal dan tak tergantikan oleh apa pun di dunia ini. Hal ini mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah persiapan bagi tempat kediaman kekal di surga. Dalam pandangan yang lebih luas, ayat ini mengajak kita untuk melepaskan keterikatan kita terhadap hal-hal duniawi yang fana dan untuk fokus pada apa yang abadi. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan visi yang lebih tinggi, memandang segala sesuatu dari perspektif kekekalan yang diberikan oleh iman kita kepada Allah.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari nas hari ini, kita dapat merenungkan beberapa hal yang penting:

 

Pertama, keterikatan terhadap dunia ini. Ayat ini mengingatkan kita akan sifat sementara dari kehidupan di dunia ini. Kemah tempat kediaman kita di bumi, yang melambangkan segala hal yang kita anggap penting dan stabil di dunia ini, dapat dibongkar. Ini adalah pengingat bahwa apa pun yang kita miliki di dunia ini tidak bersifat abadi dan akan berakhir suatu hari nanti.

 

Kedua, janji surga. Meskipun segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara, Allah telah menjanjikan suatu tempat kediaman di surga bagi kita yang kekal dan tak ternilai harganya. Ini adalah janji yang menenangkan dan memberikan harapan bagi kita sebagai umat-Nya. Surga adalah tempat di mana tidak akan ada lagi kesedihan, penderitaan, atau kehancuran, tetapi hanya kebahagiaan dan kekekalan bersama Allah.

 

Ketiga, kepercayaan dan harapan. Ayat ini menegaskan bahwa kita dapat memiliki keyakinan dan harapan yang kokoh dalam janji Allah. Kita tidak perlu takut akan apa pun yang terjadi di dunia ini, karena kita tahu bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang jauh lebih baik bagi kita di surga. Ini memanggil kita untuk hidup dengan keyakinan yang kuat akan janji Allah dan untuk menempatkan harapan kita sepenuhnya pada-Nya. 

 

Dengan merenungkan ayat ini, kita diingatkan untuk tidak terlalu terikat pada dunia ini dan untuk mengarahkan pandangan dan harapan kita pada janji kekekalan yang telah diberikan oleh Allah. Ini memotivasi kita untuk hidup dengan visi yang lebih tinggi, mengutamakan hal-hal yang abadi daripada hal-hal yang sementara di dunia ini. Karena itu, mari kita tinggalkan kekhawatiran dan keterikatan kita pada dunia ini, dan mari kita fokus untuk membangun hidup yang sesuai dengan keabadian yang telah dijanjikan oleh Allah. Sebab hanya di dalam-Nya, kita menemukan tempat kediaman yang benar-benar kekal dan abadi. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Minggu, 21 April 2024

Renungan hari ini: “LARANGAN MEMBERIKAN KESAKSIAN DUSTA TERHADAP SESAMA” (Keluaran 20:16)

 Renungan hari ini:

 

“LARANGAN MEMBERIKAN KESAKSIAN DUSTA TERHADAP SESAMA”


 

Keluaran 20:16 (TB2) "Jangan memberikan kessaksian dusta terhadap sesamamu"

 

Exodus 20:16 (NET) “You shall not give false testimony against your neighbor"

 

Nas hari ini berbicara mengenai larangan untuk memberikan kesaksian palsu atau dusta terhadap sesama. Ini mengajarkan prinsip kejujuran, integritas, dan keadilan dalam interaksi manusia dengan sesama. Memberikan kesaksian palsu atau dusta dapat merugikan orang lain secara tidak adil, menyebabkan ketidakpercayaan dalam hubungan, serta merusak integritas sistem hukum dan keadilan.

 

Latar belakang pernyataan ini dapat dipahami dalam konteks masyarakat dan sistem hukum pada masa itu, ketika hukum dan aturan moral diberikan kepada umat Israel melalui Musa. Pada zaman itu, seperti pada zaman modern, keadilan dianggap sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keharmonisan masyarakat. Memberikan kesaksian palsu dapat merusak keadilan dan mengakibatkan penindasan terhadap orang yang tidak bersalah.

 

Pemberian kesaksian palsu dapat merusak integritas sistem hukum dan membuat orang kehilangan kepercayaan pada proses pengadilan. Hal ini dapat mengganggu stabilitas sosial dan politik. Perintah-perintah yang diberikan kepada umat Israel juga bertujuan untuk mengajarkan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui larangan memberikan kesaksian palsu, Tuhan mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan kasih sesama.

