I. PENDAHULUAN
Berdasarkan Tata Laksana GKPA, maka
ada beberapa hal yang menjadi tujuan pelaksanaan rapat Pendeta di GKPA, yakni:[2]
a.
Membahas dan
menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan status, tugas dan pelayanan Pendeta
serta Pelayanan GKPA pada umumnya.
b.
Memberi
pertimbangan dan usul terutama yang bersifat kerohanian dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan pengembangan, perwujudan maksud dan tujuan GKPA kepada Pucuk
Pimpinan dan Majelis Pusat.
c.
Membahas
perkembangan Teologi diperhadapkan dengan konfesi dan dogma yang dianut GKPA.
d.
Membahas
pelaksanaan tugas-tugas kependetaan yang ditetapkan dalam Tata Gereja, Tata
Laksana dan Peraturan GKPA lainnya.
Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka tahun ini kami dari Pengurus Rapat Majelis
Pendeta GKPA akan menyampaikan beberapa pemikiran diskursus teologi GKPA yang
perlu kita gali dan kembangkan serta beberapa metode pelayanan yang harus kita
bangun bersama dalam rangka mencapai visi GKPA, yakni: “Gereja yang unggul melayani dalam kebersamaan”.
II. PERKEMBANGAN TEOLOGI
Dalam
bagian perkembangan teologi ini kami akan bagi dalam dua bagian besar, yakni:
II.1.
Pendalaman Teologi GKPA
II.1.1. Ruhut
Parmahanion dan Pamincangon (RPP GKPA).
Untuk
meningkatkan mutu pelayanan kita di tengah-tengah warga jemaat GKPA, sudah
waktunya kita menerjemahkan dokumen RPP
GKPA ke dalam bahasa Indonesia dan kita sahkan secara bersama
penggunaannya. Konsep terjemahan RPP GKPA ini kami lampirkan dalam sajian ini
untuk kit baca dan sempurnakan demi kemajuan pelayanan kita ke masa depan (Lih.
Lampiran I).
II.1.2. Pelaksanaan
Persiapan Perjamuan Kudus di GKPA.
Dahulu pada masa zaman zending di tanah Batak, sebelum pelaksanaan Perjamuan Kudus, selalu didahului oleh persiapan Perjamuan Kudus. Artinya, sebelum mengikuti dan menghadiri Ibadah Perjamuan Kudus, warga jemaat dipesiapkan hati dan pikirannya satu minggu sebelum pelaksanaan Ibadah Perjamuan Kudus itu. Itulah sebabnya dalam Agenda GKPA yang lama tata ibadah persiapan Perjamuan Kudus ini masih dicantumkan. Namun dalam revisi Agenda GKPA, tata ibadah perpisapan Perjamuan Kudus ini dihapus. Kita tidak tahu apa alasan teologisnya mengapa hal itu dihapus dari Agenda GKPA. Kemungkinan karena warga jemaat tidak merasa perlu lagi ada persiapan tapi langsung saja ke Ibadah Perjamuan Kudus.
Dalam beberapa Gereja, pelaksanaan persiapan Perjamuan Kudus ini masih
tetap dipertahankan dan dilaksanakan sebelum memasuki Ibadah Perjamuan Kudus
itu. Caranya tidak seperti cara kita dulu harus di dalam ibadah di Gereja.
Persiapan pelaksanaan Perjamuan Kudus ini dilaksanakan dalam ibadah keluarga
(Partangiangan Wek/Sektor/Wilayah). Teknisnya adalah seusai kotbah, maka
penatua (baca: Sintua) membacakan bagian dari teks persiapan Perjamuan Kudus
dari Agenda GKPA. Kemudian, penatua menanyakan kesiapan diri dan hati warga
jemaat yang hadir pada ibadah keluarga itu untuk menghadiri dan mengikuti
Ibadah Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan Minggu depannya. Kegiatan ini
diwartakan di Gereja agar warga jemaat datang ke Ibadah Keluarga untuk
mempersiapkan diri menghadiri Ibadah Perjamuan Kudus.