 

Larangan memberikan kesaksian palsu juga dapat dilihat sebagai upaya untuk melindungi hak asasi individu. Dengan memberikan kesaksian yang benar, seseorang tidak hanya menghormati keadilan, tetapi juga menghormati martabat dan hak-hak orang lain. Memberikan kesaksian palsu dapat merusak hubungan antar sesama manusia. Oleh karena itu, perintah ini juga dapat dipahami sebagai upaya untuk memelihara hubungan yang sehat dan saling percaya di antara anggota masyarakat. Secara keseluruhan, pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kejujuran, keadilan, dan perlindungan hak asasi individu dalam masyarakat, serta pentingnya memelihara hubungan yang baik antar sesama manusia.

 

Apa yang perlu direfleksikan dari nas hari ini? Nas hari ini menyoroti beberapa hal yang perlu direfleksikan:

 

Pertama, perlunya kejujuran dan integritas. Pentingnya untuk selalu bertindak dengan kejujuran dan integritas dalam semua interaksi dengan sesama. Memberikan kesaksian yang benar adalah bagian dari integritas moral dan etika yang penting.

 

Kedua, perlu memerhatikan tanggung jawab terhadap kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan kita memiliki dampak besar pada orang lain. Oleh karenanya, kita memiliki tanggung jawab moral untuk tidak menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan yang dapat merugikan orang lain.

 

Ketiga, perlunya keadilan dan perlindungan hak asasi. Memberikan kesaksian yang benar adalah bagian dari mendukung keadilan dan melindungi hak asasi manusia. Kesaksian palsu bisa merugikan orang yang tidak bersalah dan merusak kepercayaan dalam sistem hukum.

 

Keempat, perlunya hubungan sesama manusia. Pentingnya membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan sesama manusia. Kesaksian palsu dapat merusak hubungan dan memecah belah masyarakat. Karena itu, renungan ini mengingatkan kita tentang pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam interaksi kita dengan sesama manusia. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Sabtu, 20 April 2024

KOTBAH MINGGU JUBILATE Minggu, 21 April 2024 “YESUS GEMBALA YANG BAIK” ( Yohanes 10:11-18)

 KOTBAH MINGGU JUBILATE

Minggu, 21 April 2024

 

“YESUS GEMBALA YANG BAIK”

Kotbah: Yohanes 10:11-18     Bacaan: Mazmur 23:1-6


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Jubilate. Jubilate yang artinya “bersorak-soraklah bagi Allah, hai seluruh bumi” (Mzm. 66:1). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Yesus Gembala yang Baik”.  "Gembala" adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keamanan kawanan domba atau ternak lainnya. Makna dari peran seorang gembala memiliki kedalaman filosofis dan spiritual yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

 

Seorang gembala tidak hanya bertugas untuk mengawasi kawanan ternaknya, tetapi juga untuk mengasihi dan merawat mereka dengan penuh perhatian. Ini mencakup memberi makan, menjaga kebersihan, memeriksa kesehatan, dan memberikan perlindungan. Dalam konteks spiritual, analogi tentang Yesus sebagai Gembala yang Baik dalam Kitab Yohanes mencerminkan hubungan yang intim antara Yesus dan umat-Nya. Dia adalah pemimpin yang peduli, yang memberikan hidup-Nya untuk melindungi dan membimbing umat-Nya ke arah kehidupan yang berlimpah. Analogi ini menggambarkan kasih, perhatian, dan kesetiaan-Nya yang tak terbatas kepada umat-Nya. Sebagai Gembala yang Baik, Yesus menunjukkan kasih yang mendalam dan perhatian yang tak terbatas terhadap umat-Nya. Dia mengasihi setiap individu secara pribadi dan mengambil tanggung jawab atas kesejahteraan spiritual mereka.

 

Gembala yang Baik melindungi domba-dombanya dari bahaya dan ancaman. Demikian pula, Yesus memberikan perlindungan spiritual kepada umat-Nya dari kuasa dosa, kegelapan, dan kekuatan jahat. Seperti gembala yang memandu domba-dombanya ke padang rumput yang subur, Yesus sebagai Gembala yang Baik memimpin umat-Nya dalam kebenaran dan kehidupan yang berkelimpahan. Dia memberikan panduan melalui Firman-Nya dan Roh Kudus. Gembala yang Baik bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan domba-dombanya. Dalam kasus Yesus, Dia memberikan pengorbanan terbesar-Nya, yaitu hidup-Nya sendiri, sebagai jaminan keselamatan bagi umat-Nya. Dia juga setia dalam mengasihi, meskipun umat-Nya seringkali tidak setia. Gembala yang Baik memiliki hubungan yang intim dengan domba-dombanya. Demikian pula, Yesus mengundang setiap individu untuk memiliki hubungan pribadi yang dekat dengannya, di mana umat-Nya mengenal suara-Nya dan mengikuti-Nya dengan setia. Makna dari "Yesus Gembala yang Baik" mencerminkan karakter-Nya yang penuh kasih, kepedulian, dan kesetiaan terhadap umat-Nya. Ini juga menggambarkan peran-Nya sebagai pemandu, pelindung, dan penyelamat bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

 

Latar belakang yang melingkupi pengajaran ini adalah konteks kehidupan peternakan yang akrab bagi masyarakat pada zaman itu, terutama di daerah Palestina. Peternakan dan perawatan domba menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Domba-domba merupakan harta yang berharga bagi gembala, dan gembala bertanggung jawab atas keamanan, keberlimpahan, dan perlindungan mereka. Dalam konteks ini, Yesus menggunakan metafora ini untuk menjelaskan perhatian dan kasih-Nya terhadap umat-Nya. Dia menyatakan bahwa Dia adalah Gembala yang baik yang mengasihi, melindungi, dan mengorbankan diri-Nya demi domba-domba-Nya (umat-Nya).

 

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, pendengar Yesus akan memahami pentingnya peran gembala dalam melindungi domba dari serangan predator, memandu mereka ke padang rumput yang subur, dan menyediakan sumber air yang bersih. Dengan menggunakan metafora ini, Yesus menyampaikan pesan tentang perhatian, perlindungan, dan perhatian-Nya terhadap umat-Nya. Jadi, latar belakang penulisan pasal tersebut adalah untuk memberikan gambaran yang kuat dan mudah dimengerti tentang kasih dan perhatian Yesus sebagai Gembala yang Baik terhadap umat-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa Yesus disebut “Gembala yang Baik”. Yesus menyebut diri-Nya sebagai "Gembala yang Baik" dalam Yohanes 10:11-18 dengan beberapa alasan yang penting:

 

Pertama, karena Yesus memiliki kepedulian yang mendalam. Dalam perumpamaan ini, Yesus menyoroti hubungan yang intim antara gembala dan domba-domba-Nya. Sebagai Gembala yang Baik, Dia menekankan bahwa Dia peduli secara pribadi terhadap kebutuhan dan kesejahteraan domba-domba-Nya. Ini mencerminkan kasih-Nya yang mendalam terhadap umat-Nya.

 

Kedua, Yesus memiliki ketegasan untuk memberi Hidup. Yesus menyatakan bahwa seorang gembala yang asing atau pembantu tidak akan peduli dengan kesejahteraan domba seperti gembala yang sejati. Gembala yang asing tidak akan mengorbankan dirinya untuk domba-domba itu. Dalam kasus Yesus, Dia mengklaim bahwa Dia adalah Gembala yang bersedia memberikan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya. Ini menunjukkan komitmen-Nya untuk memberikan hidup yang kekal bagi umat-Nya, bahkan hingga kematian-Nya di salib.

 

Ketiga, Yesus memberikan pemahaman atas Kehendak Bapa. Yesus menyebutkan bahwa Dia tidak hanya bertindak atas keinginannya sendiri, tetapi sesuai dengan kehendak Bapa-Nya yang mengutus-Nya. Dalam konteks ini, Yesus menunjukkan bahwa tindakan-Nya sebagai Gembala yang Baik adalah bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan dan mengasihi umat-Nya. Ini menegaskan ketaatan dan kesetiaan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya.

 

Keempat, Yesus memiliki kepemimpinan yang unik. Yesus mengklaim bahwa Dia adalah satu-satunya Gembala yang Baik. Ini menunjukkan eksklusivitas posisi-Nya dalam hubungan dengan umat-Nya. Yesus menegaskan bahwa hanya melalui-Nya, sebagai Gembala yang Baik, umat-Nya dapat mencapai kehidupan yang kekal dan memenuhi panggilan rohani mereka. Jadi, dalam Yohanes 10:11-18, Yesus menyebut diri-Nya sebagai Gembala yang Baik untuk menekankan kasih-Nya yang mendalam, kesiapan-Nya untuk mengorbankan hidup-Nya, ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa, dan posisi unik-Nya sebagai satu-satunya Juru Selamat bagi umat-Nya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang menjadi renungan kita pada Minggu Jubilate ini? Refleksi kita dari teladan "Yesus sebagai Gembala yang Baik" berdasarkan kitab Yohanes 10:11-18 dapat mencakup beberapa hal yang penting:

 

Pertama, kita harus memiliki kasih yang mendalam. Yesus menunjukkan kasih-Nya yang mendalam kepada umat-Nya dengan menggambarkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik. Demikian pula, kita dipanggil untuk mengasihi sesama dengan kasih yang tulus dan tanpa pamrih, siap untuk mengorbankan diri kita untuk kepentingan orang lain.