Tradisi ini perlu kita tiru dan kembangkan kembali di GKPA. Karena
sesungguhnya setiap orang yang hendak menghadiri Ibadah Perjamuan Kudus harus
dibekali dengan pemahaman Firman TUHAN agar mereka benar-benar siap untuk
menerima sakramen Perjamuan Kudus sebagai sarana penghapusan dosa bagi kita.
Para pengkotbah pada ibadah persiapan itu harus mengaitkan teks Firman TUHAN
dengan rencana Perjamuan Kudus yang akan dilaksanakan oleh Gereja.
Berkaitan dengan pelaksanaan Perjamuan Kudus di GKPA yang belum menerima “Perjamuan
Kudus Anak” (Paedocomunion), maka
salah satu cara menampung pelayanan anak pada saat menghadiri Perjamuan Kudus
adalah dengan memberikan berkat kepada mereka seusai pelaksanaan Perjamuan
Kudus bagi orang dewasa. Anak-anak di bawa ke depan, lalu pendeta menumpangkan
tangan kepada mereka lalu mendoakan berkat bagi mereka dengan rumusan, “Tuhan
memberkati engkau” Amin.
II.2.
Beberapa Metode Pelayanan yang Unggul Melayani dalam kebersamaan.
Dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kita di GKPA, maka setiap Rapat Majelis
Pendeta GKPA kita harus mencoba memikirkan dan membicarakan metode-metode
pelayanan baru yang membangkitkan iman dan semangat warga GKPA untuk bertumbuh,
berkembang dan berbuah. Melalui forum yang mulia ini, kita para pendeta GKPA
duduk bersama memikirkan menu-menu baru dalam pelayanan kita di tengah-tengah
warga jemaat yang sedang kita layani. Sehingga kita pulang dari Rapat Majelis
Pendeta GKPA kita membawa oleh-oleh yang berharga bagi warga jemaat kita.
Dalam
persidangan yang mulia ini, kami mencoba menawarkan beberapa diskursus metode
pelayanan yang unggul yang bisa kita sepakati dan kembangkan, seperti:
II.2.1. Bulan Keluarga.
Dari 12
bulan yang kita jalani setiap tahunnya kita sepakati satu bulan kita gunakan
khusus untuk melayani keluarga. Bulan itu kita fokus mengambil tema tentang
keluarga. Bulan itu kita sebut dengan “Masa
Penghayatan Hidup Berkeluarga” (MPHB) GKPA. Tema setiap tahun dalam masa
penghayatan hidup berkeluarga ini bisa kita tetapkan pada rapat Majelis Pendeta
GKPA setiap tahunnya.
Jika kita
berkenan kita memilih bulan “Oktober”
sebagai bulan keluarga bagi GKPA. Mengapa? Karena pada bulan ini GKPA merayakan
hari jadinya. Sehingga semua rangkaian acara bulan keluarga ini akan diakhiri
dengan “Pesta Olopolop GKPA”.
Mungkin
kita bertanya, apa-apa sajakah rangkaian acara dalam bulan Keluarga GKPA ini?
Di bawah ini kita coba menyusun contoh rangkaian acara Bulak Keluarga GKPA,
sebagai berikut:
a.
Tema Bulan Keluarga GKPA 2018 adalah “Keluargaku adalah Surgaku”
b.
Pembukaan Bulan Keluarga GKPA Minggu, 6 Oktober 2018.
Tema ibadah: “Keluarga adalah Ladang
TUHAN yang harus digarap”.
c.
Forum Komunikasi Orangtua dan Anak, Sabtu, 12 Oktober
2018. Tema/Materi: “Aware tentang
Kesehatan Mental”.
d.
Penyegaran Janji Pernikahan, Minggu, 13 Oktober 2018.
Tema ibadah: “Menjadi Keluarga yang
sehati”.
e.
Pesona Kitab Suci dan Kidung Pujian, Sabtu-Minggu,
19-20 Oktober 2018. Kegiatan: (a) Lomba Cerdas Cermat Alkitab dan Buku Ende
Angkola-Mandailing, (b) Lomba Baca Indah Kitab Suci, (c) Lomba Vocal Group
Keluarga.
f.