 

Kedua, kita harus mampu menjadi pemimpin yang melayani. Yesus, sebagai Gembala yang Baik, mengajarkan kepada kita tentang pemimpin yang melayni. Dia tidak hanya memberikan hidup-Nya untuk domba-domba-Nya, tetapi Dia juga memberikan teladan tentang bagaimana kita harus memimpin dengan pelayanan dan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain.

 

Ketiga, kita harus memiliki ketaatan kepada Kehendak Bapa. Yesus menekankan bahwa tindakan-Nya sebagai Gembala yang Baik selaras dengan kehendak Bapa-Nya yang mengutus-Nya. Kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada kehendak Allah dan mencari-Nya dalam semua tindakan dan keputusan kita.

 

Keempat, kita harus mengimani keistimewaan Kristus. Yesus menyatakan bahwa hanya Dia adalah Gembala yang Baik dan satu-satunya jalan menuju keselamatan yang kekal. Ini menunjukkan pentingnya iman eksklusif kepada Kristus sebagai Juruselamat dan pemimpin spiritual kita.

 

Kelima, kita harus mampu memberikan perhatian dan perlindungan. Gembala yang baik peduli dan melindungi domba-dombanya dengan penuh kasih. Kita dipanggil untuk menjadi instrumen kasih dan perlindungan bagi mereka yang lemah, terpinggirkan, dan membutuhkan perlindungan. Karena itu, dengan merenungkan teladan Yesus sebagai Gembala yang Baik, kita dapat belajar untuk lebih mengasihi, melayani, dan mengikuti-Nya dengan setia dalam hidup kita sehari-hari. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Jumat, 19 April 2024

Renungan hari ini: “BESARNYA KASIH DAN PERHATIAN ALLAH BAGI UMAT-NYA” (Lukas 12:32)

 Renungan hari ini:

 

“BESARNYA KASIH DAN PERHATIAN ALLAH BAGI UMAT-NYA”


 

Lukas 12:32 (TB2) "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu"

 

Luke 12:32 (NET) “Do not be afraid, little flock, for your Father is well pleased to give you the kingdom"

 

Nas hari ini menyoroti besarnya kasih dan perhatian Allah bagi umat-Nya. Dalam ayat ini, Yesus memberikan penghiburan kepada para pengikut-Nya dengan mengatakan, "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!" Pesan ini relevan bagi kita saat menghadapi ketidakpastian, kekhawatiran, atau tantangan dalam hidup. Terkadang, kita mungkin merasa seperti "kawanan kecil" di tengah-tengah dunia yang besar dan penuh dengan ketidakpastian. Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian. Allah Bapa, Sang Pencipta, yang memiliki kuasa atas segala sesuatu, telah memperhatikan kita dengan penuh kasih.

 

Selanjutnya, Yesus mengungkapkan bahwa Bapa surgawi telah berkenan memberikan kepada kita Kerajaan-Nya. Ini adalah janji yang luar biasa! Allah tidak hanya menawarkan perlindungan dan kehadiran-Nya, tetapi Dia juga memberikan kepada kita bagian dalam Kerajaan-Nya yang abadi. Dengan mengingat janji ini, kita dapat hidup dengan keyakinan dan ketenangan. Kita tidak perlu takut akan masa depan atau menghadapi tantangan sendirian, karena kita memiliki Bapa surgawi yang memperhatikan kita dan memberikan segala yang kita perlukan. Ini mengajarkan kita untuk melepaskan kekhawatiran dan bergantung sepenuhnya pada Allah, yang memiliki rencana yang indah bagi hidup kita. Sebagai umat Kristen, mari kita hidup dalam kesadaran akan kasih dan perhatian Allah yang tak terbatas, dan percaya bahwa di tangan-Nya, kita aman dan diberkati dengan kehadiran-Nya dan janji-Nya yang tak tergoyahkan.

 

Apa yang dapat direnungkan dari nas hari ini? Dari nas hari ini dapat direnungkan beberapa hal yang mendalam:

 

Pertama, kekuatan dalam ketidakpastian. Ketika Yesus mengatakan "Janganlah takut," Dia mengingatkan kita bahwa ketidakpastian dan kekhawatiran adalah bagian dari kehidupan, tetapi kita tidak perlu terjebak olehnya. Kekuatan kita bukan berasal dari keadaan atau kendali kita sendiri, tetapi dari hubungan kita dengan Allah Bapa yang penuh kasih.

 

Kedua, identitas kita dalam Kristus. Yesus menyebut kita sebagai "kawanan kecil." Ini mengingatkan kita akan kerapuhan kita sebagai manusia, tetapi juga mengarahkan kita pada pemahaman bahwa kita adalah milik Yesus Kristus. Sebagai pengikut-Nya, kita memiliki identitas yang diberikan oleh Kristus, yang memberikan arti dan tujuan yang mendalam bagi hidup kita.

 

Ketiga, Kasih Allah yang mencakup semua. Yesus menekankan bahwa Bapa surgawi telah "berkenan memberikan" Kerajaan-Nya kepada kita. Ini menunjukkan bahwa pemberian Kerajaan-Nya bukanlah hasil dari usaha atau prestasi kita, tetapi kasih karunia Allah yang melimpah. Ini adalah anugerah yang luar biasa dan mengajak kita untuk hidup dalam syukur dan pengabdian kepada-Nya.

 

Keempat, keutamaan Kerajaan Allah. Dalam konteks ayat ini, Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang paling berharga dan utama dalam hidup kita. Memprioritaskan Kerajaan-Nya berarti mengutamakan hubungan kita dengan Allah, serta mengikuti kehendak-Nya dalam segala hal. Ini mengajarkan kita untuk melepaskan kepentingan duniawi dan mencari terlebih dahulu Kerajaan Allah (Mat. 6:33). Karena itu, dengan renungan ini, kita diingatkan untuk hidup dalam ketenangan dan kepercayaan kepada Allah, mengetahui bahwa Dia adalah Bapa yang penuh kasih yang memimpin dan menyertai kita dalam setiap langkah hidup. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Kamis, 18 April 2024

Renungan hari ini: “PERUBAHAN STATUS KAUM YEHUDA DAN ISRAEL” (Zakharia 8:13)

 Renungan hari ini: 

 

“PERUBAHAN STATUS KAUM YEHUDA DAN ISRAEL”


 


Zakharia 8:13 (TB2) "Kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk di antara bangsa-bangsa, hai kaum Yehuda dan kaum Israel, sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!"

 

Zechariah 8:13 (NET) "And it will come about that just as you (both Judah and Israel) were a curse to the nations, so I will save you and you will be a blessing. Do not be afraid! Instead, be strong!"

 

Nas hari ini menunjukkan perubahan status atau nasib kaum Yehuda dan Israel. Sebelumnya, mereka telah mengalami kutuk di antara bangsa-bangsa, karena pengabaian mereka terhadap perintah Tuhan dan pengalaman mereka yang sulit seperti penindasan dan pembuangan. Namun, Zakharia meramalkan bahwa Tuhan akan mengubah nasib mereka. Tuhan akan menyelamatkan mereka dan membuat mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Ini merupakan janji pemulihan dan restorasi dari Tuhan kepada umat-Nya.

 

Pesan ini juga mengandung dorongan moral dan spiritual kepada kaum Yehuda dan Israel untuk tidak takut atau kehilangan harapan. Mereka diingatkan untuk menguatkan hati mereka, karena mereka sedang menghadapi masa-masa yang sulit atau tantangan besar dalam proses pemulihan mereka. Dalam hal ini, pesan tersebut memberikan harapan dan kekuatan kepada umat Allah untuk melalui masa sulit tersebut dengan iman dan keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya untuk menyelamatkan mereka.

 

Frasa "Kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk di antara bangsa-bangsa" mengacu pada masa lalu yang sulit bagi kaum Yehuda dan Israel. Mereka telah mengalami penindasan, pengasingan, atau penderitaan lainnya yang membuat mereka merasa terkutuk di antara bangsa-bangsa.

 

Dalam situasi itu, umat Israel menerima janji Keselamatan. "Sekarang Aku akan menyelamatkan kamu" menegaskan janji Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari segala kesulitan dan bahaya. Ini adalah janji pemulihan dan penyelamatan yang menawarkan harapan dan pengharapan baru bagi kaum Yehuda dan Israel.

 

Ada tanggung jawab sebagai orang yang menerima janji keselamatan yakni, mereka akan berperan menjadi berkat. "Sehingga kamu menjadi berkat" menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar untuk umat-Nya. Setelah diselamatkan, mereka tidak hanya akan mendapatkan kebaikan bagi diri mereka sendiri, tetapi juga akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain di sekitar mereka.

 

Nas hari ini juga merupakan panggilan untuk berani. "Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!" adalah panggilan untuk tidak takut meskipun menghadapi masa-masa sulit atau tantangan besar. Ini adalah ajakan untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya dan menguatkan hati dalam iman.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini mengandung beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, Allah mengubahan nasib. Pesan ini mengingatkan kita akan kemampuan Tuhan untuk mengubah nasib seseorang atau suatu kelompok. Meskipun mungkin kita telah mengalami masa-masa sulit atau menghadapi kutukan di masa lalu, Tuhan memiliki kuasa untuk membalikkan situasi tersebut dan menjadikan kita sebagai berkat bagi orang lain.

 

Kedua, ada janji Keselamatan. Pernyataan ini menekankan janji keselamatan Tuhan kepada umat-Nya. Meskipun mungkin kita merasa terpuruk atau terancam, kita dapat mempercayai bahwa Tuhan setia untuk menyelamatkan kita dari segala situasi yang sulit.

 

Ketiga, kita dipanggil untuk tidak takut. Pesan ini mengajak kita untuk tidak takut meskipun menghadapi tantangan atau ketidakpastian. Kekuatiran dan ketakutan seringkali dapat menghalangi kita untuk bergerak maju atau percaya kepada janji Tuhan. Oleh karena itu, kita perlu menguatkan hati kita dan mempercayai bahwa Tuhan akan memimpin kita melalui setiap perjuangan.

 

Keempat, hiduplah menjadi berkat. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain. Setelah mengalami keselamatan dan pemulihan dari Tuhan, kita memiliki tanggung jawab untuk memberkati orang lain di sekitar kita. Ini mencerminkan konsep bahwa berkat Tuhan kepada kita tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memperluas berkat tersebut kepada orang lain. Karena itu, dengan renungan ini, kita dapat diingatkan akan kuasa dan janji Tuhan, serta dipanggil untuk hidup dalam iman, keberanian, dan keberkatan bagi orang lain. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Rabu, 17 April 2024

Renungan hari ini: “ALLAH MEMBERIKAN KEPADA KITA BUKAN ROH KETAKUTAN” (2 Timotius 1:7)

 Renungan hari ini:

 

“ALLAH MEMBERIKAN KEPADA KITA BUKAN ROH KETAKUTAN”



2 Timotius 1:7 (TB2) "Sebab, Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan penguasaan diri"

 

2 Timothy 1:7 (NET) "For God did not give us a Spirit of fear but of power and love and self-control"

 

Nas hari ini membahas tentang pemberian roh Allah kepada kita. Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan penguasaan diri. Ada beberapa alasan mengapa Paulus menekankan pentingnya roh yang diberikan Allah daripada roh ketakutan:

 

Pertama, untuk mengatasi tantangan dalam pelayanan. Timotius adalah seorang pemimpin gereja muda yang menerima banyak tantangan dan tekanan dalam pelayanannya. Paulus ingin memastikan bahwa Timotius tidak terpengaruh oleh ketakutan atau kecemasan yang bisa menghambatnya dalam memenuhi panggilannya.

 

Kedua, untuk memberikan landasan iman Kristen. Ayat tersebut menegaskan prinsip dasar iman Kristen bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan penguasaan diri, bukan ketakutan. Ini memperkuat landasan iman Timotius dan memberinya keyakinan bahwa ia dapat menghadapi segala hal dengan kekuatan dari Allah.

 

Ketiga, karena kebutuhan akan Kasih. Paulus juga ingin menekankan pentingnya kasih dalam hidup seorang Kristen. Kasih Tuhan membangkitkan kita untuk mencintai dan melayani sesama dengan tulus, bukan karena ketakutan atau keterpaksaan.

 

Apa yang hendak direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, sumber Kekuatan. Ayat ini mengajarkan bahwa sumber kekuatan dan keteguhan dalam hidup orang percaya bukanlah ketakutan, tetapi datang dari Tuhan. Tuhan memberikan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan penguasaan diri kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa iman Kristen memberikan landasan yang kuat untuk mengatasi rasa takut dan kecemasan dalam hidup. Tuhan memberikan kekuatan kepada umat-Nya. Ini bukanlah kekuatan fisik semata, tetapi kekuatan spiritual yang memungkinkan orang percaya untuk menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan keteguhan. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu mengandalkan kekuatan kita sendiri, tetapi kita dapat bersandar pada kekuatan yang diberikan oleh Tuhan.

 

Kedua, Kasih. Salah satu aspek penting dari roh yang diberikan oleh Tuhan adalah kasih. Kasih Tuhan membawa kedamaian dan kehangatan dalam hidup orang percaya. Kasih tersebut memungkinkan kita untuk mengasihi sesama dan menghadapi hidup dengan sikap yang penuh kasih.

 

Ketiga, penguasaan diri. Selain kekuatan dan kasih, Tuhan juga memberikan penguasaan diri kepada umat-Nya. Ini menekankan pentingnya memiliki kendali atas diri sendiri dalam menghadapi berbagai situasi hidup. Dengan penguasaan diri, orang percaya dapat mengelola emosi, tindakan, dan pikiran mereka dengan bijaksana. Karena itu, dengan renungan ini, kita dipanggil untuk memperkuat iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan, kasih, dan penguasaan diri. Ini juga mengingatkan kita untuk tidak membiarkan ketakutan menguasai hidup kita, tetapi bersandar pada janji-janji Tuhan yang memberikan kekuatan dan keteguhan dalam setiap situasi. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Selasa, 16 April 2024

Renungan hari ini: “KEAJAIBAN KASIH DAN PERLINDUNGAN TUHAN DALAM KEHIDUPAN KITA” (Yeremia 51:50)

 Renungan hari ini:

 

“KEAJAIBAN KASIH DAN PERLINDUNGAN TUHAN DALAM KEHIDUPAN KITA”


 

Yeremia 51:50 (TB2) "Kamu yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berdiri saja! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam ingatanmu"

 

Jeremiah 51:50 (NET) "You who have escaped the sword, go, do not delay. Remember the Lord in a faraway land. Think about Jerusalem"

 

Ketika kita membaca kata-kata bijak dari Nabi Yeremia, kita dipanggil untuk merenungkan keajaiban kasih dan perlindungan Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam keadaan yang mungkin kelam dan penuh keputusasaan, kita bisa menemukan sukacita dan harapan dalam keselamatan yang diberikan-Nya.

 

"Kamu yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berdiri saja!" Pesan ini memanggil kita untuk tidak hanya bersyukur atas keselamatan fisik kita, tetapi juga untuk bertindak. Kita tidak boleh diam saja dalam kenyamanan keselamatan kita sendiri, melainkan harus siap untuk melangkah, bertindak, dan melayani sesama sebagai tanggapan atas kasih karunia yang kita terima.

 

"Ingatlah dari jauh kepada TUHAN." Dalam kesibukan dan tantangan kehidupan sehari-hari, mudah bagi kita untuk melupakan Allah. Namun, panggilan ini mengingatkan kita untuk senantiasa mengarahkan pikiran, hati, dan perbuatan kita kepada-Nya. Dalam ingatan akan Tuhan, kita menemukan kekuatan, hikmat, dan kedamaian yang kita butuhkan untuk melangkah maju dalam iman.

 

"Biarlah Yerusalem timbul lagi dalam ingatanmu." Yerusalem, sebagai simbol kekudusan dan harapan, mengingatkan kita akan janji-janji Allah yang belum terlaksana dan pemulihan yang masih akan datang. Dalam mengingat Yerusalem, kita diingatkan akan panggilan kita untuk mendoakan dan bekerja bagi kedamaian dan keadilan di dunia ini.

 

Dalam nas hari ini, Yeremia menyampaikan pesan kepada orang-orang yang berhasil lolos dari kehancuran Yerusalem. Pesannya adalah agar mereka tidak diam saja atau merasa aman hanya karena telah terhindar dari pedang. Sebaliknya, mereka diminta untuk mengingat Tuhan dan untuk tetap menjaga Yerusalem dalam ingatan mereka. Dengan mengingat Tuhan dan Yerusalem, orang-orang yang tersisa diharapkan tetap berpegang pada iman dan ketaatan kepada Allah, serta berharap pada pemulihan dan pemulihan kota yang suci bagi umat Israel tersebut.

 

Apa yang hendak direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini menyiratkan beberapa hal yang dapat direnungkan:

 

Pertama, kita harus bersyukur kepada TUHAN. Orang-orang yang terhindar dari kehancuran memiliki alasan untuk bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya. Namun, keselamatan mereka juga membawa tanggung jawab moral untuk tidak diam saja. Mereka diingatkan bahwa mereka harus menggunakan kesempatan ini untuk mengingat Tuhan dan menghidupi iman mereka dengan tindakan yang sesuai.

 

Kedua, kita harus merenungkan Kedaulatan Allah. Dalam situasi kehancuran dan keselamatan yang tidak terduga, orang-orang tersebut diingatkan untuk memperhatikan peran Allah dalam hidup mereka. Pengalaman mereka yang terluput dari malapetaka ini menunjukkan kedaulatan dan rahmat Allah yang tidak terbatas.