Seminar Pasutri, Jumat, 25 Oktober 2018. Tema/Materi:
“Menyembuhkan Luka-luka Batin”
g.
Aneka Lomba Kebersamaan, Sabtu, 26 Oktober 2018.
Kegiatan: (a) Lomba memasak, (b) Lomba Pimpong, (c) Lomba Senam Maumere.
h.
Puncak Pesta Olopolop GKPA, Minggu, 27 Oktober 2018.
Tema ibadah: “Keluarga yang berpusat
kepada ALLAH”.
Inilah
contoh rangkaian acara dalam Bulan Keluarga GKPA 2018. Tujuan dari bulan
keluarga ini adalah untuk mengeratkan tali kasih di antara keluarga baik secara
pribadi maupun secara jemaat. Semua kegiatan ini menjadi kegiatan bersama rutin
GKPA.
II.2.2. Sekolah Alkitab Liburan (SAL).
Setiap
tahun anak-anak mengalami masa liburan sekolah yang cukup panjang. Terkadang
masa liburan ini tidak digunakan untuk kegiatan yang baik dan berguna.
Kebanyakan waktu liburan itu habis tanpa makna.
Dalam
rangka mengisi masa liburan panjang itu, GKPA mencoba menawarkan “Sekolah Alkitab Liburan” (SAL) bagi
anak-anak kita. Kegiatan ini sudah hamper 3 tahun belakangan ini gencar-gencar
ditawarkan oleh beberap instansi NGO kepada gereja-gereja. Namun tidak semua
gereja bersedia menerima program yang baik ini.
Kita bisa
menelusuri program ini di dunia maya dalam laman-laman situs, seperti: https://jeniuscaraalkitab.com, http://pepak.sabda.org, http://www.childrenareimportant.com, dan lain
sebagainya. Materi dan bentuk acaranya bisa kita unduh secara gratis dan kita
pelajari dengan baik.
GKPA sudah
saatnya menggunakan program ini untuk meningkatkan mutu pelayanan kita.
Anak-anak GKPA kita bekali dengan iman yang kuat selama mereka liburan. Minimal
dalam masa liburan itu, kita isi mereka dengan bekal Firman TUHAN.
II.2.3. “Selasa Pengajaran”
“Selasa
Pengajaran” adalah gerakan kebangunan spiritual jemaat GKPA. Program ini
didesain menjadi program unggulan gereja untuk melengkapi hidup spiritualitas
jemaat dan sintua serta majelis agar dapat menjadi pribadi dan komunitas yang
berwawasan, berkarakter, siap menghadapi tantangan iman, dan menjadi murid
Kristus dalam panggilan hidupnya sesehari.
Seperti
sebuah sandwich yang lengkap dan berlapis dengan kandungan gizi yang bermanfaat
bagi tubuh, program Selasa Pengajaran setiap bulannya juga memiliki ariasi
kegiatan tiap minggunya. Hal ini dikelola sedemikian agar setiap jemaat yang
mengikutinya merasakan paket lengkap sebagai seorang murid Kristus yang
diperlengkapi dalam hidup pelayanan sesehari.
Apakah
kegiatan yang dilakukan dalam “Selasa Pengajaran” ini?
a.
School of Ministry (SOM)
SOM
merupakan program pembinaan berkurikulum. SOM dibentuk sebagai wadah pendidikan
pelayanan bagi orang awam untuk memperlengkapi jemaat yang tidak pernah
mengenyam pendidikan teologi agar dapat melayani dengan dasar spiritualitas
yang benar, berintegritas, dan professional. Setiap jemaat dapat memilih salah
satu kelas yang diminati seturut dengan kerinduan hati masing-masing.
Adapun
kegiatan SOM ini adalah:
(1)
School of Disipleship (SOD).
(2)
School of Counceling (SOC).
(3)
Scholl of Prayer (SOP).
b.
Persekutuan Doa Malam (PDM)
Persekutuan
Doa Malam disusun untuk memfasilitasi kebutuhan hidup seluruh jemaat agar
memperoleh kekuatan melalui sharing dan doa bersama-sama. Kegiatan ini
diperlengkapi dengan pelayanan doa secara pribadi oleh para pendeta dan para
hamba TUHAN.
c.