 

Ketiga, kita harus berkomitmen mengingat Yerusalem. Mengingat Yerusalem dan mengingat Tuhan memanggil orang-orang tersebut untuk memperbaharui komitmen mereka kepada iman dan kepatuhan kepada Allah. Ini adalah panggilan untuk hidup yang lebih konsisten dengan ajaran dan nilai-nilai spiritual. Karena itu, dengan renungan ini, kita dipanggil untuk bersyukur atas rahmat Tuhan, memperkuat iman dan komitmen kita, dan memelihara harapan akan pemulihan dan pemugaran, meskipun dalam situasi yang sulit sekalipun. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Senin, 15 April 2024

Renungan hari ini: “HIDUP YANG DIPENUHI ROH KUDUS” (Kisah Para Rasul 4:31)

 Renungan hari ini:

 

“HIDUP YANG DIPENUHI ROH KUDUS”



Kisah Para Rasul 4:31 (TB2) "Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani"

 

Acts 4:31 (NET) "When they had prayed, the place where they were assembled together was shaken, and they were all filled with the Holy Spirit and began to speak the word of God courageously"

 

Nas hari ini berbicara tentang hidup yang dipenuhi Roh Kudus. Ketika orang percaya berkumpul untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, itu menciptakan kondisi spiritual yang menghadirkan kehadiran Tuhan dengan cara yang khusus. Doa adalah cara bagi kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan ketika kita berdoa bersama-sama dengan fokus yang sama, itu menciptakan atmosfir yang siap menerima kuasa dan kehadiran Roh Kudus.

 

Goyangnya tempat berkumpul bisa dimaknai sebagai tanda dari Tuhan yang menunjukkan kehadiran-Nya. Ini mungkin terjadi secara fisik atau spiritual, tetapi pada dasarnya itu adalah tanda kehadiran ilahi yang mengisi tempat tersebut. Ketika Roh Kudus hadir, itu tidak hanya terasa, tetapi juga dapat dilihat atau dirasakan. Ini juga mencerminkan penggenapan janji Yesus kepada murid-murid-Nya tentang pengiriman Roh Kudus (Kis. 1:8). Ketika Roh Kudus turun, itu adalah bukti bahwa Tuhan setia terhadap janji-Nya. Ini memberikan keyakinan kepada orang percaya bahwa Tuhan selalu memenuhi janji-Nya.

 

Ketika seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus, itu memberikan keberanian dan kekuatan spiritual untuk memberitakan firman Allah dengan berani. Ketika kita diarahkan dan didorong oleh Roh Kudus, kita tidak lagi terpengaruh oleh ketakutan atau keraguan, tetapi kita menjadi saksi yang gigih dan penuh keberanian dalam menyatakan kebenaran firman Allah. Jadi, pernyataan tersebut menyiratkan tentang kekuatan doa bersama, penggenapan janji Tuhan, dan kuasa serta keberanian yang diberikan oleh Roh Kudus kepada mereka yang percaya untuk memberitakan firman Allah dengan berani.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini mengandung beberapa hal yang dapat direnungkan:

 

Pertama, kekuatan dalam berdoa. Para murid Yesus menunjukkan kekuatan besar saat mereka bersatu dalam doa. Persatuan dalam doa adalah sarana yang kuat untuk memperoleh kekuatan dari Tuhan. Ketika kita bersatu dalam doa dengan sesama percaya, Tuhan hadir di tengah-tengah kita untuk memberkati, menguatkan, dan memberikan arahan.

 

Kedua, kuasa Roh Kudus. Pengalaman para murid ini menegaskan pentingnya kuasa Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Ketika Roh Kudus turun, ia mengubah orang-orang biasa menjadi saksi-saksi yang berani dan penuh keberanian. Kuasa Roh Kudus tidak hanya memberikan keberanian, tetapi juga memberikan kebijaksanaan, kekuatan, dan penghiburan dalam setiap situasi.

 

Ketiga, ketekunan dalam Pemberitaan Firman Allah. Para murid ini tidak hanya dipenuhi dengan Roh Kudus untuk kepentingan pribadi mereka, tetapi juga untuk memenuhi misi besar Yesus Kristus, yaitu untuk memberitakan Injil kepada semua orang. Mereka memberitakan firman Allah dengan berani, tanpa merasa takut atau ragu, karena mereka tahu bahwa mereka didukung oleh kuasa ilahi. Karena itu, dengan renungan ini, kita bisa merenungkan pentingnya doa, pengaruh Roh Kudus dalam kehidupan kita, dan tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus untuk menjadi saksi-saksi yang berani dan tekun dalam memberitakan kabar baik Injil kepada dunia. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “ANUGERAH ALLAH YANG BESAR TELAH MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA” (Titus 2:11)

  Renungan hari ini:   “ANUGERAH ALLAH YANG BESAR TELAH MENYELAMATKAN SEMUA MANUSIA”   Titus 2:11 (TB2) "Sebab, sudah nyatalah anugerah...