Komunitas Unggul Melayani (KUM).
KUM ini
merupakan pembinaan bagi seluruh jemaat (pendeta, sintua, biblevrow, diakones,
majelis dan jemaat) untuk menggali topik-topik hangat dan actual dari sudut
pandang iman Kristen. Pembicara diundang sesuai dengan bidang topik-topik yang
akan didiskusikan, seperti: bidang teologi, pendidikan, parenting, kesehatan,
sosial, psikolog, negarawan, dll.
II.2.4. Menebar Firman TUHAN melalui Media Sosial
(Medsos)
Zaman kita
saat ini adalah zaman teknologi. Kemajuan teknologi harus bisa kita gunakan
untuk menyebar Firman TUHAN. Saat ini ada banyak media sosial yang bisa kita
gunakan untuk memberitakan Firman TUHAN, seperti: Facebook, Whats App,
Instagram, Line, Twitter, dll. Dengan media sosial ini kita bisa menjangkau
warga jemaat kita setiap hari untuk memberi makanan rohani bagi mereka.
Rata-rata warga jemaat GKPA sekarang sudah banyak yang punya HP yang konek ke
internet.
Dengan
media sosial ini kita sebenarnya kita sedang membukan jemaat GKPA “Dunia Maya”.
Jemaat ini kita layani setiap hari dengan menyebar Firman TUHAN.
II.2.5. Sistem Ujian Akhir Calon Pendeta GKPA
Mekanisme
tata cara penerimaan calon pendeta di GKPA sudah ada aturannya. Namun system
ujian akhir bagi para calon pendeta di GKPA perlu kita rumuskan bersama demi
mencapai tujuan yang lebih baik agar kita bisa meraih visi dan misi GKPA
2016-2041.
Secara
umum kita masih menganut system ujian tertulis dan wawancara sebagai sarana
pengujian calon tahbisan pendeta di GKPA. Pada umumnya mereka hanya ditanyakan
soal rumusan-rumusan berkat di dalam ibadah GKPA dan materi-materi lainnya.
Kedepan,
jika kita sepakat, sistem ujian akhir bagi calon tahbisan pendeta di GKPA kita
rumuskan sebagai berikut:
a.
Calon tahbisan pendeta GKPA diuji secara tertulis
tentang topik: Kitab Suci, Konfesi GKPA, RPP GKPA, Tata Gereja/Tata Laksana
GKPA, dan sejarah GKPA.
b.
Calon tahbisan pendeta GKPA mengikuti test sidang terbuka
di hadapan “Majelis Pedeta GKPA” dengan materi: (a) Etika/Moral, (b) Motivasi
diri, (c) Komitmen terhadap panggilan dan visi misi GKPA, (d) Loyalitas, (d)
Pengembangan GKPA.
c.
Calon tahbisan pendeta GKPA mendapatkan “Surat
Rekomendasi dan Penilaian” dari Pendeta Pembimbing.
Sistem ini
akan melihat potensi diri calon tertahbis di hadapan semua Pendeta GKPA,
sehingga kita bisa mengetahui secara dini kemampuan dan kelemahannya agar kita
bisa saling mengisi dan menguatkan sesama rekan pendeta di GKPA. Rasa korswa
dan kebersamaan kita akan terbangun sejak dini dengan rekan-rekan pendeta baru
di GKPA.
III. PENUTUP
Inilah
beberap pemikiran teologi dan diskursus teologi yang bisa kita gumuli bersama
dalam sidang Rapat Majelis Pendeta GKPA ke 55 ini. Semoga bermanfaat dan
berguna dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kita di jemaat yang kita
layani. Semoga!!!
Padangsidimpuan,
23 Oktober
2017
PENGURUS RAPAT MAJELIS PENDETA GKPA
Pdt.AHJ.Sibarani,S.Th. Pdt.Ramli
SN Harahap,M.Th. Pdt. Irwan M.Siregar,S.Th,M.Min.
Ketua
Sekretaris Bendahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar